"Apa arti hidup? Tolong jelaskan pada Rere"
•••
Pagi hari yang cerah seharusnya dapat di sambut dengan cerita serta bahagia berbeda dengan Rere gadis manis yang terus menangis dari malam hari
Dia takut, tapi sebenernya dia sudah sering merasakan kurungan dari sang mama disaat sang pahlawan Rere pergi untuk bekerja di luar kota, ya pahlawan itu adalah ayahnyaRere pernah berpikir untuk bunuh diri tapi dia tidak ingin pahlawannya menangis karna sudah cukup dirinya yang menangis
Rere terus menangis menahan lapar serta menahan sakit karna pukulan dari sang mama di bahu kirinya mungkin itu akan berbekas lebam
Rere menyembunyikan wajahnya di kedua lututnya, sungguh ia ingin merasakan menjadi kakanya dalam sehari saja yang disayang oleh mama serta ayahnya dan tentunya membanggakan mereka
"Ayah hiks ayah dimana? Rere mau peluk ayah hiks.. " Suara lirih bercampur tangis keluar dari bibir mungil itu
"Ayah... Rere takut hiks Rere mohon ayah pulang " Lanjutnya dengan suara memelan
Tiba tiba pintu terbuka dapat Rere lihat kaka perempuan Rere yang sangat berprestasi Raina sedang menatap Rere yang sedang gugup
Raina tarik paksa tangan mungil Rere dengan kasar
"Ayah pulang kamu jangan bilang apa apa sama ayah kalo kamu ga mau di hukum lagi sama ibu, ngerti?! " Ucapnya dengan penuh penekanan , Rere hanya bisa menggangguk patuh pada sang kaka dalam hatinya ia bersyukur sang ayah bisa cepat cepat pulang
Rere dan Raina menjumpai sang ayah, Rere langsung memeluk sang ayah sangat erat dia merindukan pahlawannya, pahlawannya yang slalu membelanya saat dia di salahkan oleh sang mama
"Anak ayah kenapa ko nangis?" Tanya sang ayah guntur dengan mengelus rambut Rere
"Rere kangen banget sama ayah hiks ayah lama.. " Suara Rere terdengar menahan sakit , ingin sekali Rere mengungkapkan apa yang sebenernya terjadi tapi Rere tidak mau melihat mama dan ayahnya bertengkar
"Ayah kerja juga buat siapa lagi kalo bukan buat anak kesayangan" Ujar sang mama riani dengan nada bicara yang ta enak
"Diam kamu! " Tunjuk sang ayah pada mamanya , guntur langsung membawa sang anak menuju kamarnya
Sesampainya di kamar betapa terkejut Rendi dengan pisau yang tergeletak di lantai"Rere tolong jawab ayah, kenapa ada pisau disini? " Tanya sang ayah dengan lembut , Rere hanya menggelengkan kepalanya
Pisau tersebut memang pisau yang di gunakan oleh Rere untuk bunuh diri tapi gagal karna mama dan sang kaka tentunya
Guntur memeluk erat badan mungil Rere yang makin kurus, dapat Rendi pahami Rere sangat tertekan oleh istrinya
Saat guntur memeluk badan Rere dia melihat lebam biru di punggung bagian kiri Rere ,sudah ia duga pasti ini kelakuan istri dan anaknya
"Rere istirahat yah, ayah mau ngobrol sama mama sama ka Raina juga" Rere hanya mengangguk patuh dan berbaring di atas kasurnya saat ayahnya keluar kamar, Rere bisa bernafas lega karna dia bisa tenang bila ada sang ayah
Pranggg
Tidak lama dari itu ada suara pas jatuh, Rere cepat cepat mengintip dari balik pintu kamarnya, Rere kembali menangis melihat ayah dan mamanya bertengkar lagi karna dirinya
Apa ini hidup yang orang maksud? Hidup dengan air mata yang terus mengalir tanpa henti dan apa hidup sekejam itu pada Rere sehingga tidak memberikan celah sedikit pun untuk dirinya bahagia
"Kamu tu cuma mikirin anak ga guna itu! " Teriakan mamanya yang membuat Rere semakin menangis
Rere hanya anak yang tidak bisa apa apa, tidak mempunyai prestasi, bahkan dia tidak memiliki kasih sayang dari mamanya setega itu seorang ibu pada anaknya?
"Tuhan ijinkan Rere untuk bahagia, kenapa engkau slalu membuat Rere menerima ini, Rere cape karna Rere harus terus menangis setiap hari tanpa henti, Rere hanya anak yang tidak berguna yang dilahirkan di dunia ini, tolong Rere Tuhan, Rere ingin disayang seperti ka Raina, Rere ingin sehari saja menjadi ka Raina yang bahagia tanpa air mata, Rere ingin merasakan pujian dari mama" Bisa di bilang itu suara hati Rere
Setelah Rere tidak mendengar keributan lagi dari luar Rere melihat ke arah jam dindingnya
Sudah pukul 6 sore betapa melelahkannya hari ini bahkan dia tidak berenti menangis dari tadi malamRere berjalan ke depan jendela kamarnya, Rere melihat anak seusianya sedang bermain di halamannya , oh tunggu rasanya Rere ingin menangis saat melihat dia sedang bermain dengan ayah dan ibunya ,Rere sangat ingin merasakan menjadi anak itu , beruntung sekali anak itu
Rere sudah lelah dengan acara menangisnya dia memutuskan untuk membersihkan tubuhnya serta duduk di meja belajarnya
Sangat tidak berguna meja belajar ini, untuk apa ada meja belajar toh Rere tidak suka belajar dia pun sudah satu tahun tidak sekolah, ia ingin sekali sekolah tapi mamanya slalu melarang karna alasan biaya sekolah menengah atas menurutnya mahal tapi tunggu bukannya biaya kuliah lebih mahal? Terus kenapa kakanya bisa kuliah sedangkan dirinya tidak bisa sekolahRere mengambil buku gambar kesayangannya, dia mulai menggambar sebuah pohon tetapi pohon tersebut di warnain dengan warna biru tua serta hitam menurutnya itu cocok dengan keadaan Rere yang sedang takut dan marah
Disisi lain Rere merasa takut akan kehilangan pahlawannya tapi disisi lain dia juga marah karna sikap sang mama padanya tapi Rere tidak bisa melakukan apapun
Setelah selesai menggambar Rere mengambil roti yang dua hari lalu ia beli mungkin akan ada jamurnya sedikit tapi akan Rere makan dengan keadaan apapun karna Rere sangat merasa lapar
Satu roti bagi Rere sama dengan satu piring nasi pasti ia yakin bahwa sampai besok ia akan merasakan kenyang
------------
Hari ini di rumah yang lumayan besar ini, terdengar suara tangisan lirih yang sangat menyakitkan dari seorang gadis yang tengah memeluk lututnya di kamar mandi, oh lebih tepatnya di kunci di kamar mandi, ya itu RereSungguh malang setelah pagi tadi ia dapat pukulan dari sang mama yang membuat betis serta punggung gadis itu berbentuk garis kemerahan, sakit bila di ucapkan
Dan jangan lupakan bajunya yang basah kuyup , setelah di cambuk ,Rere di siram dengan air dingin, Rere juga tidak tau apa salahnya kejadian yang sangat tiba tiba bagi Rere di seret paksa saat tidur
Rere ingin bunuh diri tapi dia tau itu dosa, dia juga ingat pesan ayahnya untuk terus hidup dengannya bersamanya, sebisa mungkin Rere menghilangkan pikiran buruknya tentang bunuh diri
Tanpa Rere sadari ia tertidur di kamar mandi yang sempit ini sambil memeluk lututnya dengan air mata yang mengering
Sungguh malang gadis itu
°°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
dunia rere
Teen Fiction📍Jangan lupa follow yh 😌 Jangan kebanyakan deskripsi baca aja we. Entah bagaimana setiap Rere membuka mata hanya air mata yang dapat Rere rasakan, bukan seperti orang lain yang dapat merasakan tawa serta ke indahan dari raut wajahnya , tapi Rere...