Tempat Rahasia

3 1 0
                                    

Esoknya, saat turun kebawah dari kamar mau ngambil sarapan, inget ya mau ngambil sarapan bukan mau sarapan, kan ngga enak pagi-pagi udah makan hati, aku bergegas membawa sarapan pagi ini, roti plus selai coklat, lumayan makan pas di bajai.

Aku berjalan mengendap-endap sebenernya si berasa kek maling dirumah sendiri, langkah kakiku pelan menuju ke pintu utama untuk cepat keluar dari rumah menyebalkan ini, ku buka pintu dengan amat sangat pelan, kulangkahkan kakiku satu demi satu keluar rumah dan kututup kembali pintu seperti semula, seolah tak terjadi apa-apa dan akhirnya aku bebas, saat keluar dari rumah itu senangnya ngga bisa aku ungkapin pake kata-kata.

Tapi, itu semua belum selesai, aku bisa melewati mbok Inem karena dia sibuk didapur, nah sekarang aku harus berfikir gimana caranya untuk melewati pak Karno sopir aku dan kak Gladis, sama pak Ucup sang satpam rumah ini. Kayaknya pagi ini keberuntungan banyak berpihak ke aku, baru aja mau cari akal buat bisa lewatin pak Karno, eh pak Karno udah dipanggil sama orang rumah, jadinya tinggal ngumpet aja de, oke sekarang pak Ucup, gini ni caranya.
"PAK UCUP TOLONGIN MBOK INEM JATOH DI WC!..............," teriakku, pak Ucup langsung kaget dan berlari memasuki rumah, dan ini adalah kesempatan emas ku untuk bisa ngelewatin gerbang.

Udara di pagi hari itu emang sejuk banget walaupun tinggal di kota padat kayak gini, kalau pagi itu tetep sejuk dan seger banget, mentari aja belum tampak, lagian juga mana ada bajai di komplek perumahan kayak gini, aku si lebih suka jalan kaki dari rumah sampek keluar komplek dan baru nemu bajai, naik bajai itu asik lagi dan seru banget sekalian sarapan jadinya mengenyangkan.

Belum beberapa langkah kakiku, aku melihat seseorang bersepeda kearahku dengan jaket biru abu-abu dengan headphone menggantung di lehernya, kalo dilihat dari sepedanya si aku kek kenal aja merasa bukan orang asing.

"Hay Dis," sapanya berhenti dihadapanku.

"Kak Rizky?" kagetku, yaps seseorang itu adalah kak Rizky, aku ngga ngerti apa yang dilakuin cowok ini di pagi buta kayak gini.

"Bareng yuk!" ajak kak Rizky.
Bengong mungkin itu adalah satu-satunya hal yang bisa aku lakuin.

"Gadis!" panggil kak Rizky yang menyadarkanku dari badai bengong yang melandaku tadi.

"Ya, kenapa kak?" gaguku.

"Ayo naik,"

Aku pun menurut dan naik di belakang kak Rizky dan sejujurnya aku masih bingung kenapa?, kenapa?, dan kenapa?, itu pertanyaan yang ada dalam benakku. Kak Rizky pun ngayuh pedal sepedanya dan sepeda melaju dengan kecepatan standar. Berhubung masih sangat pagi, sekolah sudah sangat jelas banget sepi, jam segini si biasanya orang-orang tu lagi sarapan sama keluarganya ngobrol, becanda-becanda,terkecuali aku sama ni cowok, ya siapa lagi kalo bukan kak Rizky.

06.12 jam segitu aku udah sampai disekolah sama kak Rizky, sejujurnya walau aku berangkat itu terbilang subuh, aku itu suka nyampek sekolah itu hampir mendekati telat dan alasannya adalah alasan yang sangat biasa banget yaitu macet.

"Etss.., mau kemana?" ujar kak Rizky menahanku dengan menarik rambutku yang di kuncir satu yang hentikan langkahku.

Diam tanpa kata dengan kedua bola mataku berputar, yaps hanya itu yang bisaaku lakukan.

"Tu kan bingung, kalo lo mau kekelas, ngapain?, ngga ada orang juga, ikut gue" ujar kak Rizky dan langsung menarik tanganku tanpa persetujuanku dan yang bisa kulakukan adalah pasrah.

Sampailah ditaman sekolah ngga jauh dari parkiran dan lebih tepatnya dibawah pohon yang rindang. Kak Rizky duduk dan bersandar di pohon.

"Woy!!!, bengong aja, mau sampai kapan berdiri?, ayo duduk" ajak kak Rizky dan lagi-lagi aku menurutinya dan aku pun duduk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang