Hi Ini aku

10 3 0
                                    

Mentari perlahan-lahan melontarkan cahayanya, menampakkan dirinya dan memberikan senyumnya. Kini ia telah keluar dari tempat persembunyiannya dan awan-awanpun mulai menutupi, langit biru menjadi putih bergelombang, awan memang pandai ya melukis langit!. Pagi ini sama seperti pagi yang biasanya aku lewati, mentari yang selalu menemaniku di setiap harinya sampai ia pergi untuk beristrirahat dan berjumpa lagi esok hari.

“Kak pagi ini cerah ya, apalagi mentarinya yang bersinar banget!,” seruku kepada kak Gladis kakakku satu-satunya ini, yang sedang berjalan menuju kelas dengan muka yang masih kusut.

“Ia ia ia, emang ngga bosen apa loe ngomongin itu mulu?” balas kak Gladis yang terlihat matanya sepet-sepet asem karena masih mengantuk.

“Ngga,” balasku didepannya yang berjalan mundur dihapadan kak Gladis sambil tersenyum.

“Kak aku duluan ya,” ujarku dan pergi berlari menuju ke kelas, seperti yang anak-anak tk lakukan sedangkan, kak Gladis hanya berjalan santai menuju kelasnya dengan gaya feminimnya itu. Aku sama kak Gladis emang beda banget, kak Gladis itu cewek banget, feminim, anggun, manis, cantik, baik, beda banget kek adiknya ini dandanan ngga jelas, pokoknya malu-malu’in de. Untung sadar diri. Hhehe…

“Lala……………,” teriakku dari teras kelas sampai ke dalam kelas sambil berlari dan langsung nginjek rem saat udah didepan Lala dengan tersenyum lebar.

“Aduh, Gadis kuping Lala bisa budek dengerin Gadis teriak-teriak mulu dari pagi, hampir setiap hari lagi, ” Omel Lala sahabatku ini.

‘Gadis’ yaps itu adalah nama aku, aku adalah anak gadis yang bernama Gadis.
“Aku itu kangen Lala ku sayang,” balasku lebay dan mulai menggoda Lala.

 “tapi  ngga kayak gini juga kaliii…..,” balas Lala.

“Maaf de,” ujarku menunduk dengan gaya khas ku yang bertingkah kayak anak-anak itu.

“Ia ia…,” balas Lala  sambil mencubit pipiku yang temen-temenku suka menjulukiku dengan sebutan ‘bakpao’,  ya apa lagi coba alasannya kalau bukan karna ke-chuby-an pipiku ini.

“Oh ya, La kamu udah belum PR dari bu Shinta?”

“Ya jelas udah dong, Lala gitu loh…,walaupun ngga semuanya si,” balas Lala dengan santainya dan gayanya itu.

“Em… pasti mau nyontek ya…?” tebak Lala dengan nada menggoda bercampur dengan sedikit mengejek.

Tak ada yang bisa ku lakukan, aku yang hanya tersenyum malu kayak anak kecil yang mau minta permen dan balon.

“Nggak ah,” jutek Lala.
 “Ih!, Lala jahat!, sebel deh!” balasku ngambek.
 “Yaudah aku ngerja’in sendiri aja de,” sambungku yang terlihat lesu.

 “Emang yakin waktunya cukup? 15 menit lagi loh…?”
 “Ngga juga si,”
“Lala tau kok otaknya Gadis itu cair, tapi emang keburu 10 soal dalam waktu 5 menit,” goda Lala.
“Mau gimana lagi, kamunya pelit ama aku.”
“Cie….Gadis ngambek ni ye…., ntar bibirnya mancung loe, haha…..,” ejek Lala yang terlihat puas banget ngerjain aku pagi-pagi.

 “Abisnya si, sahabat aku yang paling aku sayang ini ngga mau nyontekin sahabatnya yang imut dan lucu ini,” balasku yang alaynya mulai kambuh ini.
“Ia deh, ntar Lala dibilang sahabat yang jahat lagi, buku latihan Lala ada didalem tas, Gadis ambil aja ya, tapi Lala belum nomer 7 sampai  10 sama nomer  4 soalnya bingung maunya si nanya dulu sama bu Shinta, tapi kayaknya ngga keburu de, kalo bu Shinta yang penting udah kita kerjainkan kalo ada yang ngga bisa kan ngga ada masalah,”jelas Lala

“Itu sama aja bagi dua ngerja’innya Lala.”
“Mending dari pada enggak?”
“Yaudah  tenang aja yang itu ntar aku yang urus.”
“Siip” balas Lala sambil ngancungin jempol dan kembali piket kelas.
 
 Akupun bergegas mengambil buku latihan Lala didalam tasnya, lalu aku menyontek jawaban sekalian ngecek kalau ada yang keselip salah dan nomer 7 sampai 10 dan nomer 4 langsung aku mengerjakannya. Sejujurnya aku bukanlah siswi yang gemar mencontek atau  bodoh apalagi nakal, eh kalau nakal lumayan si, cuman biasalah penyakit malas ditambah pelupa yang suka kambuh, jangan salah ya gini-gini aku selalu masuk 2 besar dan selalu masuk 3 besar juara umum dan prestasi yang aku capai bukan karena aku mencontek saat ulangan atau apapun itu segala bentuk kecurangan, itu karena usahaku sendiri so prestasi aku itu original no KW!. Ngga ada maksud buat sombong kok cuman buat pamer aja. Hhehe…

MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang