Epilog; Since Day One

207 26 3
                                    

⚠️

Hari ini adalah hari dimana Bintang bisa tidur seharian tanpa memikirkan jadwal kuliah ataupun deadline tugas. Tentu saja, karena UAS udah selesai kemarin, makanya cewek itu bisa leha-leha sebentar sebelum yudisium dan mengurusi nilai-nilai yang kurang.

Meskipun begitu, sepertinya tidur seharian bukanlah opsi yang dipilih Bintang hari ini karena terlihat kalau dia sedang menguncir rambut di meja riasnya. Celana jeans andalan dengan basic shirt warna kuning pastel menandakan kalau dia berencana pergi ke luar. Dia lalu mengambil cardigan hitam dari lemari buat sekedar melindungi tangannya supaya tidak terpapar sinar matahari secara langsung.

Hari ini Bintang berencana buat mengembalikan buku-buku perpustakaan yang udah dia pinjam selama satu semester, udah janjian sama Aldo yang juga masih punya tanggungan perpus. Makanya sekarang tote bag Bintang isinya hanya beberapa buku perpustakaan.

Begitu keluar dari kosan, yang dilihat Bintang adalah Aldo di atas motor Beatnya, memakai flannel biru kesayangannya dengan jaket denim yang sudah tertempel parfumnya Aldo karena keseringan dipakai.

"Sumpah ya, jaket lo," gumam Bintang setelah naik ke boncengan.

"Kenapa jaket gue?" tanya Aldo sambil mengatur posisi spion kirinya agar bisa ngeliat wajah Bintang.

"Wangi banget, dari pintu kosan udah kecium."

"Masa sih? Gue copot aja nih?" lalu Aldo sudah ancang-ancang buat melepas jaketnya, tapi langsung disemprot Bintang.

"Ya enggak! Gue suka wanginya, maksudnya tuh kenapa bisa wangi banget gitu, paham nggak sih?!"

Tanpa Bintang tau, Aldo tersenyum kecil di balik kaca helmnya sebelum menjalankan motor. Hatinya masih berbunga-bunga karena semalam dia baru aja meresmikan hubungan dengan Bintang. Sampai detik ini sikap keduanya masih sama aja, masih belum terasa kalau udah pacaran. Aldo jadi khawatir jangan-jangan Bintang lupa kalau semalem dia habis ditembak.

Kekhawatiran Aldo tidak terbukti karena tangan Bintang bergerak dari belakang, memeluk perutnya. Kebiasaan yang baru mengingat selama ini kalau boncengan Bintang cuma pegangan pundak. Menyadari hal itu membuat Aldo senang setengah mati, untung dia bisa mengontrol emosinya sehingga motor yang ia kendarai tidak oleng.

Di belakang, Bintang juga sama deg-degannya. Sialan, dia baru sadar kalau proporsi tubuhnya Aldo membuat cowok itu enak banget kalau dipeluk seperti ini. Sedikit penyesalan muncul di pikirannya Bintang karena selama ini dia cuma pegangan pundak, tau gitu dipeluk aja dari dulu.

Dia kira, momen memeluk Aldo di atas motor merupakan hal paling mendebarkan yang akan dia alami hari ini. Ternyata Bintang salah. Baru aja sampai di parkiran, Aldo sudah berulah seolah menunjukkan kalau dia pacar yang baik.

"Boleh ya?" tanya Aldo sebelum tangannya meraih tangan Bintang lalu menggenggamnya.

Wajahnya Bintang langsung merah padam, "Ngapain nanya sih ah!" protesnya, lalu memandangi tangan mereka berdua yang sekarang saling bertautan.

Jujur, Bintang deg-degan parah. Jantungnya seolah mau meledak karena saking senangnya. Kalau Aldo nggak usah ditanya, rasanya pengen teriak sambil terjun dari lantai dua belas walaupun diliat dari luar mukanya kalem-kalem aja. Padahal ini bukan pertama kalinya mereka gandengan, tapi tetep aja, rasanya ada yang beda.

Sepanjang jalan dari parkiran menuju perpustakaan pun nggak ada yang bereaksi berlebihan sama mereka berdua, karena saking seringnya barengan jadi semuanya menganggap biasa aja kalau tiba-tiba mereka jalan sambil gandengan kayak sekarang.

Ada sedikit kejadian menarik, dimana saat baru aja keluar dari perpustakaan, secara nggak sengaja Aldo dan Bintang berpapasan dengan Arjuna yang sepertinya baru selesai UAS. Melihat sosok itu, Aldo secara spontan langsung mengeratkan genggamannya pada tangan Bintang, sementara Arjuna terlihat bingung mau menyapa mereka berdua atau tidak.

[COMPLETED] Sejak Hari Pertama // DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang