Semuanya memang telah diatur oleh sang pencipta dunia sedari awal, baik kehidupan maupun perasaan yang menjadi takdir seseorang. Entah sudah berapa kali (your name) mengulangi kalimat tersebut di dalam kepalanya, seolah kalimat tersebut dapat menenangkannya dari ingatan bayangan seseorang yang tidak bisa menghilang dari pikiranya, hatinya, juga jiwanya. Ah, rasanya (your name) ingin mengalirkan airmatanya kembali.
Semenjak peristiwa sekelompok Villain yang menyerang para murid UA disaat mereka melatih kemampuan diri di suatu tempat, dan semenjak dirinya mengetahui bahwa Dabi merupakan salah satu diantara mereka, sejak itulah seorang (full name) mencoba menerima takdir kehidupan mereka yang sedari awal memang berbeda. (Your name) pernah berpikir, andaikan dia tidak membantu Dabi saat itu, mengenal Dabi, serta memiliki beberapa kenangan dengan Dabi yang mampu menciptakan perasaan di dalam hatinya, mungkin dia tidak akan merasa kehilangan separuh jiwanya seperti saat ini. Berlebihan, dia mengakui pikirannya sangat berlebihan namun memang seperti itulah yang dia rasakan setiap harinya ketika pikirannya kembali mengulang memori tentang Dabi.
Sepasang netranya memperhatikan seseorang yang baru saja memanggil namanya, dihadapannya kini berdiri seorang perempuan yang dia kenali, Uraraka. (Your name) bertanya perihal Uraraka yang memanggil namanya, dia mengatakan bahwa perempuan itu khawatir dengan kondisinya dikarenakan selalu menatap kosong di waktu tertentu. Iida Tenya dan Midoriya Izuku juga mengatakan hal yang sama dengan Uraraka ketika mereka menghampiri meja (Your name). Hanya satu jawaban yang keluar dari bibirnya, "Aku tidak apa-apa. Tidak perlu memikirkanku, hal itu sudah biasa."
Ya, seperti itulah kehidupannya dalam keseharian. Helaan napas dilakukan oleh Todoroki Shouto ketika memperhatikan interaksi empat temannya, jari-jemari miliknya mengetikkan sebuah pesan yang akan dia kirimkan kepada seseorang. Pikirannya kembali mengingat tentang Dabi, dia pertama kali mengetahui tentangnya ketika menemani Aoi berbelanja dan saat itulah dia mengenal Dabi karena ucapan Aoi yang mempertanyakan mengapa teman baiknya memiliki hubungan yang cukup dekat dengan seseorang yang membakar toko bunganya, setelah itu yang dia ketahui tentang Dabi hanyalah Villain yang menangkap Bakugou juga memanggil namanya sembari mengucapkan beberapa kalimat.
Waktu sudah terbuang dengan sia-sia bagi (your name) mengingat setelah jam istirahat berakhir dirinya memilih fokus untuk menghilangkan pikirannya tentang Dabi sehingga dia tidak mendengarkan penjelasan pelajaran Midnight. Sebuah ketukan pintu terdengar ketika dirinya baru saja meletakkan tas sekolah miliknya, dibalik pintu tersebut Ashido Mina memberikan senyuman lebar miliknya sebelum mengatakan seseorang ingin menemuinya. Dia berjalan bersama dengan Todoroki menuju tempat khusus yang disediakan ketika pengunjung ingin melakukan pertemuan dengan murid asrama.
Keduanya sedikit merendahkan tubuhnya ketika Aizawa meninggalkan ruangan tersebut, Kuroishi Aoi merupakan seseorang yang dimaksud oleh Mina. Aoi menceritakan beberapa hal untuknya, lebih dari ceritanya merupakan hal yang menurutnya lucu. Setidaknya dia berusaha membuat (your name) tersenyum, kemudian kedua tangannya terulur memberikan sebuah kotak kecil dan beberapa tangkai bunga. Aoi mengatakan bahwa dia tidak mungkin sering melakukan hal seperti ini, jadi dia akan datang satu kali dalam dua bulan.
(Your name) membulatkan kedua belah bibirnya, mengerti dengan maksud Aoi dia segera membalas pembicaraan dengan sesekali Todoroki mengikuti alur mereka. Aoi kembali ketika waktu berkunjung telah melewati batasnya beberapa menit, (your name) sempat memutar kedua bola matanya kesal saat mendengarkan ucapan Mineta yang menanyakan mengapa temannya berkunjung yang tentunya dengan tatapan mesum miliknya. Pukulan dia berikan sebagai jawaban pertanyaan Mineta sebelum kembali melangkahkan kedua kakinya menuju kamarnya, karena dia mengetahui bahwa kini Todoroki yang akan memberikan hukuman pada Mineta karena memikirkan hal mesum tentang Aoi.
(Your name) menutup rapat dan mengunci pintu ruangannya sebelum membuka apa yang ada dibalik kotak kecil tersebut, sebuah jepit rambut yang memiliki beberapa ukiran indah di sekitarnya juga satu hiasan yang menurutnya sangat lucu. Kekehan kecil keluar dari bibirnya ketika mengingat ucapan Aoi yang mengatakan bahwa dia tidak mengetahui apakah ada alat perekam atau tidak, melihat bentuk pemberian cukup bisa meletakkan alat perekam suara dengan ukuran kecil. Kekehannya terhenti ketika sepasang netra miliknya memperhatikan beberapa tangkai bunga Camelia berwarna merah muda, dia mengingat ucapan Aoi sebelumnya.
"Dia datang kembali ke toko milikku. Bunga Camelia berwarna merah muda ini, dia memberikannya untukmu. Juga memberikan jepit rambut yang lucu, aku tidak tahu apakah itu memiliki perekam atau tidak tetapi kamu sendiri yang memastikannya, aku tidak terlalu paham tentang itu. Jaga dirimu baik-baik, ya."
"(Your name), dia juga merindukanmu. Itu yang ingin dia sampaikan melalui bunga ini. Aku cukup terkesan dengan apa yang dia lakukan, mengingat para lelaki hampir tidak pernah mengirimkan bunga untuk mengatakan perasaannya. Mungkin karena kamu menyukainya, jadi dia melakukannya. Hehe, manisnya."
(Your name) mendekap pemberian Aoi, lebih tepatnya pemberian Dabi yang diberikan melalui temannya karena Villain tidak seharusnya bisa memberikan atau pun mengirimkan hal semacam itu secara langsung kepada petugas penjaga asrama, bukan? Walaupun UA memiliki sistem keamanan yang kuat. Dibalik apa yang dilakukan oleh (your name) saat ini, dia berada di sana. Berada di sebuah atap gedung yang mampu membuat dirinya melihat (your name), surai hitamnya sedikit bergerak mengikuti arah angin yang berhembus. Kedua belah bibirnya terbuka untuk mengucapkan beberapa kata yang tidak mungkin di dengar oleh (your name).
"Jangan menangis, (fullname)."
Next?
AkariAFuku
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story 2 [Dabi x Reader]
FanfictionSequel cerita dari The Story Ini hanyalah kisah (Fullname) bersama seorang villain, Dabi yang menjalani sebuah kehidupan berbeda. Sebuah kisah dimana perasaan masing-masing dipertaruhkan. "Aku tidak tahu mengapa dia memberikanmu bunga Lily Casablanc...