~

16 4 3
                                    

Mereka tengah menikmati senja, melihat Surya yang mulai menghilang dari pandangan. Di tengah kerumunan banyak manusia yang juga melakukan hal serupa dengan mereka, tautan tangan yang enggan terlepas, bubuhan kasih sayang yang lelakinya berikan di pelipis sang gadis.

Udara yang makin membuat siapapun mengeratkan luaran yang tengah di kenakan tak membuat dua insan tersebut beranjak, saat semua orang perlahan meninggalkan tempat tersebut mereka makin merapatkan diri keduanya, berbagi kehangatan di senja ini. Tak lupa kata cinta yang senantiasa terucap dari bibir keduanya.

Hangat, itu yang mereka rasakan, ketika berada dalam rengkuhan sang terkasih, saling menyalurkan perasaan cinta. Mereka benar-benar menikmati keindahan Surya yang sekarang benar-benar sirna, tergantikan oleh cahaya rembulan yang tak kalah cantik dari sang Surya, dihiasi beberapa kerlip bintang, menambah keindahan langit yang mereka saksikan.

"Pulang?" Tawar sang lelaki yang di balas dengan anggukan sang gadis

"Sunset benar-benar indah ya kak bin" ujar gadis itu ketika mereka melangkah meninggalkan tempat tadi, tangan keduanya pun tak terlepas barang sedetikpun.

Sembari mengeratkan jaket yang melapisi nya, sang lelaki hanya tersenyum senang menanggapi ujaran sang gadis.

"Setelah ini kamu mau pergi ke mana hm? Makan? Atau langsung pulang?" Changbin, laki-laki itu bertanya sembari membukakan pintu mobil untuk gadisnya.

"Makan malam di rumah heheh, tapi kamu ikut" sang gadis masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi penumpang.

Changbin pun bergegas masuk mobil dan mengemudikan kendaraan itu menjauhi lokasi mereka berkencan tadi.
Matanya fokus pada jalanan kota yang tampak bercahaya oleh lampu jalanan, dan satu tangan yang lagi-lagi menggenggam jemari sang gadis posesif.

Perjalanan mereka terasa lamban, waktu seakan berpihak kepada mereka, memperlambat detik jarum jam. Canda dan tawa juga mengiasi ruang dalam mobil tersebut. Tatkala pula Changbin dengan sayang mencium jemari gadisnya ketika rambu lalu lintas berubah merah. Kekehan lembut sang gadis membuat Changbin merasa benar-benar bahagia.

Mobil yang mereka kendarai pun memasuki sebuah pekarangan rumah yang sangat indah dengan berbagai bunga menghiasi setiap sudut taman. Terparkir dengan rapi, mereka keluar mobil untuk memasuki rumah gadis itu.

Bertemu dengan kedua orang tua sang gadis, bersalaman demi menunjukkan rasa hormat, sedikit pujian juga changbin berikan pada ibu sang gadis kala melihat rona merah di bibirnya tanda sang ibu sedikit berdandan untuk menyambut kedua pasangan kekasih tersebut.

Makan malam dengan penuh kehangatan, diselingi candaan yang makin membuat suasana makin menghangat, benar-benar suasana rumah yang harmonis. Senyum tak pernah luntur dari wajah sang gadis, ia merasa bahagia sekali hari ini. menikmati hari ini bersama keluarga dan juga sang terkasih.

"Menetaplah sedikit lebih lama lagi" bisik sang gadis, changbin tersenyum nakal, memikirkan menghabiskan waktu berdua dibawah selimut bersama sang kekasih dan dihadiahi pukulan main main dilengannya, kedua orang tua itu tertawa geli melihat mereka.

Kini keduanya benar-benar bergelung dibawah selimut yang sama, saling memeluk satu sama lain. Sangat erat seakan takkan ada hari esok. Keduanya benar-benar larut dalam kehangatan itu.

"Kak.."

"Hm? Kenapa sayang?" Panggilan sayang, membuat pipi gadis itu merona seketika, kekehan pun tak luput changbin berikan melihat rona malu-malu itu.

"Aku punya permintaan" melupakan pipinya yang merona, sang gadis kini memulai percakapan yang sedikit serius.

"Kamu mau minta apa?"

One Day Without Me | Seo ChangbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang