1

281 54 2
                                    


-------------------

Khun sebenarnya bukan orang yang suka kebosanan. Biasanya akan ada banyak hal yang dia lakukan. Tapi lihatlah sekarang, dia hanya mengamati salju ringan yang turun di Jalanan depan kastil FUG.

Dia bersandar di dinding gerbang kastil, berpikir tentang apa yang mungkin dilakukan Bam, mengapa pria coklat itu bisa terlambat menemuinya.

Mungkin ada gangguan.

Hah, Bam pasti panik. Dia sedikit tersenyum memikirkannya.

Langkah kaki yang terdengar membuat Khun menoleh dan melihat seorang slayer berpakaian putih yang khas.

Bam langsung menyapa dan meminta maaf karena terlalu lama membuat Khun menunggu, sembari memeluk pria biru itu dengan semangat.

Pelukannya membuat Khun jatuh ke belakang. Sebuah teriakan terkejut keluar dari bibir Khun sebelum Bam dengan dramatis bergerak untuk menangkapnya.

Gerakan Bam agak lambat, karenanya mereka berdua terjatuh, dan gerakan yang kurang sempurna itu membuat Khun terperangkap di pelukan Bam. Pria biru itu tampak mencengkeram lengan baju Bam dan tubuhnya menekan erat ke tubuh pria coklat itu.

Khun benar persis di bawah Bam sekarang.

Mereka berdua tidak bergerak sama sekali selama berapa saat. Keheningan menyeliputi mereka.

"Aku sangat menyukaimu," Khun akhirnya berkata, pipinya memerah.

Sial. Itu sangat imut, batin Bam.

"Tentu saja, kita sudah berkencan selama 1 bulan, Khun." Bam tertawa terbahak-bahak sebelum matanya menatap Khun serius. "Tapi aku juga menyukaimu."

Khun merasa akan mati saking malunya saat mendengarnya.

Bukankah dia dan Bam terlalu cheesy sekarang ?

Tanpa sepatah kata pun saking malunya, Khun dengan cekatan melepaskan dirinya dari lengan Bam. Dia kemudian melirik ke arah lapisan es dibawahnya yang licin dan menggumamkan sumpah serapahnya yang sangat familiar untuk Bam.

Pria coklat itu sendiri menganggap es yang licin sebagai anugrah. Kejadian terjatuh tadi cukup menyenangkan.

"Maaf membuatmu terjatuh, Khun," kata Bam malu-malu, sambil meremas tangan yang ada di genggamannya kuat-kuat.

Oh, tunggu, dia dan Khun berpegangan tangan? Kapan itu terjadi?

Pria coklat itu membuka kantong plastik di tangannya, membuat Khun dapat melihat barang didalamnya. Salah satunya yaitu dua kaleng kopi hitam favorit mereka.

Ya, dia dan Bam menyukai merek kopi yang sama entah sejak kapan. Dia tidak tahu siapa yang lebih dulu menyukai kopi merek itu.

"Lihat, aku beli satu untukmu." Kata pria coklat itu ceria.

Khun menjawab cepat tanpa berpikir, "Tapi kopi ini sangat dingin, Bam !!."

Shit. Tanpa sadar aku protes. Khun memarahi dirinya sendiri.

Bam terkejut sebentar mendengarnya sebelum ekspresinya segera berubah menjadi tawa.

"Sial," Pria coklat itu menyeringai, "kamu benar. Sepertinya aku tidak menyadarinya, karena kamu membuatku begitu hangat di sini"

Bam langsung merutuki ucapannya. Dia sudah membeli kopi itu bahkan sebelum dia berangkat menemui Khun, jadi ucapannya dengan sangat jelas tidak masuk akal sama sekali.

Shit. Khun akan memarahinya karena dia bodoh.

Untungnya, Yang Khun katakan setelah mendengarnya cuma "Dasar bodoh"

Bam tertawa mendengarnya sebelum membungkuk sedikit untuk mencium Khun.

Ditengah pertengkaran mereka yang lucu dan ciuman mereka, Bam tiba-tiba berkata, "Tunggu, tunggu, tunggu tunggu—" dan berhenti. "Ini sudah benar-benar dingin sekarang. Mau balik?"

Khun merasakan sedikit kekecewaan saat Bam mulai melepaskan diri dari pelukan mereka. "Boleh." jawabnya singkat.

Dengan kecewa, Khun bergerak masuk kastil, menuju ke arah kamarnya sendiri.

Melihatnya, Bam dengan panik memanggilnya kembali. Suaranya terlalu keras saking paniknya dan langsung membuat Khun berbalik.

"Aku bertanya-tanya apakah, uh, apakah kamu ingin menginap di kamarku malam ini," Bam tergagap. "Aku membeli terlalu banyak makanan jadi—" dia menunjuk dengan putus asa ke kantong plastiknya, yang Khun baru sadari memang terlihat cukup penuh setelah Bam mengucapkannya.

Ucapan Bam membuat Khun sangat senang. Dia mengalihkan perhatiannya ke pocketnya untuk menyembunyikan rasa senangnya. "Boleh, lagipula aku sudah lama tidak ke kamarmu" Ucapnya.

"Bagus!" Kata Bam dengan ceria. "Kalau begitu ayo pergi." Dia membuka payung dan menghubungkan lengan kirinya yang masih memegang kantong plastik, dengan tangan kanan Khun.

--------------------

Vote jika suka ya ^^


Btw ini remake ff KiriBaku milikku wkwk



Winter's FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang