Namaku Hana, Park Hana jika saja Park Chanyeol menikah denganku. Kehaluan macam apa ini?
Namaku Rehana Isabella, biasanya dipanggil Hana biar lebih mudah katanya. Aku baru saja lulus kuliah di salah satu Universitas tahun ini, tetapi belum bekerja. Maksudku, belum mengambil pekerjaan tetap. Masih mengistirahatkan pikiran dari skripsi dan sidang sebulan yang lalu. Sebenarnya tidak sepenuhnya istirahat total karena ada bisnis kecil online yang aku pegang, tapi masih bisa aku handle sambil rebahan.
Oh, sebenarnya bukan hal itu yang ingin aku ceritakan, tapi...
Pada empat musim dalam setahun di Seoul Korea Selatan, berteman seribu kisah yang dulu hanya sebuah angan, namun kini menjadi kenyataan.
Aku terkejut ketika membuka mata dengan tubuhku yang terlilit badcover putih, namun aku sangat sadar bahwa kamar itu bukanlah kamarku. Hal yang lebih mengejutkan lagi ketika seseorang muncul dari bilik kamar mandi lengkap dengan celana pendek serta kaos oblong hitam sambil mengeringkan rambut yang setengah basah mengatakan, "Kamu sudah bangun?" Tanyanya namun tidak aku jawab karena masih terkejut.
"Tenanglah, aku hanya numpang mandi karena kamar mandi di atas sedang dipakai. Kamu semalam mabuk dan Chanyeol Hyung membawamu kemari, jadi kamu tidur kamar Lay Hyung," pemuda itu menjelaskan, meski semua tidak masuk di otakku dengan baik. Dia keluar dari kamar setelah melempar senyum sambil mengatakan, "Cuci wajahmu lalu keluarlah buat sarapan."
Demi apapun, aku menampar wajahku dengan keras. Sadarkan aku sepenuhnya sekarang juga. Apakah yang baru saja bicara itu adalah Kai?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lalu aku mendapatkan sarapan yang sangat luar biasa, sup rumput laut yang masih mengepul yang dimasak dan di sajikan langsung oleh Do Kyungsoo.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Saat menikmati sup rumput laut yang spesial, bagiku–aku sangat senang karena bisa berbicara langsung dan bercerita banyak hal dari best leader seperti Suho.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suho yang hangat dan dewasa. Jiwa kepemimpinan pada anggotanya bisa aku rasakan ketika ia memperhatikan setiap member dengan baik. Secangkir kopi miliknya terlihat nikmat ketika di sesap. Alunan musik yang dimainkan oleh Chen, Baekhyun dan Xiumin menambahkan kesan harmoni pagi ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tiba-tiba atensiku, direbut oleh seseorang yang baru saja turun dari lantai dua. Wajah bantalnya tercetak jelas lengkap dengan rambutnya yang seperti sarang burung. Mengadu pada Suho kalau pinggangnya sakit akibat semalam jatuh ke lantai karena di tendang Baekhyun saat tidur. Dia, Lay kamarnya yang aku pakai.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku meringis, meminta maaf karena merasa bersalah.
"Maafkan aku."
Lalu laki-laki tampan berdarah China itu mengulas senyum sambil mengaduk teh madu di meja bartender, mengatakan tidak apa-apa.
Saat kembali terlarut berbincang dengan mereka, aku dikejutkan oleh tangan kekar yang mengacak rambutku sambil bertanya, "Apa tidurmu nyenyak?"
Aku tertegun, jantungku berdebar ketika melihat senyum itu. Pahatan wajah seperti dewa yang sempurna, atensi langsung tenggelam sepenuhnya di sana.
Bibir ini kelu untuk membalas pertanyaannya, jadi hanya sebatas anggukan yang aku berikan untuk menjawab.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi yang indah. Pagi yang sempurna. Aku mendapatkan itu semua. Namun, semua tidak berlangsung lama ketika pemuda dengan penampilannya yang sudah rapi itu menuruni tangga. Baju hoodie warna hitam, tas selempang di bahu serta masker dan topi melekat pada laki-laki bertubuh jangkung. Dia tampan dan cukup sempurna hanya saja dia sangat menyebalkan.
"Cepat kemasi barangmu, aku tunggu di lobby."
Lihatlah, betapa brengseknya dia. Apa dia tidak lihat bahwa aku sedang menikmati pagi yang sempurna ini? Apa dia tidak lihat jika aku masih makan? Dengan tidak rela, aku menyudahi acara sarapanku dan bergegas menuju kamar untuk berkemas. Mengumpatinya tentu saja aku lakukan, dalam hati tapi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi itu, aku bersyukur sekaligus menggerutu. Sebotol soju semalam berujung mempertemukanku dengan idola sejuta umat. Dan aku pernah merasa bahagia karena bisa menyapa mereka meski hanya sejekap mata.