بسم الله الرحمن الرحيم
"Apapun yang kamu lakukan hari ini akan mempengaruhi masa depanmu nanti. Setiap detik, menit bahkan jam akan sangat berarti. Fir'aun saja hanya terlambat beberapa detik menyadari kesalahannya selama ini, sudah tak berguna lagi. Dari situ seharusnya kita mengerti bahwa waktu tak akan bisa terulang kembali. Sekalipun kamu memohon untuk kembali ke masa itu lagi. Penyesalan mu sudah tak ada artinya lagi. Jadi hargai setiap detik yang kamu miliki saat ini"
*****
"Assalamualaikum bunda adek pulang" salam ku memasuki rumah. Membuka sepatu dan kaos kaki setelah itu mencium tangan bunda.
"Waalaikumsalam anak bunda. Langsung mandi gih habis itu turun makan siang. Kamu naik angkot apa ikut temen dek pulangnya?"
"Adek naik angkot bun, temen Ade hangout semua jadi gak ada yang bisa nganterin" aku mencoba tersenyum kepada bunda mengingat aku tak diberikan izin perihal hangout.
"Maafin bunda ya dek. Bukannya bunda gak ingin ngasih izin ke adek, tapi adek tau sendiri kan ayah gimana? Bunda enggak mau liat Ade di marahin ayah nanti" aku tersenyum maklum menanggapi bunda.
"Iya bunda adek ngerti kok" ucapku ke bunda memaklumi
"Ya udah jangan lesu gitu mukanya. Sana mandi terus sholat. Kalo udah sholat temenin bunda makan siang ya dek"
"Siap bunda"
Aku menaiki tangga menuju kamarku yang tak begitu luas. Ku rebahkan tubuhku karena merasa lelah. Tak mau mengukur waktu, aku segera bergegas untuk mandi dan sholat Dzuhur.
Setelah siap dengan setelan yang lebih santai aku turun untuk makan siang bersama bunda."Bunda Abang sama ayah belum pulang?" Tanyaku sambil mencepol asal rambutku.
"Belum dek, katanya ayah nanti pulang agak sorean ada meeting mendadak katanya. Kalo Abang masih ada kegiatan di kampus" aku mengangguk dan duduk di kursi makan didepan bunda.
"Bunda masak apa nih?"
"Bunda masak telur balado sama ayam goreng dek. Jangan lupa sayurnya biar sehat"
"Iya bunda juga jangan cuma adek"
"Ini bunda udah banyak. Adel harus jaga pola makan biar sehat. Kalo sehat kan enak, ngelakuin apapun bisa. Sebenarnya bunda cemas tau, biasanya adek gak mau sarapan di rumah"
"Adek sarapan kok Bun disekolah, adek cuma takut telat aja ke sekolahnya bun makanya gak sarapan di rumah" ucapku sambil cengengesan.
"Makanya disuruh tidur tuh tidur beneran jangan keasikan baca novel sampe lupa waktu, adek kan udah mau dewasa biasain atur waktu dengan baik dek" bunda menyentil dahiku. Aku meringis pelan.
"Iya bun Adek usahain kok tidur awal hehe"
"Jangan cuma omongan aja ya dek, harus dengan tindakan juga. Ya udah makan gih jangan lupa baca doa"
"Iya bundaku sayang"
*****
Jam menunjukkan pukul 18.00, adzan Maghrib sudah berkumandang. Dengan malas aku mengambil air wudhu bergegas turun untuk sholat bersama ayah, Abang dan bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bi Idznillah
Non-FictionIni cerita tentang seorang wanita bernama Hujan Senja. Tentang kisah perjalanan seorang senja yang ingin mencoba merajut iman. Bangun dari luka masa lalu yang sering kali meluluh lantakan hati dan fikiran. Bagaimana lanjutan dari cerita seorang Huja...