"Lo beneran nggak bisa temenin gue ke Stroberi habis ini?" Tanya Michelle penuh nada kecewa.
Riu hanya meringis kemudian disusul dengan gelengan kepalanya. Kelas terakhir hari ini sangat membosankan, sampai membuat Riu menguap lebih dari tiga kali dalam waktu satu jam. Ia tak begitu menyukai pelajaran Bahasa Indonesia apalagi di jam - jam mendekati jam pulang seperti ini, karena gurunya yang lebih sering membaca teks daripada menjelaskan. Michelle yang duduk di bangku sampingnya sempat mengajaknya ke toilet untuk mencuci muka, agar rasa kantuk yang semakin menjadi - jadi itu hilang.
"Kenapa?"
"Nggak bisa Chell, gue udah ada janji." Jawabnya seadanya seraya menarik resleting tasnya dan memasukkan buku - bukunya.
"Sama siapa?" Tak puas dengan jawaban Riu, Michelle terus melontarkan pertanyannya. "Wah jangan - jangan lo mau jalan sama pacar lo ya? Gila lo, nggak ngasih tahu gue."
"Kayaknya hidup di khayalan lo lebih asik daripada hidup di hidup gue sendiri ya. Gue udah janji buat nemenin Jio." Ujarnya, "Besok deh, gue temenin."
"Perasaan lo bareng sama Jio terus dah, sampai bosen gue liatnya. Nggak usah deh kalo gitu, gue sama yang lain, soalnya sale nya tinggal hari ini aja."
Mereka berdua keluar bersama dari kelas yang sudah mulai sepi. Saat melewati tangga, Riu mengecek ponsel nya. Mendapati Jio mengiriminya pesan, yang isinya adalah menyuruh Riu untuk segera ke parkiran siswa.
"Chell gue duluan ya, sorry banget gak bisa nemenin."
"Iya santai aja, hati - hati ya." Balas Michelle disertai lambaian tangan.
Saat memasuki area parkiran Riu langsung disambut oleh lemparan Helmet dari Jio. Jika Riu tak cepat sigap dan telat barang sedetik saja, pasti Helmet penuh stiker itu akan berakhir berciuman mesra dengan lantai paving.
"Riu, lo mau makan dulu gak?"
"Mau lah, asal dibayarin."
"Dasar, mau makan apa?"
"Beneran lo tanya begitu sama gue?" Ledek Riu yang sedang menaiki motor Vespa Jio.
"Eh eh gajadi nanya, bisa bisa kering ntar dompet gue. Yaudah terserah gue aja ya." Kalau soal makanan Riu memang yang terdepan.
Mereka berhenti di parkiran sebuah restoran fastfood yang berada tak jauh dari sekolah mereka. Setelah melepas helm dari kepala mereka, mereka saling menatap dan saling mengangguk. Jio pergi untuk mencari meja yang kosong, dan Riu bertugas untuk memesan makanan.
Antrian saat ini memang lebih panjang dari jam - jam biasanya, berhubung di jam - jam seperti ini banyak anak sekolahan yang berhenti sejenak untuk mengisi ulang tenaga mereka. Begitu pula dengan Jio yang masih sibuk memencarkan pandangannya melihat jika saja ada meja kosong, dan pandangannya berbinar tatkala ia menemukan satu meja kosong di ujung barat ruangan itu.
Tak lama kemudian, Riu datang ke meja yang telah Jio tempati dengan nampan ditangannya.
"Lama banget, antriannya panjang?"
"Seperti yang bisa lo liat." Balasnya seraya mengistirahatkan dirinya di kursi.
"Menurut lo, cewek sukanya dikasih kado apa sih kalo ulang tahun?"
Riu menengadah, sedikit berpikir. "Hmm, tergantung,"
"Tergantung? Maksutnya?"
"Iya, tergantung dia tipe cewek yang kayak apa."
"Kalo Mira?"
Riu terkejap, sebelumnya ia tak menyadari sedikitpun jika 'cewek' yang Jio bicarakan ternyata adalah Mira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me About Your World
FanfictionKetika kematian menjadi satu-satunya alasan terbaik untuk perpisahan, maka Sherina akan memilih untuk tidak dilahirkan. "I can't trust anyone anymore."