n & s

624 85 10
                                    

.・✫・゜・。.

the play

n & s story

.・✫・゜・。.

niki dan sunoo terkenal sebagai pasangan pembuat onar di seantero sekolah, yang mana satu seperti petrol dan satu lagi seperti obor bocor. kapan saja mereka berdua berkumpul bersama, bisa dipastikan bakal ada perang mulut sebelum diikuti adu jotos, yang biasanya diakhiri dengan satu dari dua yang terkapar pingsan atau digiring guru bk balik kandang. nggak ada yang tahu pasti kapan dan kenapa perseteruan mereka dimulai. bukan berarti juga ada yang bakal berusaha mencari jalan damai―sebaliknya, warga sekolah seperti sepakat mengompori niki dan sunoo kapanpun ada kesempatan. memang, kenapa harus mereka hilangkan tontonan gratis pengusir bosan?

“sunoo, si niki ditembak tuh di kantin!”

seruan itu membuat sunoo bangun dari tidurnya dengan sentakan. matanya menyipit seiring usahanya berusaha mengumpulkan seluruh nyawa dengan cepat.

“sama siapa?” tanya dia dengan suara serak.

“nggak tahu. kakak tingkat gue dengarnya.”

seringai sunoo terbentuk. kalau benar niki ditembak dan dia menerima, statusnya bakal lebih tinggi dibanding sunoo sendiri yang notabene jomblo selama ini. nggak, dia bukannya kalah populer, cuma ya itu―harus banget punya pasangan padahal mereka semua literally masih bocah bau kencur?

“mereka masih di sana?” sunoo kembali bertanya.

“iya, kayaknya. coba denger, ada suara rame dari kantin kan? itu anak-anak pada nyorakin mereka.”

sunoo nggak bicara lebih banyak. dia bergegas melangkah keluar kelas, menuju kantin yang samar bisa dia lihat penuh dengan lautan manusia. riuh-rendah suara mereka bikin dia pusing, tapi apa boleh buat. tujuan hidupnya sudah mutlak hanya untuk mengganggu seorang niki.

dia menyibak di antara kerumunan, akhirnya bisa melihat sosok niki duduk di salah satu kursi kantin, menengadah menatap seorang gadis dengan rambut panjang bergelombang sebahu dengan wajah bersemu. seringai sunoo nyaris permanen. dia kenal orang itu.

“jadi, kamu mau jadi pacarku?” tanya si gadis, yuna, hampir nggak kedengaran.

niki membuka mulut ingin menjawab, tapi sunoo lebih dulu menyeruak.

“tunggu!”

satu kantin mereda. niki dan yuna menoleh bersamaan. air muka niki mengeruh, sementara yuna pucat pasi.

“kim sunoo,” niki mendorong mundur kursinya dan berdiri, tahu benar dia lebih unggul dengan postur mengintimidasi. “lo mau apa ke sini?”

fuck, sesaat tadi sunoo yakin bulu kuduknya berdiri mendengar geraman rendah yang memanggil namanya. jantungnya juga berdegup―walau bukan karena takut, mind you. tebak karena apa?

“gue denger lo lagi ditembak,” sunoo nyengir setan. “dan eh, gue saranin lo terima dia.”

alis niki mengerut. satu hal yang sudah jadi rahasia umum, seorang niki akan selalu melakukan kebalikan hal dari yang musuh bebuyutannya katakan. lucu sekali, sunoo tahu, tapi justru itu yang bikin dia senang.

“gue terima atau enggak bukan urusan lo,” sahut niki dingin.

“yah, padahal gue rekomen banget si yuna. dulu pas kami pacaran dia sweet banget sumpah.”

satu kantin geger, mulai menjaga jarak lantaran muka niki yang awalnya dingin kini merah padam. cuma kim sunoo yang masih berani cengengesan. yuna sendiri sudah kabur jauh-jauh dengan wajah ditutup kedua tangan.

the play; sunki✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang