Start

0 0 0
                                    

(b POV)

Namaku Bella.

Ujian kelulusan tinggal beberapa bulan lagi. Aku sudah mempersiapkan segalanya bahkan jam tidurku hanya sedikit.

Aku selalu datang paling awal.

Saat ini kelas sepi, belum ada yang datang. Aku membaca ulang buku buku yang ku pelajari semalam.

Sialan!

Perutku bergejolak. Ini pasti karena aku hanya minum teh dingin untuk sarapan. Ah, dasar! Aku lupa kalau pencernaan ku sangat sensitif.

Langsung saja ku tutup buku tebal itu dan berjalan menuju toilet.

Sangat yakin kalau semua makanan yang ku cerna habis keluar, tapi perutku rasanya masih sakit. Aku merasa kembung dan agak mual, jadi ku putuskan menunggu hingga rasa sakitnya mereda.

(b POV end)

~

(d POV)

Hai! Namaku Drucilla.

Aku sangat berterimakasih jika kamu memanggilku Dru.

Ucapkan selamat padaku karena aku baru saja masuk sekolah yang baru! Horeee!

Ah, terimakasih atas ucapan selamatnya. Hahaha... Aku jadi tersipu.

Aku pindah di semester akhir karena suatu hal. Kenapa?

Kalian penasaran alasanku pindah?

Ceritanya tidak akan seru jika ku beritahu sekarang. Nanti kalian juga akan tahu... Sksksk.

Sekolah ini mewah sekali. Bahkan ruang gurunya sebesar ini. Aku mengobrol dengan wali kelasku yang mengajar pendidikan moral, dia sangat ramah jadi aku tak sulit mengimbangi.

Pakaian, nada bicara, cara duduk dan tatapannya, sangat jelas bahwa ia orang beretika. Semua guru di sini terlihat formal dan kelas atas, ah, aku jadi merasa seperti meminta sumbangan.

Setelah beberapa puluh menit mengobrol untuk pendekatan, aku diantar menuju kelas. Aku membuntuti Pak Gleo. Wali kelasku ini berjalan dengan hati hati sehingga memberiku kesempatan mengamati setiap lorong yang aku lewati.

Kami sampai di pintu kelas 3-A.

Karena ini sekolah elit, tak heran kalau di satu kelas hanya ada 16 orang murid.

Aku dengar, kelas ini isinya murid murid pintar. Apakah aku juga termasuk pintar?

"Pagi, anak anak. Kelas kalian kedatangan murid baru. Silahkan Dru," jeda pak Gleo.

"Halo semua! Namaku Drucilla, panggil saja Dru. Salam kenal..." Aku menyapa dengan riang.

Senyumku makin melebar saat teman teman baruku menyambut dengan tepuk tangan.

"Baiklah. Jo, sebagai ketua kelas bantu teman barumu ya?"-Pak Gleo

"Baik pak" sahut anak laki laki yang duduk sendirian di belakang dengan kacamata cukup tebal.

"Hei!" Sorang gadis dengan rambut keriting badai mengangkat tangan.

"Kenapa kau pindah di akhir semester begini?" Lanjutnya.

"Ah, itu..."

Belum sempat menjawab pintu kelas ada yang membuka dari luar lalu seorang gadis muncul.

Aku menyeringai.

Kulihat ia sedikit terkejut melihatku namun segera wajahnya kembali tenang.

"Maaf saya terlambat" ucapnya.

"Bella? Ah, Tidak apa apa. Silahkan duduk," Pak Gleo berucap dengan lembut.

Dia sedikit menunduk memberi hormat.

"Kau sekolah disini juga, CLAIRE?" seringai ku makin melebar karena aku berhasil membuatnya berbalik.

"Aku Bella, silahkan panggil namaku dengan benar" ia tetap tenang.

"Oke" pungkas ku.

Dia kembali ke mejanya.

Aku dipersilahkan duduk samping ketua kelas. Bella di barisan sebelahku 2 meja lebih depan.

(d POV end)

~

(b POV)

1 jam lebih aku mengunci diri di toilet ini. Perutku sudah agak membaik.

Aku pasti telat masuk kelas.

Berjalan di lorong sepi aku menemukan kelas 3-A lalu segera saja aku masuk.

Murid teladan sepertiku tidak akan kena marah hanya karena telat.

Cklek.

Pintu terbuka.

Dia?!

Aku tidak boleh terlihat kaget.

"Maaf saya terlambat"

"Bella? Ah, tidak apa apa. Silahkan duduk," yah, selama kau memiliki nilai baik, tidak perlu ada yang dikhawatirkan.

Aku segera duduk. Tapi kenapa 'sialan' ini terus menatapku dari belakang.

Aku akan berdoa dia cepat mati.

(b POV end)

(b POV): Jadi ini lah...
(d POV): Kisah kami 'kembali' di mulai.

/

/

/

/

/

TBC

Yeay cerita baru! Ini short story jadi mungkin akan kurang dari 15 chapter.

Keep support ya^^

*Saya harap pembaca yang baik tahu cara menghargai suatu karya (klik vote pliss T_T).

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Oil and WaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang