Qadhariyyah diambil dari bahasa arab qudrah yaitu kemampuan/ kekuasaan. Istilah ini dicopas dari paham yang mereka anut, bahwa manusia memiliki kehendak/kuasa (qudrah) dalam melakukan sebuah tindakan. Yang kata orang modern dikenal dengan free will, ya kebebasan dalam berkehendak.
Di dunia ini, sebelum datangnya islam, orang telah membahas, apakah manusia memiliki kebebasan berkehendak? Ataukah hanya kehendak tuhan? Kita bagaikan boneka sahaja? Atau sebebas-bebasnya? Begitu juga dalam islam, para teolog membahas ini dengan detail.
Paham ini (Qadhariyyah) di munculkan oleh Ma'bad al-Juhaini dan Ghailan al-Dimasqhi yang mereka ambil dari seorang kristen yang masuk islam di irak. Saat Ma'bad mati terbunuh, Ghailan menyebarkan pahamnya di damaskus. Karena pahamnya ini di anggap nyeleneh dan menyesatkan bertentangan dengan Khilafah Umar bin Aziz akhirnya ia dihukum pada masa Hisyam Abdul Malik dengan berakhir pada vonis hukuman mati.
Dalam pandangan Qadhariyyah Manusia memiliki kebebasan dalam bertindak dan berbuat. Manusialah yang menentukan kemampuan dan keinginan mereka sendiri. Manusia mau jahat? Yaa itu pilihan dia. Mau baik? juga pilihannya. Jadi semua yang dilakukan manusia baik dan buruk adalah kehendak mereka sendiri.
Lawan dari aliran ini adalah jabariyyah, yang mengatakan bahwa segala kadar tindakan manusia telah ditentukan sejak zaman azali. Qadhariyyah menolak mentah-mentah klaim ini. Bahkan dalam berargumen mereka mengutip ayat suci Al-qur'an, surah Al-Kahfi Ayat 29: "Dan katakanlah, kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; "maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Dan masih banyak ayat suci lagi dalam asas dalil mereka.
Maka apabila manusia hendak berbuat baik atau buruk, dia akan menerima atas ganjarannya. Baik masuk surga, jahat masuk neraka. Itu pilihan manusia sendiri bukan akhir dari tuhan. Rasanya tidak pantas manusia di hukum bukan atas keinginan dan kemampuannya sendiri, juga sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aliran-Aliran Dalam Islam
Non-FictionAjaran islam di bawa oleh Nabi Besar Muhammad Saw, dialah penutup Para Nabi. Islam selalu sempurna di setiap waktu dan tempat, di manapun, kapanpun, hingga dari masa ke masa. Maka tidak heran turunnya islam sangat relevan untuk seluruh alam. Berkem...