Keluarga adalah tempat bersandar di saat kita lelah. Tapi bagaimana jika keluarga itu sendiri sumber lelah kita?
Itulah yang dialami dia. Namanya Thorn. Dan akan saya ceritakan kisah hidup sesingkat mungkin kepada kalian semua.
Boboiboy milik
AnimonstaSaya selaku author hanya meminjam karakternya saja
Special quetos
Day 1[Hurt]
.
.
.
.
.💐HAPPY READING💐
Angin berhembus pelan memainkan rambut coklatnya yang terlihat berantakan. Manik emerland miliknya mendongak ke langit. Ada sedikit perasaan iri di hatinya kepada angin yang berhembus pelan.
Andai saja dirinya bisa berharap. Ia sangat ingin menjadi seperti angin yang selalu bebas melakukan apapun.
Kakinya mulai melangkah meninggalkan halaman sekolah yang memang sudah sepi. Langit pun sudah gelap menandakan malam akan tiba.
Hembusan nafas lolos dari bibir kecilnya. Kepalanya mendongak menatap rumah tingkat dua yang ada di hadapannya. Sekuat tenaga ia mengumpulkan keberanian untuk memasuki rumah itu.
Tangannya bergerak membuka kenop pintu sambil memperhatikan sekitar berjaga-jaga semoga tidak ada yang menyadari ke datangannya. Senyum kecil mulai merekah di bibirnya. Rumah aman. Dirinya sangat beruntung hari ini.
PRANG...
Thorn terkejut. Tangannya mulai meraba pipinya yang terasa perih. Tadi itu sangat mendadak. Dirinya tidak sempat menghindar. Manik emerland miliknya menatap pecahan vas bunga yang tadinya membentur dinding tepat di samping dirinya.
Beruntung vas itu tidak membentur wajahnya.
"Tiap hari ini kerjaannya!!"
"Kau pikir kau tau apa?!"
Thorn menutup telinganya rapat-rapat agar tidak mendengar pertengkaran orang tuanya. Kakinya ia langkah kan menuju kamarnya yang terletak di lantai atas.
Suara kaca pecah yang diiringi dengan suara teriakan membuat Thorn ingin menangis. Langkahnya terhenti di depan kamar adiknya. Daun, adiknya yang lebih muda 2 tahun terlihat sedang mengintip pertengkaran kedua orang tuanya.
Manik coklat sang adik bertemu dengan manik emerland miliknya. Keduanya saling terdiam tidak ada yang mau menatap satu sama lain.
Manik coklat milik Daun menatap ke arah pipi Thorn. Ada darah yang menetes di sana. Dirinya terdiam cukup lama sebelum mengambil ponselnya yang berada di saku celananya.
"Halo pak... saya ingin melaporkan tindakan kekerasan yang terjadi di rumah saya" setelah berkata begitu telepon langsung di matikan. Tanpa di beritahupun Thorn sudah tau apa yang di lakukan adiknya itu.
"Bertahanlah sebentar lagi polisi akan datang" Thorn hanya mengangguk kecil dan berjalan menuju kamarnya meninggalkan adiknya yang sudah memasuki kamar.
Ini sudah sering terjadi. Dimana orang tuanya akan betengkar, dirinya yang terkadang terlibat, dan Daun yang akan menelpon polisi. Dan biasanya kedua orang tuanya akan menyogok polisi itu dan mereka akan kembali ke rumah.
Itu adalah kesehariannya. Sampai ia sudah lelah dengan semua itu. Tapi dia masih ada harapan. Masih ada orang yang bisa ia harapkan.
"Kau terlambat, Thorn" baru saja dirinya memasuki kamar dia sudah di sambut dengan kehadiran 2 remaja seumurannya. Yang bermanik safir terlihat bermain dengan tumbuhan-tumbuhan milik Thorn dan yang bermanik merah terang terlihat sedang mengobrak-abrik pakaian milik Thorn.
Thorn tidak marah. Karena mereka hanya membantunya mengusir kesedihan. Tas sekolahnya ia biarkan tergeletak di lantai. Jubah hitam yang berada di atas kasurnya ia kenakan.
Kakinya ia langkah kan menuju balkon kamarnya. Bibirnya mengukir senyum bangga. Ini akhir dari semuanya. Ia akan bebas setelah ini.
"Kau tidak ingin membawa pakaian?" Remaja bermanik merah yang sedari tadi sibuk mengobrak abrik lemari Thorn terlihat bingung. Thorn hanya menggeleng dan tersenyum sumringah.
"Aku gak butuh pakaian! Aku cuma butuh kalian!" Kedua remaja itu saling berpandangan sebelum tertawa mendengar penuturan Thorn. Keduanya mengamit tangan Thorn dan membawanya melompat dari atap rumah yang satu ke atap rumah yang lainnya.
Ketiganya saling melempar candaan kecil sambil berlomba-lomba. Bukankah sudah dia katakan? Di dunia ini masih ada harapan.
END
Maaf pendek tangan dan kepala sedang tidak ingin bekerja sama :|
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt
Short StorySemuanya sakit. Terlalu sakit untuk di tanggung sendiri. Dan Thorn hanya bisa berharap saat ini. warning! -typo bertebaran -alur berantakan -no alien no power -oneshoot