Cuaca pagi memang masih dingin, dan seseorang pemuda masih terlelap dalam tidurnya. Kamar yang begitu berantakan dimana pakaian seperti kaus kaki, atau baju maupun sepatu berserakan dilantai maupun disandaran kursi. Bahkan komputer nya saja masih menyala dan memperlihatkan video game sudah finish.
Tetapi itu hanya sebentar sebelum tidurnya terganggu akibat suara seseorang yang tengah memanggilnya. Matanya mengerjap beberapa kali saat mendengar suara itu kian mengeras.
"Ssssttt... Jungkook!"
"Ssssttt Jeon Jungkook!"
Pemuda bernama Jungkook itu mengangkat kepalanya, badannya masih terbaring di kursi. Dan ketika suara itu perlahan berhenti dia ingin melanjutkan tidurnya.
Tetapi yang dia dapat adalah lemparan batu yang mengenani jendela kacanya. Dan membuat pemuda itu langsung beranjak dari tidurnya lalu menghampiri ke arah meja. Matanya masih mengantuk bahkan dirinya masih samar-samar melihat seseorang dibawah sana dengan wajah kesalnya.
"Yak Jeon bangun! Ayo turun!"
Suara sedikit memelan agar orang tidak terbangun dari tidur karena kebisingan yang dibuat gadis itu.
Sedangkan Jungkook, pemuda yang tanpa pakaian itu menatap malas ke arah gadis dibawahnya ini,"memangnya kenapa?"
"Turun saja, jangan lupa pakai pakaian mu"
Gadis itu sempat merenggut kesal lantaran Jungkook selalu bertanya tanpa langsung melakukan permintaanya. Dirinya masih memandang pemuda itu yang kembali masuk ke kamarnya.
Jungkook.
Pemuda itu segera mengambil asal pakaiannya yang bergantung di sandaran kursi, dengan malas dia mengambil sepatu dan kaus kakinya. Berjalannya pun terlihat seperti dipaksa. Gadis itu suka sekali mengganggu jam istirahat nya.
Baru saja sampai di depan halaman rumah, Jungkook mendapat perintah kembali oleh gadis itu.
"Gunakan sepeda mu"
"Memangnya mau kemana Hana?"
Jungkook selalu penasaran dengan gadis itu perbuat. Apapun itu semuanya selalu diluar dugaan. Bukan hanya pikirannya yang menarik tetapi senyum gadis itu sangat manis.
Terdengar helaan nafas berat sebelum gadis itu berucap,"lakukan saja? Kau kenapa sih?!"
Lagi-lagi Jungkook hanya mengangguk sambil menghembuskan nafasnya, dengan malas dia berjalan ke arah bagasi rumah dimana ada sepeda tua miliknya.
Mereka melakukan perjalanan kesuatu tempat. Jungkook hanya terus mengayuh sepeda tanpa tahu tujuan karena gadis itu yang memimpin namun tak mau memberi tahu tujuannya.
Terlihat masih ada lampu jalanan yang masih menyala bahkan langit juga masih biru gelap tidak ada bulan. Dan jalanan juga masih tidak terlalu banyak orang yang berkendara. Bahkan cuaca sangat dingin dan untunglah Jungkook menggunakan hoodie tebal dan juga celana jeans panjang berwarna hitam.
Tetapi Jungkook tidak memerdulikan itu, dia sedari tadi menatap khawatir ke arah Hana yang hanya menggunakan pakaian tipis lengan panjang berwarna ungu dan juga celana jeans. Tetapi gadis itu masih tetap menatap ke depan, dengan wajah yang sesekali tersenyum. Entah apa yang dipikiran gadis itu tetapi seperti dia tidak akan menyesal ke sana atau lebih tepatnya Jungkook.
Mereka sampai di tempat yang cukup bebatuan, tetapi gadis itu dengan segera memarkirkan sepeda nya dan berlari ke dekat sana, dan Jungkook dengan santai memarkirkan sepeda tua ini. Meski tua tetapi sepeda ini masih bagus. Baru saja Jungkook memastikan sepeda tetap berdiri dengan baik tetapi saat mendengar teriakan gadis itu membuat dirinya langsung digerumini rasa panik. Dengan segera dirinya berlari takut sesuatu yang buruk terjadi pada Hana.
"JUNGKOOK!"
Dengan nafas yang masih tersenggal-senggal, Jungkook berhenti ketika melihat punggung gadis itu yang masih menatap tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Jungkook.
Jungkook akhirnya bisa bernafas lega saat melihat keadaan Hana baik-baik saja. Dengan langkah santai dirinya berjalan ke arah gadis itu.
"Ayo duduk dan perhatikan didepan itu"
Jungkook hanya menuruti, lalu duduk di bebatuan. Sedikit sakit saat merasakan batu yang tajam mengenai bokongnya dengan hati-hati dia membersihkan bebatuan kecil itu.
"Jungkook lihat!"
Saat pemuda itu melihat ke arah depan begitu indahnya diseberang sana. Kota yang seperti mengapung di antara para awan. Begitu menakjubkan.
"Suatu saat ketika aku besar aku akan pergi ke sana"
Jungkook tersadar akan lamuannya saat mendengar perkataan gadis itu, ada sesuatu yang menusuk ke hatinya tetapi dirinya hanya bisa menatap sendu ke arah Hana.
"Seoul tunggu lah, aku akan datang!"
Ujarnya sedikit berteriak, namun tak membuat Jungkook senang dia hanya tersenyum tipis sambil memandang sendu ke arah Hana yang berdiri sambil melambaikan tangannya ke arah kota Seoul itu.
Hana mendudukkan dirinya kembali sambil mengusap-usap lengannya saat merasakan dingin. Well, dirinya menyerah saat berpura-pura tidak kedinginan namun nyatanya apa? Dia menggosokan telapak tangannya di hadapan Jungkook.
Jungkook hanya tersenyum lalu langsung mendekap tubuh itu,"kenapa harus berpura-pura sih? Jika nyatanya kau memang kedinginan"
Hana hanya tersenyum simpul saat merasakan kehangatan yang diberikan Jungkook melalui pelukan. Dirinya memejam merasakan hamparan angin yang masih dingin.
"Ayo pulang"
Bisikan Jungkook membuat dirinya langsung membuka mata, dan dengan segera Jungkook melepas hoodienya dan memasangkannya ke gadis itu. Untunglah Jungkook masih menggunakan t-shirt hitam nya lalu mereka berjalan berdua menuju ke arah sepeda.
Hari yang benar-benar menyenangkan. Siapa tidak kenal Jeon Jungkook dan Lee Hana? Dua orang yang selalu menjadi teman sedari kecil bukan hanya teman mungkin bisa disebut sahabat. Rumah mereka hanya bersebelahan dan keluarga Jungkook begitu akrab dengan keluarga Hana. Umur mereka baru memasuki 15 tahun. Dan persahabatan mereka sudah berjalan selama umur mereka dimulai. Karena Jungkook dan Hana sudah menjadi teman sejak kecil.
Namun tidak ada yang mengira salah satu di antara keduanya memiliki perasaan yang berbeda. Perasaan seperti seseorang yang tengah jatuh cinta.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.