Pada saat itu keluarga besar ku sedang berkumpul di rumah kakekku aku disitu hanya diam dan setia menjadi pendenggat saat tante-tante ku sedang membicarakan keungulan dari anak-anak mereka.
“La kaya Lita itu lho masih kecil tapi udah pinter bantu-bantu buat masak” ucap tante Wati, sedangkan aku hanya menanggapi dengan seutas senyum.
Sedangkan Lala melihat ku dengan sinis
“Iya no rajin orang dia aja mau cari muka di depan semuannya, aku gak suka ya ma, mama banding-bandingin aku sama si pincang itu lagi” ucap Lala dengan sinisnya.
Aku hanya tersenyum mendenggar hinaan yang dilontarkan sepupuku itu sudah cukup kebal rasanya aku mendengaar hinaan itu.
Semua orang yang mendengar itu hanya bisa diam membisu tidak ada yang mau membelaku orang tua ku pun hanya dia mendenggar putrinya dihina.
“Jangan terlalu memuji tante aku disini hanya membantu toh aku juga belum bias memasak, sedangkan kak Lala sudah bias membuat nasi goreng yang enak” ucapku sambil tersenyum.
Setelah aku berbicara itu aku pamit untuk pergi ketaman belakang, di sana ada kolam ikan emas kecil itu adalah tempat favoritku saat aku berkunjung kerumah kakekku, karena disitulah tempat aku bias meluapkan keluh kesahku dan air mataku tanpa siapapun tau tentang air mataku. Mungkin jika orang melihatku secara sekilas aku adalah anak yang ceria, bawel dan suka membuat lelucon walaupun topic lelucon itu adalah kekurangganya dari diriku sendiri. Tapi itu hanyalah sebuah topeng agar aku tidak terlihat menyedihkan, tapi saat aku sendiri aku akan menumpahkan semua rasa sesak yang selalu aku tahan itu dengan air mata karena, hanya itulah hal yang bias aku lakukan untuk menghilangkan rasa sakit hatiku.
”Kak Lala tuh si pincang dari mana ?” Tanya Bowo adik sepupuku.
Aku mendekat kearah mereka sambil merekahkan senyum termanis yang aku punya.
Kak Lala beranjak berdiri dihadapanku dengan tatapan yang sinis lalu mendorong bahuku, aku sedikit terhuyung kebelakan untungnya aku bisa menjaga keseimbanganku hinga tidak jadi terjatuh.
“Heh lo kalau jadi orang tuh jangan sok cari muka atau caper didepan para orang tua” ucap Kak Lala padaku dengangan berapi-api.
“Maaf,,, kak tapi aku gak maksut cari muka kok aku cuman niat bantu aja biar ceper selesai” ucap Lita sambil menundukkan kepalannya jujur saja dia takut pada saat itu.
“Alah gak usah banyak alesan deh lo, gua gak mau yha mama gue banding-bandingin gue sama lo yang pincang” ucap Lala lalu pergi dari hadapanku.
Sepupuku yang lainpun ikut pergi bersama kak Lala, aku hanya bisa menatap kepergian sepupu-sepupuku dengan sendu, jujur sebenarnya aku merasa sanggat sedih dan kesepian.
![](https://img.wattpad.com/cover/256138271-288-k436902.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesepian
Non-FictionFollow yuk kalau suka sama ceritanya Kasih Comen juga boleh Maaf masih banyak Typo dimana-mana Disini aku mau cerita tentang masa lalu seorang gadis remaja yang bernama Alita Kusuma Putri. Cerita tentang masalah pembullyan yang dia alami sewaktu...