Coffee & Drive.

153 19 0
                                    



Hai, semua! perkenalkan namaku Aya. Panggil saja aku dengan sebutan seperti itu. Disini aku ingin cerita sedikit tentang sesuatu yang sering mengganggu pikiran dan hatiku akhir-akhir ini. Dan saat ini aku sedang berusaha mencari obat untuk menyembuhkan diriku.

Sebelum itu aku ingin bertanya lebih dulu. Siapa disini yang sering mengalami kesedihan mendadak yang bahkan kalian sendiri tidak tahu pemicunya apa? Atau kalian tau sebenarnya pemicunya itu apa, tapi saking banyaknya kalian jadi bingung yang mana yang benar sehingga membuat dada kalian menjadi merasa sesak lalu akhirnya kalian akan menangis tiba-tiba.

Hal tersebut biasa disebut dengan hypophrenia oleh psikolog, yaitu gangguan yang membuat seseorang bisa sedih atau nangis secara tiba-tiba. Penyebabnya juga macam-macam. Entah itu trauma yang tidak terselesaikan atau masih mengalami perasaan kehilangan dan sebagainya.

Akhir-akhir ini hypophrenia sering sekali menghampiri diriku, membuatku jadi sering cemas dan terbangun di tidurku pada jam-jam paling sendu—yaitu jam 2 hingga 4 pagi. Semua ini sudah kualami sejak 2 bulan yang lalu.

Setiap aku terbangun pikiranku kosong yang sebenarnya aku sendiri tidak tahu kenapa. Entahlah, aku merasa terlalu kacau. Bukan hidupku ya, tapi diriku. Diriku yang kacau namun aku sendiri tidak tahu apa penyebabnya.

Ini semua bermula semenjak aku kehilangan seseorang yang biasanya selalu mengisi hari-hariku, mewarnainya dengan warna baru. Namun ia tiba-tiba pergi. Bukan untuk pergi selamanya. Ia pergi hanya karna bosan. Seperti apa yang dirasakan manusia pada umumnya, mereka akan mudah bosan dengan sesuatu yang sudah mereka dapatkan dengan mudah.

Syukurnya aku sudah mulai melupakan orang ini. sudah 1 tahun lamanya. Aku melakukan berbagai macam cara agar dapat melupakan orang itu dan membuang semua kenangan yang bersangkutan tentangnya dari hidupku.

Kupikir, mungkin ini semua terjadi karna aku terlalu berusaha keras untuk melupakan orang itu hingga akhirnya aku jadi mengacaukan perasaanku sendiri?

Aku jadi sampai lupa bagaimana rasanya perasaan bahagia yang sesungguhnya. Tersenyum dengan ikhlas, tertawa lepas, menatap seseorang dengan tulus. Ketiga hal itu akhir-akhir ini aku lakukan dengan paksaan. Aku tersenyum ketika melihat orang tersenyum, aku tertawa karna orang disekitarku tertawa, aku berusaha mati-matian fokus untuk menatap orang dengan tatapan tulus, yang padahal itu semua adalah palsu. Seperti sebuah topeng yang harus aku gunakan di waktu yang tepat.

Hingga akhirnya, kemarin sore aku baru berani menceritakan semua hal yang kurasakan ini dengan sahabat terdekatku. Namanya Ayta.

Ayta memberikanku beberapa saran agar aku bisa memperbaiki hidupku perlahan-lahan seperti dulu lagi; Yang pertama ia menyarankan agar aku bangun lebih pagi. Pukul 7 aku sudah harus bangun, atau kalau perlu jangan tidur lagi setelah melakukan kewajiban disubuh hari sebagai umat beragama. Tapi boro-boro. Semenjak patah hati itu, aku jadi jarang bangun pagi untuk melaksanakan kewajibanku sebagai umat yang beragama.

Selanjutnya, Ayta menyarankanku untuk mulai beraktivitas pada jam 9 pagi, terserah mau dirumah atau keluar rumah. Tapi Ayta merekomendasikanku agar sebisa mungkin untuk keluar dari rumah. ke perpustakaan daerah misalnya. Mencari sarapan, mengikuti kelas melukis, atau kalau bisa cari kerja part time! lakukan saja semua, yang penting aku produktif. Jangan sampai aku tidur siang katanya, agar tidurku lebih nyenyak dimalam hari. Karena akhir-akhir ini aku bisa tidur 3-4x sehari. Mengalah-ngalahkan waktu makan memang.

Nah maka dari itu, mulai hari ini, detik ini. Aku akan fokus untuk menyembuhkan diriku. Menjadi lebih produktif dan bahagia.

Aku sudah mendaftarkan diriku untuk mengikuti kelas melukis selama 4x dalam sepekan untuk sebulan kedepan. Dari pukul 10 pagi hingga pukul 12 siang.

Coffee & DriveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang