BAB II (18+)

141 7 0
                                    

Pagi ini suasana dipemakaman umum masih sangat sepi, seorang wanita terlihat sedang mengusap sebuah nisan bertuliskan "Brian Orlando".
Zie masih setia menatap makam didepannya. Banyak kenangan yang ditinggalkan oleh Brian.

Brian Orlando adalah kekasih Henzie saat dia masih duduk dibangku kuliah dulu. Cukup lama Henzie menjalin hubungan dengan Brian.

FLASBACK ON

Disinilah dua sijoli ini berada, taman depan rumah Brian. Mereka sedang menikmati indahnya bintang dimalam hari.
Zie yang sedang ber baring di atas rerumputan hijau disampingnya terdapat Brian yang juga melakukan hal yang sama sambil menatap langit yang bertabur bintang

"I have something fo you". Kata Brian sambil mengeluarkan sesuatu dari saku celanannya. Henzie bangun dari tidurnya dan menoleh kearah sang kekasih.

"Apa?". Tanya Zie penasaran. Brian berdiri dibelakang Zie sambil memasangkan sebuah kalung dengan liontin berbentuk bintang yang ditengahnya terdapat ukiran nama "Brian".

Tiana memutar tubuhnya menghadap Brian. Brian tersenyum memandang wajah cantik Zie begitupun dengan Zie yang memandang wajah Brian

"Jika suatu saat nanti aku pergi. Dan kamu merindukanku ataupun butuh aku. Lihatlah keatas langit aku akan berada disalah satu bintang itu. Dari salah satu ribuan bintang yang ada di langit akan menjadi salah satu tempat tinggalku nantinya". Kata Brian dengan tersenyum menghadap ribuan bintang yang bersinar indah disana

Zie memandang Brian dengan senyum lembutnya. Zie tersenyum mendengar penuturan Brian. Namun dilubuk hati yang dalam dia merasakan sakit yang amat terasa. Selama ini Brian yang selalu ada untuknya disaat dia sedih dan bahagia begitupun sebaliknya.

Tangan Zie menggapai wajah Brian hingga mereka saling berhadapan. Zie tersenyum lembut dan menenangkan. Entahlah Zie tidak bisa mengatakan apa-apalagi dia terlalu takut jika hal itu benar-benar terjadi apa akan dia lakukan setelahnya.

Chup

Zie mengecup bibir pucat itu masambil memajamkan matanya berharap dia akan seperti itu dengan Brian. Brian membalas ciuman Zie mereka berdua saling memagut satu sama lain menyalurkan ketakutan masing-masing.

Ribuan bintang menjadi saksi kisah cinta dua sijoli itu, menjadi saksi kebahagiaan keduanya, menjadi saksi kesedihan keduannya, dan menjadi saksi akan ketakutan diantara keduanya

Saat ini Zie berada didalam kamarnya merenungi segala ketakutan-ketakuan yang benar-benar dia hindari dari dulu. Mungkin karena sudah lelah dengan pemikirannya Zie memejamkan matanya dan tertidur

*****

Zie berada dihalaman rumah Brian bersama bunda dan adiknya. Zie meneteskan air matanya, dia gak tau ketakutan apa yang sedang dia rasakan sampai-sampai air matanya tidak mau berhenti mengalir.

"Ayok kak masuk kedalam udah ditungguin itu..!". Tangan Zie ditarik oleh sang adik untuk mengikutinya masuk kedalam rumah Brian sedangkan sang ibu sudah berjalan terlebih dahulu.

Tapi entah kenapa rasanya begitu enggan untuk masuk kerumah itu padahal itu adalah rumah sang kekasih. Zie terus menangis dan menolak untuk masuk kerumah itu.

Rezvan masih terus menarik tangan sang kakak hingga sampai ruang tamu rumah Brian. Zie masih terus menolak untuk dan terus menangis tapi orang-orang disitu tak menghiraukan tangisannya.

"Ayo kak, bang Brian udah nunggu di ruang makan". Kata sang adik masih terus menarik tangan sang kakak

Zie terus menggeleng dan bilang. "Enggak mau, kakak mau pulang!!". Teriak Zie dan berjalan keluar menuju pintu keluar. Saat sudah berada di dekat pintu tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang. Zie tau kalau Brian yang melakukannya Zie masing terus menangis tanpa tau ada sebenarnya dengan dirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HenzieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang