Saat itu aku sudah selesai ujian kenaikan kelas dan berarti aku sudah sekitar 10 hari ditinggal sendiri. Aku sedang berada dilantai 1 menonton Naruto sekitar menjelang Maghrib. Dan seketika aku aku mematikan tv saat mendengar suara berisik dari lantai 2, awalnya aku pikir itu suara dari luar, tapi setelah didengar lagi aku yakin itu berasal dari lantai 2.
Pernah mendengar kalimat 'banyak setan disaat Maghrib menjelang'? Mungkin kalimat itu baru kupercayai saat itu. Aku mendengar suara mesin jahit dilantai 2, saat aku masih SD mesin jahit yang mama selalu pakai ada dilantai 1 tapi semenjak mama dan bapak kecelakaan mesin jahit tersebut dipindahkan. Aku kembali takut tapi itu terkalahkan dengan rasa penasaranku yang tinggi. Akhirnya aku ke atas namun hanya mengintip lewat tangga karena mesin jahitnya berada didekat jendela dan itu sudah cukup terlihat dari tangga. Saat aku mengintip ternyata benar, pijakan kaki pada mesin jahit tersebut bergerak menimbulkan suara berisik namun tidak ada siapapun yang menginjaknya. Dengan jantung yang berdebar-debar aku terus berdoa dalam hati. Aku langsung turun satu tangga untuk mengatur napasku, aku sudah tidak mendengar suara mesin jahit tersebut dan aku kembali mengintip. Namun saat aku mengintip kembali aku melihat ada seseorang yang duduk di kursi depan mesin jahit tersebut, aku menelan ludahku dengan susah payah dan detik selanjutnya dia menoleh kearahku, wanita itu seperti dikelilingi aura gelap dengan mata yang merah tanpa ekspresi dan tanpa ada bekas luka dimanapun, dia berdiri dan menatapku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa seolah tubuhku berubah menjadi patung dan tidak bisa berteriak, yang kulakukan hanyalah membaca doa dalam hati sambil menangis.
Dia nampak terbang melewati atas kepalaku dan pergi kearah gudang. Aku tak langsung turun dari tangga dan hanya mematung. Dan seketika ada yang membuka pintu utama sambil berteriak
"Ri... Kamu udah makan belum? Ini aku bawain sayur"
Aku langsung bisa bergerak dan mengusap air mataku.
"Kamu ngapain ditangga? Udah makan belum?" Ucapnya lagi.
"Belum"
"Punya nasi gak?"
"Enggak, nanti aku masak, makasih ya mbak"
"Kamu habis nangis?"
"Enggak, tadi kelilipan hehe"
"Yaudah kalo gitu"
Awalnya aku ingin cerita hanya saja aku ragu karena kejadian sebelumnya dia tidak percaya dan aku takut dikira orang aneh. Tak lama aku melihat anak kecil perempuan itu ada di tangga dengan senyum dan jari telunjuk yang diletakkan didepan bibirnya, seperti 'sssstttt' sedetik kemudian aku melihat kepala yang lain mengintip dari tangga dengan mata berwarna merah.
Aku kembali teringat apa dia yang kulihat lewat jendela kamarku karena matanya berwarna merah. Aku tak tahu mereka itu berniat mengganggu ku atau tidak tapi yang tidak membuatku nyaman adalah aura yang ada disekeliling tubuh dia terlihat sangat gelap walupun penampilan nya tidak menyeramkan seperti anak kecil itu. Tapi setidaknya aku mulai bisa menerima keberadaan anak kecil itu sementara yang satunya aku masih sedikit ragu.Hantu gadis kecil tidak banyak membuat rusuh hanya saja setiap malam dia seperti memintaku bangun untuk menemaninya bermain, dan si mata merah terus saja membuat kegaduhan seperti mengetuk ataupun membanting pintu, menggerakkan benda-benda disekitar ku dan membuat aku takut dengan tatapannya.
°°°°°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
I CAN SEE U
HorrorHanya kumpulan kisahku saat bertemu mereka yang tak kasat mata.