kesan pertama

35 5 3
                                    

"Apa lo liat liat," semprot Miko yang berjalan di depan kelas menyilangkan kedua tangannya di depan dada pada Mala.

Padahal Mala cuma duduk diam ditempatnya menatap kosong kedepan.

Pikiran Mala mendadak jadi penuh dengan umpatan untuk Miko,ia benar benar kesal pada anak laki laki yang kini menjadi ketua kelasnya itu.

Kemarin setelah istirahat pertama usai,semua teman kelasnya sepakat melakukan pemilihan tanpa wali kelas mereka yang memang tak bisa hadir hari itu.

Dan tentu saja sesuai dugaannya pemilihan itu dilakukan penuh dengan konspirasi ala anak remaja yang sialnya menyeretnya turut serta dalam rencana anak laki laki yang didengarnya sebelumnya.

Hasilnya menjadi seri jika suara semua anak laki laki memilih Miko dan anak perempuan memilih Tiara tanpa dirinya.

Mala kelihatan mencolok ditengah tengah karena duduk sendirian membuat jumlah suara menjadi ganjil,ia seperti jadi penentu yang bahkan tak peduli dengan pemilihan hari itu.

Semua anak laki-laki dibelakang meneriakinya untuk memilih Miko meskipun mereka bahkan tak mengetahui siapa namanya.

Mala melangkah santai kearah papan tulis di depan kelas memegang spidol hitam ketika gilirannya tiba untuk memberikan suara,disebelahnya ada Miko dan Tiara sang kandidat ketua kelas.

Miko mendekat ke arahnya, "jangan pilih gue,gue gamau jadi babu lo semua ye,"bisiknya pada Mala yang sejak awal tak berniat memilihnya.

Namun setelah mendengar apa yang dikatakan Miko,ia jadi berubah pikiran dan memutuskan untuk menuliskan garis vertikal hitam disamping nama Miko.

Melihat itu semua,anak laki laki pun langsung heboh merayakan kemenangan Miko yang malah berkacak pinggang menghadang Mala kembali ketempatnya kelihatan tidak senang sama sekali.

Mala dengan sigap menghindar dan berlari kecil kembali ketempatnya,tanpa peduli kilatan amarah dari Miko.

Itulah mengapa Miko sepertinya memiliki dendam untuknya,dan mulai bersikap seakan akan dia itu musuhnya.

Mala tetap memandang lurus kedepan yang tentu saja disalahpahami Miko mengira ia sedang menantangnya, "apa? Ngeliatin. Gue colok nih." Ancam Miko mengangkat dua jarinya sok galak.

Tapi Mala tak takut,di matanya Miko malah terlihat konyol dan bodoh.

Padahal waktu pertama kali ia melihat dan mendengar Miko menyemprotnya ia agak sedikit ngeri,tapi kini tak lagi.

Sekarang ia tahu Miko tak lebih hanya seorang anak sok jagoan yang berlagak seperti bos,padahal dia sendiri kacungnya.

Lagian kemana perginya sih empat orang yang duduk di depannya.

Inikan masih jam pelajaran meskipun gurunya lagi lagi tak hadir.

Mentang mentang jam kosong mereka jadi pada lesehan di depan dan belakang kelas.

Tapi sekali lagi,yang aneh itu dirinya!

Tak heran kalau mereka berkumpul duduk lesehan begitu untuk mengobrol,bukannya duduk sendirian begong begini,pantas saja tadi Miko menyalahpahaminya.

Mala semakin menyadari kemampuan bersosialisasi nya yang payah.

☘️☘️☘️

Setelah melalui hari yang penuh dengan jam kosong,akhirnya bel pulang berbunyi juga.

Mala jadi curiga,jangan jangan bukan cuma Andin yang belum balik pulang kampung,tapi guru guru nya juga.

Biasanya ia sangat senang mendengar bel pulang sekolah berbunyi dan langsung melesat pulang.

Tapi hari ini ia harus bersabar sedikit lagi,karena kebagian piket besok.

Iya,besok. Tapi peraturan di kelasnya tahun ini mengharuskan anak yang piket hari rabu membersihkan kelas sepulang sekolah hari selasa dan begitu seterusnya.

Kreatif sih,usulan itu muncul dari Miko.

Meskipun alasan dibaliknya adalah karena ia malas datang lebih pagi untuk piket.

Karena kebanyakan murid lainnya juga begitu maka mereka semua langsung menyetujuinya.

Diam diam Mala juga setuju sih,dia juga kan malas datang lebih pagi.

"Mal,kamu nyapu dari bagian paling belakang barisanmu aja ya,tadi kita bertiga udah bagi tugas nyapu barisan yang lain," usul salah satu teman piketnya bernama Lyla.

"Oke."

Mala menghembuskan nafas pelan ketika sampai dibarisan paling belakang.

"Lu nggak pulang?" tanya Mala pada Miko yang masih duduk di kursinya tanpa melakukan apa apa.

"Nanti,"jawab anak itu singkat.

"Yaudah pindah dulu,gue mau nyapu."

"Nyapu tinggal nyapu,tuh,"balas Miko seraya mengangkat kedua kakinya keatas kursi.

Mala menatap jengkel setengah mati pada cowok itu, "kalau gitu nanti angkat sendiri bangku lu ke atas meja ya." pinta Mala mencoba tetap sabar.

"Emang anak cowok nya kemana?"

"Nih,"tunjuk gadis itu pada Miko, "lu juga anak cowok kan?"

"Bukan gitu,"Miko bangkit berdiri dengan cepat mengundang decakan marah Mala.

KAKI ELU WOY,SAPU GUE KEINJEK!

Amuk Mala dalam hati tapi muka masih sabar.

"Bukan apanya?! Lu bisa minggir dulu gak si? Ini gue susah nyapunya," paksa Mala menarik sapunya yang terinjak kaki Miko,tak bisa sabar lagi.

"Lyla!" panggil Miko pada temannya yang sedang menyapu diambang pintu tak menghiraukan Mala yang hampir naik pitam sama sekali.

"Apa Ko?"

"Yang piket anak cowoknya siapa aja hari ini?"

Lyla mengerutkan keningnya bingung,"kan lu,sama Dery."

"Hah?!"sahut Miko tampak terkejut.

"Kok gua? Gua kan besok,hari kamis."sambung Miko membela diri.

"Kan lu yang ngotot tadi pengen tukeran jadi hari rabu! Yang piket rabu ya sekarang piketnya," balas Lyla gemas membuat semua orang yang sedang piket susah payah menahan tawanya termasuk Mala

"Lu yang ngatur!" tambah Lyla semakin membuat anak laki laki itu malu.

Miko mulai berkacak pinggang melihat kearah Mala, "apa?" tanya gadis itu.

"Minggir," Mala menggeser tubuhnya kesamping memberi jalan Miko yang hendak pergi keluar.

Mala kira Miko akan pergi keluar atau langsung pulang karena kepalang tanggung dan juga malu.

Tapi apa yang dilakukan Miko diluar dugaannya.

"Gua angkat semua bangku nya dulu,baru lu nyapu biar gampang,"kata Miko mulai mengangkat kursinya satu persatu dimulai dari tempat duduknya hingga kedepan.

Dari tadi kek,komentar Mala yang tak tersentuh sama sekali dengan perlakuan baik Miko untuk pertama kalinya itu.

"Padahal tadinya gua cuma mau mantau anak yang piket,taunya hari ini gua juga piket,"curhat Miko entah pada siapa.

"Sialan si Dery ngibulin gue. Liat aja besok pagi gua pites pites tu anak kayak kutu!" kesal Miko setengah membanting kursi terakhir yang perlu diangkat nya keatas meja mengejutkan semua orang.

Mala sudah geleng geleng kepala tak percaya dengan kelakuan ketua kelasnya itu.

Inilah alasan mengapa ia kehilangan kesan pertamanya pada Miko.

Ketua kelas Mala [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang