Omake

1.6K 102 20
                                    

*Flashback

Tuk... tuk... tuk....

Suara ketukan jari-jari Sakura mengisi keheningan kafetaria Rumah Sakit Konoha, Sakura tengah berusaha memfokuskan pikirannya demi menghasilkan suatu solusi, yaitu Hadiah ulang tahun Uchiha Sasuke yang tak lain adalah Suaminya tercinta yang berada nun jauh disana. Sakura duduk sendirian dan berpangku tangan menunggu waktu pergantian shift kerjanya berakhir. Tapi rasanya waktu berlalu begitu lambat, selambat kerja otaknya saat ini yang masih saja tidak berhasil menemukan solusi yang tepat untuk masalah yang dihadapi. Sama halnya seperti permainan rubik, terlihat sederhana namun sulit untuk dipecahkan.

Ino yang baru saja datang, melihat ke arah kepala pink yang tertunduk lemas di atas meja. Dan jari jemari yang tidak mengenal kata lelah, terus menerus mengetuk-ngetuk meja yang tidak bersalah. Berdo'a saja meja itu tidak bolong, sayang mejanya. Papan kayu mahal. Sontak saja Ino mengenali siapa pemilik kepala tersebut. Sedikit tersenyum licik, Ino mengendap-endap berjalan mendekati sahabat sejatinya si Pinky Girl, opppss.. sekarang dia sudah menjadi Pinky Woman.

"Hooo.. aku pikir ada tukang kayu baru disini!" Suara Ino yang cukup keras mengagetkan Sakura yang sedari tadi sibuk berkutat di pikirannya sendiri.

"Sialan kau Ino! kau mengagetkan ku, dan siapa tukang kayu yang kau maksud?" Cecar Sakura.

"Woy woy woy.. Sabar Nyonya Uchiha! Jangan marah-marah, nanti kau cepat tua." Ino bukannya menjelaskan malah memperkeruh keadaan. "Dan kau Jidat, dari tadi aku lihat yang kau lakukan cuma sibuk mengetuk meja, apa salah meja sampe kau harus menyiksanya seperti itu?". Wajah sok polos Ino, bener-benar membuat Sakura ingin menambah riasan 'biru' di setiap sudut wajah cantiknya itu.

"Cih..!" Sakura hanya berdecih malas beradu mulut dengan Ino.

Ino mendelik geli melihat sifat baru Sakura, "Lihat!!! Sekarang gayamu persis seperti Suami Es-mu. Kenapa? Apa kau sedang PMS?". Persahabatan yang telah terjalin bertahun-tahun sejak mereka kecil, membuat Ino sedikit memahami ada yang tidak beres dengan sahabatnya ini. "Ada apa? Kau kusut sekali. Katakan ada masalah apa?". Ino meletakkan segelas jus strawberry yang dia buat sendiri untuk para pasien anak-anak di Rumah Sakit. "Ini minumlah dan tenangkan dirimu. Setelah itu ceritakan padaku apa yang sedang mengganggu pikiranmu."

Ino memang sahabat yang sangat pengertian dan terkadang sangat menyebalkan. Sakura menegak habis jus dihadapannya. "Ino..." Sakura terlihat sudah mulai tenang.

"Iya?" Ino bersiap menunggu keluh kesah Sakura.

"Sasuke-kun..."

"Sudah kuduga pasti masalah Sasuke lagi, ada apa lagi dengan suami mu?"

"Tidak. Tidak apa-apa. Dia baik-baik saja."

"Ya kalau dia baik-baik saja kenapa kau harus mengkhawatirkannya."

"Bukan itu."

"Lalu apa, Jidat?!" Kesabaran Ino hampir di ambang batas.

"2 hari lagi, Sasuke-kun akan pulang, dan hari itu tepat dihari ulang tahunnya."

"Bagus lah kalau begitu. Kalian harus merayakannya. Apa lagi coba? Si mantan uchiha terakhir yang jarang pulang, eh, tidak, yang hampir tidak pernah pulang, akhirnya dia kembali. Lalu apa yang jadi masalahmu? Kenapa kau suka sekali mempersulit hal yang mudah?" Cecar Ino bak knalpot motor modifikasi.

Sakura hanya melongo, "Makanya karena itu hari ulang tahunnya, aku ingin memberikan hadiah yang spesial."

"Lalu?"

"Aku tidak tau apa yang Sasuke inginkan. Kau tau sulit untuk membaca pikirannya. Dia tidak banyak bicara. Aku bukan cenayang, aku seorang dokter. Masa' iya aku harus membedah kepala Sasuke-kun lalu mengeluarkan otak nya untuk ku amati di laboratorium"

Happy Birthday, Dear Husband!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang