Cita-cita, banyak orang yang memiliki cita cita dan mereka berusaha untuk meraihnya.
Namun, yang kurasakan adalah hambar. Dimasa kecilku aku memiliki banyak cita-cita, pernah suatu hari aku ditanya oleh papa ku.
"Nak apa cita-cita mu?" tanya papa
"aku ingin jadi winnie the pooh pah." jawab ku dengan polos ketika aku berusia 3 tahun
"aku ingin jadi astronot." jawabku ketika berusia 10 tahun
"aku ingin menjadi guru." jawabku ketika berusia 13 tahun
"aku ingin menjadi perawat." jawabku ketika berusia 16 tahun
"Entahlah pah, aku tak tau." Jawabanku saat ini.
awalnya kau bingung kenapa cita-cita ku selalu berubah dan berakhir tak memilikinya, setelah lama ku belajar bahwa semua itu normal dan manusiawi. Namun tetap pada akhirnya aku tak memiliki cita-cita, hal itu membuat hidupku hambar seakan tak ada gairah untuk hidup. Seakan aku hanyalah seonggok daging yang hanya menghabiskan oksigen saja, tak berguna. Dan akhirnya aku tersadar cita-cita bukanlah hanya sebuah profesi yang ingin kita capai tapi cita-cita adalah makna dari kehidupan, cita-cita tak perlu yang terlalu besar dan cita-cita tak perlu yang terlalu mewah. And yah akhirnya aku punya sebuah cita-cita.
Cita-citaku sederhana, hanya ingin orang-orang tau. Bahwa disini, di dunia ini ada seorang. Yang bernama Katya. -Invisible Human-
ini yang menjadi alasan aku berani menulis. Agar suatu hari orang-orang sadar bahwa aku pernah ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU
Non-Fictionkarena ini semua tentang AKU Hanya sebuah kisah seorang anak manusia yang takut dan resah akan dunia. My dairy