PEMBIDIK MIMPI

15 0 0
                                    


AKU ANAK BIDIK MISI

Perkenalkan namaku Irsan Sumarna , seorang laki – laki berumur 20 tahun yang penuh dengan mimpi . Aku merupakan anak bidikmisi di Universitas Negeri Jakarta Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam jurusan Kimia tahun 2014 . Ibukota merupakan hal yang baru buatku , karena aku terlahir dan bersekeolah di sebuah desa kecil yang berada di Kabupaten Sukabumi dari mulai pendidikan dasar sampai dengan pendidikan menengah atas . Menerima beasiswa bidikmisi mungkin merupakan langkah awal untukku mewujudkan mimpi dan jujur saja aku ingin mengangkat derajat kedua orang tuaku dan juga keluargaku.

Terlahir menjadi miskin bukanlah suatu pilihan yang diinginkanku tapi terkadang kita harus bisa menerima dan bersyukur dengan keadaan kita yang sekarang. Aku tak akan menceritakan kisahku agar orang lain berbelas kasihan jika membaca ceritaku ini , bukannya aku sombong atau merasa tinggi hati akan tetapi aku akan mengajarkan bahwa terlahir dari keluarga miskin merupakan suatu anugerah sehingga kita lebih bisa merasakan penderitaan sesama dan bagaimana susahnya mencari uang untuk bersekolah , pernah seorang teman berkata padaku mungkin jika kita terlahir menjadi orang yang serba ada mungkin kita tidak akan bisa menghargai hidup ini . Hidup adalah impian bagi orang bijak , permainan bagi orang bodoh , lelucon bagi orang kaya dan tragedi bagi orang miskin . Setidaknya aku pernah membaca kata – kata tersebut dari seorang temanku , benar atau salahnya perkataan temanku itu akan aku buktikan sendiri dengan kerja kerasku .Impianku bukanlah menjadi kaya tapi aku ingin mengubah paradigma masyarakat bahwa orang miskin pun punya kesempatan untuk berkuliah dan merasakan pendidikan yang layak .

Aku tidak mempunyai keahlian sama sekali , yang aku bisa hanya mengerjakan soal – soal ujian diatas kertas . Selama ini aku bisa bersekolah karena beasiswa. Pernah suatu ketika aku harus menabung untuk meneruskan sekolah ku ke jenjang SMA dikarenakan orang tuaku tidak mampu membayar uang pagkal masuk sekolah . Dan Alhamdulillah saat SMP aku menerima beasiswa siswa berprestasi dan uang beasiswa tersebut aku gunakan untuk masuk SMA . Tapi kendala lain adalah SPP bulanan sekolah , karena sekolahku masih belum aa ada program sekolah gratis 12 tahun . Aku tidak ahli dalam berkerja ataupun berwirausaha , yang aku lakukan hanya berlajar dengan giat dan mendapatkan prestasi di sekolah . Dan akhirnya aku selalu bisa mendapatkan ranking 3 besar di kelas . Dengan modal itu aku berusaha untuk berbicara pada seorang guru tentang masalah keuanganku . Yang pada akhirnya aku selalu mendapatkan bantuan BOS dan itu sudah cukup untuk membantu membayar biaya SPP . Pernah suatu ketika saat akan ujian , aku belum melunasi SPP ku dan kartu ujianku ditahan dan tidak boleh mengikuti ujian untuk sementara . Meskipun pada akhirnya aku bisa mengikuti ujian tanpa membayar terlebih dahulu tapi disitu aku merasakan sulitnya menjadi orang miskin . Aku ingin mengubah kehidupanku dan kehidupan orang di sekitarku menjadi orang yang sejahtera dan tidak memprihatinkan lagi . Disitu aku mulai bersemangat untuk belajar.

Tiga tahun sudah aku bersekolah di sekolah menengah atas tersebut dan aku mulai berfikir untuk mencari kerja usai sekolah nanti , akan tetapi seorang guru memberitahuku bahwa ada beasiswa bidikmisi dan menyuruhku untuk melanjutkan kuliah , sepintas aku merasa senang karena aku masih bisa lanjut sekolah tapi sepintas aku juga merasa apakah aku tidak akan menyusahkan orang tuaku lagi jika aku terus menerus belajar dan tidak mencari nafkah untuk membantu keluarga dirumah . Setelah diberitahu ada beasiswa bidikmisi akhirnya aku mencari tahu lebih dalam lagi tentang bidikmisi . Ternyata untuk mendapatkan beasiswa bidikmisi terlebih dahulu aku harus memilih universitas negeri terlebih dahulu . Akhirnya aku mencari informasi tentang universitas – universitas yang ada di Indonesia , universitas pertama yang aku lirik adalah IPB , bukan karena bagus atau terkenal akan tetapi Bogor dekat dengan Sukabumi . Sampai ditahap ini pun aku sama sekali belum memberitahu orang tuaku tentang impianku untuk berkuliah . Prestasiku disekolah memang baik hingga akhirnya para guru menyarankanku berkuliah sampai mendesakku. Guru terdekat yang aku kenal adalah Bu Edeh Dike Mariske selaku guru kimia di sekolahku , beliaulah yang terus membimbingku hingga akhirnya aku bisa berkuliah . Beliau juga lah yang menyaranku masuk kuliah . Saat dirumah aku berbincang dengan kedua orang tuaku mengenai masalah kuliah , dan aku dibantah habis-habisan oleh kedua orang tuaku . Hingga akhirnya saat mengisi data untuk SNMPTN dan Bidikmisi , aku mengisi data tersebut dengan pilihan yang terkesan asal – asalan dan memilih universitas yang terkesan tidak akan menerimaku karena aku sudah merasa putus asa . Tapi disaat detik – detik akhir Bu Dike bertanya kepadaku universitas mana yang akan kupilih . Aku menjawab aku memlilih jurusan Design di sebuah universitas di kota Bandung . Bu Dike pun tidak setuju dan sedikit marah dengan pilihanku yang terkesan sudah putus asa tersebut . Beliau pun menyarankanku untuk mengambil keguruan kimia di Universitas Negeri Yogyakarta , akan tetapi aku merasa keberatan karena Yogyakarta terlalu jauh dengan tempat tinggalku , dan belum tentu orang tuaku juga mengizinkanku dengan pilihan tersebut . Tentu saja aku sangat ingin berkuliah karena zaman sekarang ijazah SMA sudah dianggap sangat biasa . Aku pun berusaha mencari informasi lagi tentang universitas yang kemungkinannya besar untuk aku masuki dengan jalur SNMPTN , karena jujur jika jalur SNMPTN tidak lolos aku tidak punya uang untuk mengikuti tes SBMPTN . Ada seorang teman dekatku yang sudah berkuliah di Bogor dan dia menceritakan tentang UNJ , bahwa disana ada jurusan Pendidikan Kimia untuk menjadi guru , alhasil tanpa piker panjang aku pun langsung memilih UNJ karena letaknya dekat dengan rumah dan juga tidak jauh dengan temanku tersebut karena jika ada sesuatu aku bisa meminta bantuan temanku untuk sementara . Alasanku masuk kimia bukanlah karena terlalu ingin atau pintar dalam hal kimia , akan tetapi aku hanya ingin membalas jasa guruku dengan cara menjadi guru kimia kembali dan membuatnya bangga karena mempunyai alumni dan anak didik yang bisa sukses tentunya, karena aku tahu guru mana yang tidak senang ketika melihat anak didiknya bisa sukses dan melebihi guru tersebut .

Pilihan sudah ditetapkan dan pengumuman pun dibuka tepat sehari sebelum diadakannya acara graduasi di sekolahku. Saat sore hari itu , aku menerima kabar dari seorang temanku bahwa aku lolos SNMPT di UNJ dengan jalur bidikmisi juga . Aku disitu merasa senang campur khawatir dan juga takut karena aku sama sekali belum memberitahu orang tuaku tentang masuk kuliah. Akhirnya aku memberanikan diri untuk memberitahu orang tuaku dan tetap saja orang tuaku masih tidak setuju denganku karena meskipun mendapatkan beasiswa bidikmisi tetap saja biaya kehidupan sehari-harinya mahal jika kuliah di Jakarta . Disitu aku merasa putus asa kembali . Aku berdoa tiada henti untuk diberikan jalan terbaik untuk kedepannya . Hari esok tiba , hari graduasi pun tiba dan banyak sekali guru dan temanku mengucapkan selamat atas diterimanya aku masuk di UNJ jurusan Pendidikan Kimia . Namun ekspresiku saat itu masih campur aduk antara senang dan bingung . Akhirnya setelah acara graduasi selesai aku berbicara dengan guru kimia ku dan dia tetap member motivasi agar aku berkuliah dan dia menjanjikan akan memberiku uang transport untuk berangkat ke Jakarta , terkesan memaksa namun itulah tanda kasih saying sepertinya . Malam hari , kejadian tak terduga datang , Pamanku yang merupakan Kakak dari Ayahku menelpon untuk menanyakan kabarku dan disitulah jawaban dari doaku terkabul. Entah apa yang mereka bicarakan hingga akhirnya pada malam itu ayahku menyetujuiku kuliah dan langsung mengurus berkas-berkas sebagai persyaratan masuk kuliah. Pamanku memang tinggal di Jakarta dan sesuai dugaanku aku akan tinggal dengan pamanku selama aku kuliah nanti . Mungkin itulah yang menyebabkan ayahku setuju dengan pilihanku untuk berkuliah.

Sampai saat ini aku masih berkuliah dan baru menyelasaikan semester 4 . Alhamdulillah nilai – nilai yang aku dapatkan cukup untuk membuatku tidak menjadi blacklist atau dicabut bidikmisinya . Hingga sekarang IPK ku 3.62 , dan mudah-mudahan IPK ku tetap terjaga sampai lulus nanti , amiin. Aku pun turut mengikuti organisasi meski tidak seaktif anggota-anggota yang lain karena aku merasa introvert dan susah bergaul dengan orang lain , organisasi yang sekarang aku tempati adalah Science Club dan Design Class .

Bidikmisi merupakan beasiswa ataupun harapan bagi orang – orang miskin yang berprestasi , bidikmisi telah banyak membantu orang – orang yang tadinya putus asa untuk berkuliah hingga akhirnya dengan adanya bidikmisi mereka bisa mengubah hidupnya menajadi lebih baik daripada yang sebelumnya . Setidaknya begitulah cerita yang ku dengar tentang bidikmisi , aku pun ingin merasakan kehidupan yang lebi baik dan mengangkat derajat keluargaku yang notabennya miskin , karena ayahku hanya bekerja sebagai buruh bangunan dan ibu ku hanya seorang pembantu rumah tangga . Paling tidak aku ingin mereka merasa bangga karena telah mempunyai anak seperti aku , dan tidak lupa aku selalu mendoakan mereka agar selalu diberi kekuatan dan rezeki yang halal untuk selalu mendukungku .

Terima kasih telah membaca ceritaku , mohon maaf bila ada ketidaknyamanan dalam penulisanku ini karena aku hanyalah manusia yang berusaha untuk belajar menjadi pribadi yang lebih baik .

Salam bidikmisi , bersama membangun negeri menjadi lebih baik .

Catatan Anak RantauWhere stories live. Discover now