nikah atau tinggalkan?

3.2K 533 58
                                    

         Skripsi adalah tugas akhir dimana mahasiswa dimint membuat karya ilmiah untuk mendapatkan gelar sarjana dari perguruan tinggi. Banyak manusia stres karena skripsi. Akhir-akhir ini banyak berita mahasiswa tumbang karena tugas akhir itu.

Itu juga berlaku bagi Seo Haechan.

Haechan sudah berada di semester delapan. Tapi, untuk pengajuan judul saja ia sudah ditolak oleh dosen pembimbingnya. Bukan salah dosennya, hanya saja Haechan yang memang malas mengerjakan tugas akhir itu sehingga waktu kelulusannya molor begitu saja.

"Huh, aku ingin menikah saja, Jaem." Ujarnya lesu. Kepala bulatnya direbahkan ke meja kafetaria.

Na Jaemin, sahabatnya sejak dalam kandungan, menatapnya kesal. Tidak ada hari tanpa keluhan Haechan yang ingin menikah. Tidak ada hari tanpa Haechan yang mengeluh karena skripsinya.

"Skripsimu tidak akan selesai kalau kerjaanmu hanya mengeluh." Ujar Jaemin enteng.

Haechan bangun dari posisinya, menatap nyalang wajah menyebalkan sosok sahabatnya. Jari-jarinya yang bantet menuding penuh kekesalan pada sosok yang kini menatapnya santai.

"KAU!" Haechan memekik kesal, kemudian menurunkan jarinya. Ia menghela nafas lelah.

"Kau seharusnya berkaca, kau tidak jauh beda denganku, sialan. Kau tidak mengeluh ingin menikah karena kau tidak punya pasangan!" Pekik Haechan telak.

Tidak ada yang bisa mengalahkan argumennya.

Jaemin mendengus, yang dikatakan Haechan adalah sebuah kebenaran. Merasa dirinya tertampar oleh ucapan Haechan, Jaemin menoyor kepala sahabatnya kesal. Haechan mengatakan itu dengan nyaring, Jaemin masih punya malu. Tidak seperti Haechan.

"Aku bertanya serius, memang Mark mau menikahimu?" Ujar Jaemin, sudut bibirnya gatal ingin tertawa jahanam.

Haechan menghela nafas, bahunya turun karena sedih. Mata bulatnya berbinar sedih. Bibirnya mencebik kebawah seperti bebek. Pokoknya Haechan sedih!

"Kau sudah tau jawabannya." Ujar Haechan lesu.

Haechan tidak mood untuk membahas menikah. Tangannya membuka ponselnya untuk melihat sesuatu yang bisa membuat moodnya naik kembali. Saat membuka ponsel, hal pertama yang dilihat adalah wajahnya dengan Mark. Karena foto mereka ia jadikan lockscreen.

Ah, betapa Haechan mencintai Mark.

Mark dan Haechan sudah lama menjalin hubungan. Kira-kira sudah tujuh tahun lamanya mereka berhubungan. Asam manis sudah mereka lalui bersama. Tawa canda tangis tawa pasti ada disela perjalanan jauh itu.

Mereka berpacaran sejak Haechan lulus dari JHS. Rekor yang cukup mencengangkan untuk ukuran bocah labil seperti Haechan. Meskipun bersama dalam waktu yang sangat lama, Haechan tidak pernah merasa bosan dengan Mark. Itu yang dirasakan Haechan, tidak tau dengan kekasihnya itu.

"Aku akan memutuskan keputusan berat, Jaem. Jika dia tidak mau menikahiku, aku tidak memaksa. Tapi maksa banget."

Jaemin tidak bisa tidak melakukan tindak kekerasan pada sahabatnya yang bodoh ini. Orang-orang akan berasumsi kalau Haechan adalah pihak yang agresif dalam hubungan. Jaemin tidak mau menanggung malu sebagai sahabatnya.

***

Haechan menangis untuk yang kesekian kali. Mata bulatnya berlomba-lomba mengeluarkan air mata dengan banyaknya. Akhir-akhir ini ia stres dan banyak fikiran buruk hinggap di kepalanya.

Dua insan yang berbeda sifat dan bentuk itu saling berhadapan. Bedanya, yang satu sedang meracau sembari menangis dan manusia lainnya hanya diam menatapnya. Hal ini seringkali terjadi akhir-akhir ini.

Skripsh!tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang