Acara wisuda hari itu sebenarnya sudah selesai kira-kira dua jam lalu, tetapi para wisudawan dan para kerabat masih ramai memenuhi lapangan dan parkiran venue untuk mengambil foto. Shion, salah satu wisudawan hari itu sudah pergi kesana-kemari untuk menemui berbagai macam orang; keluarga, teman satu fakultas, teman satu jurusan, teman-teman SMA-nya yang datang untuk mengucapkan selamat, teman klub renang, teman-teman kostan, teman klub 'gowes' yang selalu menemaninya bersepeda setiap hari Sabtu, dan masih banyak lagi -- entah itu untuk berfoto, berbagi hadiah dan bunga, atau keduanya. Tampilan Shion siang itu sudah jauh berbeda dibanding dirinya di pagi hari.
Lalu akhirnya, setelah terpencar sejak berakhirnya seremoni di hall, Shion akhirnya bertemu dengan teman paling dekatnya selama berkuliah di kampus ini, Kimata Syoya, yang juga merupakan wisudawan.
Syoya berteduh dari teriknya matahari di bawah kanopi. Berada lantai atap sebuah gedung membuat angin yang terasa lebih kencang dari normalnya. Shion memandangnya, dia tahu dia akan diomeli karena sudah membuat Syoya menunggu.
"Kemana aja, sih? Gue udah lama banget di sini loh!" ucap Syoya, sedikit kesal. Diam-diam Shion suka melihat wajah kesal Syoya, dia pikir itu cukup imut.
"Ya maap," Shion menggaruk kepalanya, "Gue diajak foto kesana kemari. Gue pikir gak sebanyak itu yang mau ketemu gue."
Syoya mengangkat bahunya. Mau bagaimana lagi, pikirnya, resiko anak populer, pasti banyak yang mau bertemu dan berfoto dengannya. Kapan lagi berfoto dengan seorang Tsurubo Shion yang sedang memakai toga?
Walaupun katanya sudah menunggu lama, namun berkebalikan dengan Shion, pakaian Syoya; mulai dari toga, jas, kemeja, dasi, dan celananya, masih terlihat rapi. Mungkin karena Syoya langsung pergi ke rooftop itu setelah acara selesai.
Shion dan Syoya sudah berjanji dari dulu; di hari wisuda mereka nanti, mereka akan bertemu di rooftop Gedung J Fakultas Kedokteran Hewan, alias kampusnya Syoya - tempat yang cukup jauh dari venue wisuda, jauh dari kerumunan, sehingga mereka bisa leluasa berbicara di sana. Pemandangan di situ pun indah, bagus untuk diabadikan kamera.
"Ya udah, terus sekarang apa?" tanya Shion.
"Lo belum kasih selamat ke gue. Gue belum kasih selamat ke lo."
Shion menghela nafas, entah bagaimana dia bisa bertahan berteman 4 tahun dengan Syoya yang sangat cheesy itu.
"Oke. Happy graduation, Sytoya. I'm proud of you," pipi Shion merona, jarang sekali dia mengucapkan hal-hal seperti itu. Namun dia tulus, dia benar adanya bangga pada Syoya, yang hampir saja tidak bisa menyelesaikan skripsinya tepat waktu. Syoya juga tadinya hampir putus asa, namun demi wisuda bareng Shion, dia tetap berusaha untuk menamatkan kuliahnya segera.
"Sini," Syoya membuka tangannya lebar, mengajak Shion untuk berpelukan, "nanti gue ucapin balik."
"Gak ah" Shion menolak mentah-mentah, "Gue udah bau banget gini,basah sama keringet. Nanti aja kalo mau peluk-pelukan."
Syoya berdecik dan memutar bola matanya, "Ya elah, lo juga dari tadi pelukan kan sama temen-temen lo?"
"Nggak. Lagian tadi kan gue belum bau. Plus sekarang tangan gue udah penuh nih."
Syoya bisa melihat belasan buket bunga dan goodie-bags yang dipeluk erat oleh Shion. Tangannya penuh, terlalu banyak barang yang ia pegang -- entah mengapa dia tidak meletakkannya saja di lantai. Beberapa adalah pemberian dari kerabatnya, beberapa merupakan pemberian 'fans' nya alias junior-junior Shion yang satu jurusan atau junior dari klub renang.
Namun Syoya sudah mengenal Shion terlalu baik. Memang beginilah watak sahabatnya itu. Shion yang cool dan selalu ' jaga image '. Shion yang benci menunjukan sisi lemahnya. Shion yang selalu gengsi bila ditanya soal hal-hal yang dia suka. Ya, dia memang malu untuk melakukan hal-hal seperti ini, bahkan dengan Syoya, yang selalu bersamanya sejak penerimaan mahasiswa baru empat tahun lalu. Dan kalau sudah begini, Syoya tidak bisa memaksa. Mungkin nanti saja, lain kali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pamit. (One-shot)
HorrorTsurubo Shion dan Kimata Syoya berjanji akan bertemu di rooftop kampusnya pada hari wisuda mereka berdua. Setelah berteman akrab selama kurang lebih empat tahun, inilah pertemuan dan perbincangan terakhir mereka.