💔 The 1

717 69 5
                                    

Genre: Romance, drama
Pair: Hyunjin - Felix
AU: Rebound Universe
Timeline: Sebelum mereka pacaran.

🐱🥟

"Do you believe in soulmate?"

Felix menatap Hyunjin bingung, "Kenapa tiba-tiba?"

Hyunjin menaikan kedua bahunya, "penasaran aja."

Felix melirik layar TV yang tengah mereka tonton lalu kembali melirik Hyunjin, "Gua bingung aja, apa yang men-trigger lo buat nanya hal itu? Masalahnya kita lagi nonton film horror."

Hyunjin terkikik geli sendiri, sadar bahwa pertanyaannya benar-benar random, "ya tiba-tiba gua kepikiran aja."

"Kebiasaan, setiap kita nonton ujung-ujungnya cuma gua doang yang serius! Padahal lo yang ngajak nonton horror," omel Felix sambil memukul Hyunjin dengan bantal yang sedari tadi dia gunakan untuk menutup matanya setiap kali ada scene seram yang muncul, "nanti yang takut cuma gua doang!"

Hyunjin tertawa namun tetap sigap menangkis pukulan Felix, "Kan gua bakal nginep ini, jadi ngapain lo takut."

"Kalau abis kayak gini adegan seramnya pasti kebawa mimpi!" Keluh Felix masih berusaha memukul Hyunjin dengan bantalnya.

"Kalau lo mimpi buruk, gua tinggal gini aja," Hyunjin menarik Felix masuk ke dalam dekapannya. Satu tangan Hyunjin mengelus-elus punggung Felix dan tangan yang lain mengacak-acak rambutnya dengan agresif, "Jangan takut, Yongbok Ah!"

Tangan Felix gatal ingin memeluk balik pria dia depannya, tapi dia takut akan merubah pelukan playful ini menjadi sesuatu yang lain. He doesn't know how Hyunjin would react. Ini dinamika yang sering terjadi dalam hubungan Felix dan Hyunjin. Hyunjin leads him on but he keeps on leaving Felix hanging.

And Felix is too much of a coward to make the next move.

Bukan karena dia tidak peduli, tapi karena hubungan ini begitu rapuh. Dia tidak mau merusak apa yang telah mereka miliki. Dia tidak mau kehilang sentuhan-sentuhan 'friendly' Hyunjin hanya karena dia menginginkan sesuatu yang lebih. Dia tidak mau serakah dan menyesal pada akhirnya.

In the end, Felix hanya berusaha menikmati setiap milisekon dekapan ini. Pria ini punya aroma khas yang sangat Felix suka. Gabungan cologne pemberiannya, pelembut pakaian dan wangi natural badannya. So nice. So comforting. Sampai akhirnya Hyunjin melepas pelukannya begitu dia mendengar bunyi pesan masuk di handphonenya.

Air wajah Hyunjin berubah seketika, it lights up. Felix kenal ekspresi wajah itu, ekspresi wajah yang Felix buat setiap kali dia menerima kabar dari Hyunjin.

Sesuatu seperti tersangkut di tenggorokan Felix. Dia berat hati bertanya, "siapa?"

Senyuman belum sirna dari wajah Hyunjin. Matanya berbinar-binar. Why can't Felix be the one who makes him that happy?

"It's Jeongin," Hyunjin tertawa kecil.

Dada Felix terasa nyeri sedikit. Tentu saja. Siapa lagi yang bisa membuat Hyunjin sebahagia itu?

"Jadi," lanjut Hyunjin meski matanya masih terpaku pada layar handphonenya, "do you believe in soulmate or not?"

"Nggak," jawab Felix tanpa ragu, "I do believe in falling hopelessly in love with someone though."

"Maksudnya?" Kali ini tatapan Hyunjin sudah lepas dari handphonenya. Pria itu menatap Felix dengan serius, penasaran dengan penjelasan lebih lanjut dari sahabatnya itu.

"It's just... a classic story of loving someone a little way too much," jelas Felix sambil mengangkat kedua bahunya, "This person means the world to you. But you can't help but think that, even without you, their world would go on turning."

"Dan walaupun begitu, lo tetap menyimpan perasaan lo. Because you think this person is the one," lanjut Felix sambil membalas tatapan Hyunjin. Setengah berharap kalau tatapannya dapat mengkomunikasikan perasaannya.

Namun nyali Felix ciut di tengah jalan dia memalingkan pandangannya dan tertawa, "haha ngomong apa sih gua."

"No, no, I understand," jawab Hyunjin yang membuat Felix kembali menengok ke arahnya. Tatapan Hyunjin menerawang kejauhan, "I actually, understand it quite a lot."

Long Story Short - Hyunlix AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang