2. Sebuah Awal

202 42 141
                                    


Note : Silahkan di baca dan dihayati💅💅💅 kalo nggak suka Skip aja oke👌🏻👌🏻👌🏻

Note : Silahkan di baca dan dihayati💅💅💅 kalo nggak suka Skip aja oke👌🏻👌🏻👌🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☄️HAPPY READING ☄️
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

🌨️🌨️🌨️

"Kamu berulah tapi
Tidak membuatku marah.
Selamat, kamu telah memberi
Warna baru di hidupku"

_Ayman Elramdan Jabbar_

🌨️🌨️🌨️

Lagi-lagi Arisha menatap digit nomer asing di ponselnya, ia ingin kembali menghubungi nomer yang ia dapat dari Keynald, sudah berkali-kali dia menelfonya namun tidak kunjung mendapat jawaban.

Arisha melihat jam yang ada di tanganya. Kurang beberapa menit lagi acara akan di mulai, namun si pemateri belum datang. Rasanya Arisha ingin menangis sekencang-kencangnya sekarang juga. Andaikan si pemateri masih saja kakaknya dan melakukan hal ini, sudah dipastikan Arisha akan mengajak kakaknya duel satu lawan satu.

Arisha memutuskan untuk kembali menelfon orang tersebut dan, yah! Terima kasih ya Allah, engkau telah membuka pintu hidayah sehingga orang itu mengangkat telfon dari Arisha.

"Halo, Bapak! Astagfirullah. Bapak tuh kaya lagi mengingatkan saya dengan dosa saya, bawaanya mau istigfar mulu, astagfirullah pak, nyebut pak! Bapak, ini acara udah mau di mulai pak, jangan bikin saya ngelatih mental di siang bolong pak," cerocos Arisha.

" ... "

Setelah mengoceh panjang Arisha tetap tidak mendapat sahutan sedikitpun dari orang itu? woah. "Halo, Bapak? Dah lah saya mau nikah aja daripada pusing mikirin acara ini," keluh Arisha putus asa.

"Udah? Ada yang mau di keluarkan lagi unek-uneknya?"

Arisha langsung membalikkan badan saat mendengar suara itu, matanya menatap Ayman dengan tajam. Sedangkan Ayman dengan santai menurunkan tangannya dan mematikan telfon dari Arisha.

"Bapak -"

"Saya harus mendengarkan omelan kamu atau mengisi talkshow?"

Arisha membuang nafas kasar. "Ya, isi talkshow lah," jawabnya ketus.

Sumpah serapah dalam hati Arisha yang sudah bersahut-sahutan sedari tadi semakin bertambah saat Ayman dengan seenaknya memberikan seperangkat tas lengkap dengan laptop pada Arisha.

"Langsung aja nanti kamu buka file power point yang judulnya Talkshow Ayman," titahnya sebelum meninggalkan Arisha.

Arisha mengelus dadanya, menarik nafas dalam-dalam lalu membuangnya perlahan.

Sabar Sa, orang sabar kuburanya ber-AC paket VIP batin Arisha menyemangati dirinya sendiri.

🌨️🌨️🌨️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Assalamualaikum Dokter ☄️On Going ☄️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang