The Master of Dandelion Tea

527 43 18
                                    

---------------------------------------

Disclaimer: Seluruh karakter milik Mihoyo, OOT dan OOC pada karakter dan lore asli ada pada cerita ini.

Warning: Karakter tidak bisa mengakses checkpoint atau teleport, sehingga akan berbeda dengan in game.

Karakter dan kondisi in game bisa berubah pada cerita ini dengan penyesuaian.

-----------------------------------------

"Cepat angkat semua cucian, saat ini sudah mendung! Moco, Hillie, jangan lupa!"

"Baik Ms. Adelinde!"

Ketiga maid tersebut bergegas keluar, diiringi dengan hembusan angin membawa uap air yang cukup terasa dingin. Ditambah hari itu sudah sore, menambah kesan dingin saat ingin ke luar mansion tersebut.

"Moco, angkat yang di sebelah kiri, aku yang sebelah kanan!" teriak Hillie sambil membawa beberapa pakaian yang sedang di jemur masuk ke dalam rumah khusus laundry itu. Maid dengan rambut terjuntai ke belakang itu kemudian keluar lagi dari rumah khusus laundry tersebut sambil membantu Moco membawa beberapa helai kain yang telah kering. Di dalamnya sudah ada Adelinde yang sedang merapikan beberapa karpet yang sudah dijemur sebelumnya karena lembab.

"Pakaian Tuan Diluc masih sedikit lembab, mungkin harus dihangatkan," Moco membenarkan rambutnya yang sepanjang bahu karena tertiup angin. Seorang maid dari orang terkaya di Mondstadt tentu saja harus berpakaian rapi bukan? Tuannya memang jarang mengundang tamu ke mansionnya, hanya saja berjaga-jaga kalau ada tamu dan sang tuan pulang, mereka dalam keadaan rapi.

Adelinde, kepala pelayan dalam mansion itu mengambil beberapa kayu bakar dari samping perapian dan kemudian menyalakannya.

Dengan sigap Moco dan Hillie menggantung baju tuannya di depan perapian, dengan jarak sekitar 3 meter dari muka perapian, berharap baju itu akan kering besok saat tuannya akan menggunakannya.

"Nah, sudah semua. Saatnya membuat makan malam untuk Tuan Diluc. Menurut kalian kita harus memasak apa?" tanya Hillie sambil membuka pintu ruangan laundry yang terbuat dari kayu itu.

"Apapun boleh," ucap suara bass sambil menyodorkan dua payung ke arah ketiga maid tersebut, sedangkan dirinya sedikit terkena tetesan hujan saat kembali ke mansionnya.

Ketiga maid tersebut kaget karena sang tuan sudah pulang dan malah menyambut mereka di ruangan laundry.

"Tu-Tuan Diluc astaga!" Pekik Adelinde sambil memayungi tuannya, tapi karena tinggi Adelinde tidak cukup untuk Diluc, alhasil Diluc hanya berjalan saja tanpa menunggu Adelinde diiringi ketiga maid di belakangnya dengan tergesa.

Para maid hanya bisa melihat Diluc kembali ke ruangannya sambil mereka menutup payung yang diberikan Diluc dan ditaruh di tempat payung pada teras mansion tersebut.

Adelinde membersihkan sepatunya yang terkena sedikit cipratan air dan berpesan kepada Hillie dan Moco, "Buatkan Radish Veggie Soup dan juga masakan kesukaan tuan Diluc, Once-"

"Upon a time in Mondstadt" seru kedua maid sambil tersenyum yang dibalas dengan anggukan Adelinde.

--------------------

Sementara itu Diluc, sambil membuka mantelnya dan menggantungnya di gantungan mantel miliknya. Biasanya Hillie akan mengambilnya saat dia makan nanti. Diletakannya Vision miliknya di atas meja nakas dan kemudian mengambil beberapa lembar kertas di atas meja kerja yang terbuat dari kayu pohon Frostbearing. Ya, Diluc mengambilnya saat ingin mencoba metode baru untuk pendinginan grape juicenya. Kayu pohon itu teronggok saat Diluc mencoba mengambil beberapa sampel salju untuk diberikan kepada lab Lisa untuk diteliti.

Diluc -  LächelnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang