Author Pov
Aksa menatap foto Arunika di laptopnya. Dia rindu saat-saat kebersamaan bersama Arunika. Kekasihnya yang ditinggalkan demi Melanie yang sekarang ini selalu menuntutnya dan menyuruh-nyuruh Aksa seakan dirinya seorang putri.
Melanie datang ke kantornya dengan rambut bercat baru berwarna bronze. Dia duduk di meja Aksa. Aksa cepat-cepat menutup laptopnya tanpa mematikannya. Mereka saling bertatapan.
"Nanti malam kita harus menyelesaikan masalah ini." kata Melanie memulai.
"Masalah apa? Kamu yang membuat masalahnya menjadi semakin runyam kan?"
"Kamu menyalahkan aku?" Melanie menunjuk dirinya sendiri dengan mata yang dipenuhi amarah.
"Ini, kantor, Mel. Tolong jaga sikap dan suaramu di sini."
"Aku nggak peduli!"
Sikap keras kepala Kalina membuat Aksa kesal. Tapi, dia tidak mungkin memarahi Melanie kan. Melanie akan semakin menjadi-jadi kalau dia memarahinya. Bisa-bisa Melanie menangis histeris dan melakukan playing victim seakan Aksa sudah melakukan kekerasan.
"Jadi, kamu maunya apa?"
"Nikahi aku?"
"Apa?" Mata Aksa membelalak mendengar permintaan Melanie. Berpacaran dengan Melanie saja sudah membuat tensinya naik apalagi memiliki istri seperti Melanie.
"Kenapa kamu kaget begitu?" Melanie tampak tersinggung.
"Aku rasa banyak yang perlu kita selesaikan terlebih dulu, Mel."
"Alasan aja!"
"Menikah nggak segampang menentukan minuman yang akan kita minum."
"Kenapa kamu masih ragu sama aku?"
"Aku butuh waktu." Aksa tampak frustrasi.
"Aku nggak mau tahu, kamu harus nikahin aku karena sekarang aku sedang hamil!"
Aksa terkejut bukan main. Dia tercenung untuk beberapa saat hingga Melanie mengulangi pernyataannya.
"Aku sedang hamil. Dan kita harus menikah secepatnya, Aksa." Nadanya penuh ancaman.
***
Arka menyalakan musik kesukaannya di ponsel saat melihat Alena yang mengenakan jumpsuit warna kuning melangkah cepat ke arah ruangan Adit.
"Alena!" Dia melepas headset-nya. Hampir saja dia memanggil Alena dengan Alien.
"Apa, Ka? Aku nggak punya banyak waktu." Katanya sok sibuk.
"Nggak papa sih. Cuma kemarin malam Adit bilang kamu sakit. Kamu udah sembuh?"
Alena mengangguk cepat. "Ma'af, aku harus ketemu Adit."
Arka memberikan senyum pada Alena. "Silakan. Hati-hati ya." Katanya dengan cengiran mengejek.
Alena hanya mengernyit melihat cengiran ejekan Arka itu.
"Dit," Alena seperti biasa masuk tanpa mengetuk pintu ruangan terlebih dulu.
"Alena..." Adit sebenarnya belum siap bertemu Alena. Dan rasanya dia memang tidak ingin bertemu dengan Alena tapi kekasihnya itu sudah datang sepagi ini di kantornya.
"Sebentar lagi aku mau meeting." Kata Adit.
"Nggak papa, aku bakal nunggu di sini."
"Apa kamu nggak punya kegiatan lagi selain menungguku di kantor?" Pertanyaan Adit membuat Alena tersinggung.
![](https://img.wattpad.com/cover/252379589-288-k387570.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Life With The Boss (Young Adult Romance 21+)
Romance"Tolong ya, Pak, saya tidak mau disentuh barang seinchi pun." Itu adalah kalimat pertama yang meluncur dari kedua daun bibirku setelah kami sah menjadi pasangan suami-istri. Tidak ada pesta mewah. Hanya dihadiri orang-orang terdekat. Bahkan aku tida...