plaak, suara tamparan dari tangan ayahku menggema ke seluruh ruangan
tidak usah kaget ini hal biasa, hari ini aku dipukul karena tidak sengaja memecahkan piring saat mencuci, ini normal kan ?
"kamu ini anak ngak berguna" teriak ayahku setelah memukulku lagi
"jangan terus memukulnya" kata ibuku dari seberang ruangan
"jika dia sakit biaya rumah sakitnya mahal, kau ingin membayarnya ? aku sihh tidak" ntah aku harus senang atau tidak, setidaknya ayahku tak akan memukulku lagi untuk hari inisreet, ayah ku menariku kekamarku lalu mengunci pintu agar aku tak bisa keluar
setiap hari selalu seperti ini, biasanya aku akan pergi kuliah sebelum mereka bangun lalu pulang pukul lima jika lebih dari itu tentu saja aku akan dipukul lagi, setelah itu mengerjakan pekerjaan rumah, dari menyapu, mengepel, mencuci piring dann lain-lain, pukul 9 aku akan di pukuli karena masalah kecil yang aku buat atau kadang karena tidak ada masalah sama sekali, sehabis dipukul diseret kekamar lalu mereka akan mengunci pintu kamar ku dan hanya membukanya pukul 12 lewat saat pintu dibuka itu pertanda bahwa aku harus membersihkan rumah atau bisa dibilang apartement kecil di pinggir kota ini
cklek, ayah ku membuka pintu kamar pukul 1 hari ini lebih lambat dari biasanya, aku keluar setelah mendengar pintu kamar orang tua ku tertutup agar tidak perlu bertemu mereka
seperti biasa banyak botol alkohol beserakan kemana-mana sampah makanan, baju di seluruh ruangan, dan bau busuk ntah dari mana yang menjadi teman tidurku setiap hari
aku mulai membersihkan kekacauan ini, membuang botol alkohol yang sudah pecah, lalu menyimpan yang masih bagus agar bisa ku jual, memungut baju yang berserakan dan tak lupa untuk mencucinya
setelah selesai membereskan semua aku makan dengan makanan sisa yang orang tua ku sisakan, tidak usah tanya rasanya seperti apa aku bisa makan pun sudah syukur
tok..tokk pas sekali setelah aku selesai makan aku mendengar suara ketukan pintu kecil dari pintu depan, dengan semangat tapi hati-hati aku membuka pintunya
"jeonginnnn......" aku memanggil nya sambil setengah berbisik agar orang tuaku tak terbangun
dia tak menjawab hanya tersenyum, senyum manis yang sudah aku suka sejak lama
dia menuntun ku untuk duduk di sofa ruang tamu
"mana yang sakit ?" tanpa basa-basi dia bertanya
"disini" aku menunjuk tangan ku yang tadi kugunakan untuk melindungi wajah ku, menjadikannya agak lebamjeongin mulai membuka tasnya dan mengeluarkan obat-obat untuk lukaku
sambil jeongin mengobati lukaku aku akan menceritakan sedikit tentang kami
aku bertemu jeongin saat umur kita 5 tahun kita bertemu di taman beramain depan apartement lamaku, dia yang menolongku saat hampir terjatuh di perosotan, sejak saat itu aku mulai sering mengikutinya saat bermain dia juga senang dengan kehadiranku kadang dia mentraktirku jajanan di depan apartement, lalu saat kita masuk sd ternyata kita satu sekolah, ini yang membut kita jadi bersahabat sangat dekatjeongin tau segalanya tentang ku, dari aku yang suka dipukuli orang tua, masalah-masalah ku, bahkan sampai makanan favoritku,
sedangkan aku tidak tau apapun tentang dia, aku bahkan tidak tau dimana dia tinggal, atau latar belakang orang tuanya, tapi aku berpikir karena
dia adalah tipe pendengar yang baik dan sangat peka, jangan bandingkan dengan aku, aku tak peka sama sekali."selesai" , kata jeongin setelah selesai membersihkan dan mngobati lukaku
aku tesenyum berpikir jika aku sangat beruntung memilikinya
"kamu udah makan?" tanyaku
"belum, kamu udah?"
"udah tadi"
"pake apa ?"
"hehe" aku hanya terkekeh, karena jeongin tau aku pasti hanya memakan makanan sisa orang tua ku
"hahhh..." jeongin menghela nafas pelan
"aku bilang kan jangan makan makanan sisa, kalo laper telfon aku, aku bisa dateng kapanpun yang kamu mau"fyi walau aku tak tau banyak tentang jeongin aku tau kalau dia pasti orang kaya atau setidaknya jauhh lebih kaya dariku
"iya maaf" jawabku sambil menundukan wajah, walau saat senyum terlihat sangat manis tapi wajah jeongin akan berubah lebih tegas jika sedang marah.
dia lalu membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah tupperware merah
"ini, aku ada firasat pasti kamu belum makan ada ayam sama sayur, sayurnya jangan lupa diabisin"walaupun aku miskin tapi aku tetap tidak suka sayur dalam bentuk apapun dan tentu saja jeongin tau
"iyadeh kali ini aku makan, kamu ngak pulang ?" aku bertanya karena ini sudah jam setengah tiga sedangkan kita akan berangkat kuliah jam 7, iya kami satu sekolah dari sd sampai sma dan sekarang pun satu kampus
"iya ini mau pulang kamu kekamar aja sana, aku pulang setelah kamu masuk kamar", dia selalu seperti ini katanya untuk memastikan aku sampai dengan selamat padahal hanya dari ruang tamu ke kamar ku tidak sampai lima langkah
"yaudah aku masuk yaa kamu ati-ati dijalan awas ada setan"
"ini bukan didepan aku setannya ?" jawab jeongin menanggapi candaan ku
"hehehe enak aja, mana ada setan cantik kaya aku"
"iya iya, udah sana kekamar, jangan lupa jam 7 ditaman, kita ke kampus bareng"
"okeyy bos" jawabku setelah itu langsung kekamar, setelah mendengar pintu depan tertutup yang artinya jeongin sudah pulang akupun mulai tertidur—————————————
keesokan paginya aku bersiap-siap untuk pergi kuliah, walaupun tidak ada kelas pagi aku biasa pergi pagi untuk menghidari orang tuaku
pukul 7 aku sudah sampai taman sambil menunggu jeongin datang
dari jauh aku bisa melihat jeongin dia memakai celana jeans hitam dengan kaos putih bertuliskan merek mahal dari luar negri, walau hanya memakai setelan simpel dimata ku dia tetap tampan :)
"udah sarapan ?" jeongin selalu memastikan bahwa aku makan tepat waktu,aku memang tipe orang yang punya nafsu makan kurang baik
"belom" aku menjawab seadanya saja
"sarapan dulu ya, aku ngak ada kelas pagi kamu juga ngak ada kan ?"
"ngak ada kok"
"mau makan apa ?"
"terserah kamu apa aja aku suka kok"
"yaudah, jalan aja ya tempatnya deket"
"iyaa"sambil berjalan tak lupa jeongin menggegam tanganku dengan lembut, aku suka saat dia memberi perhatian-perhatian kecil seperti ini
"aku ada kelas jam 8 kamu kelas jam 12 kan ? tunggu aku di taman depan kantin aja ya, jangan kemana-mana" perintah jeongin
"oh iya aku lupa bilang kamu, aku pagi ini mau nyari kerja part-time lagi boleh kan ?" sebenarnya jeongin selalu melarang ku untuk kerja part-time tapi karena aku terus memaksa akhirnya dibolehkan dengan syarat tempatnya harus dekat rumah atau kampus kita
"kila" jeongin memanggil namaku lalu menatap ku dengan tatapan agak dingin
"kamu kenapa ngak pernah nyerah sii, kamu udah nyari kerja part-time selama 2 bulan dan ngak ada yang nerima, lagian aku juga udah kasih kamu uang bulanan kan ? kurang ? kalo kurang bilang, aku tambah lagi aja yaa ?""ihhh ngak gitu, ngak kurang kokk, lebih dari cukup malah tapi kan aku ngak enak kalo ngerepotin kamu terus, kamu kan juga yang bayar uang kuliah dan kebutuhan aku yang lain"
"ngerepotin? ,kamu pikir aku siapa siii?? aku udah temenan sama kamu lebih dari 10 tahun, kalau kamu laper aku juga laper, kamu capek aku juga capek, kamu sedih aku juga sedih, jadi udah yaa ngak usah gaenak2an"
"tapi tetep boleh nyari kerja kan ??"
"terserah"
kalau lagi ngambek begini jujur jeongin terlihat percampuran lucu tapi juga menyeramkan————————————-
haai ini ff pertama ku maaf ya kalo rada gak jelas atau membingungkan 😭
kalau ada kritik atau saran supaya cerita ini bisa lebih baik lagi tolong comment disini yaa
jangan lupa vote juga kalo kalian suka supaya lebih semangat aku up nya
❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
my guardian ? | jeongin ff
Фанфикdia adalah pelindungku, harusnya melindungiku bukan ? aku selalu merasa terlindungi setidaknya selama 10 tahun? tapi akhir-akhir ini ntah mengapa terasa berbeda lebih seperti memaksa atau mengekang apa karena ada orang baru ini ? :)