Part 2. Perpustakaan

18 2 0
                                    

Selamat membaca dan semoga terhibur

--------------------------------

Siapa disini yang sangat membenci pelajaran Matematika? Pelajaran yang berisikan deretan angka itu memang pelajaran paling memusingkan. Saat ini pelajaran itu sedang berlangsung di kelasku. Sejujurnya aku tidak terlalu membenci pelajaran ini hanya saja efek samping nya itu yang kadang membuatku kesal, yaitu pusing kepala. Hal itu diperparah dengan keluhan Riki yang selalu terlontar dari mulutnya ketika pelajaran ini berlangsung.

"Fal jam berapa sih? Gw gak kuat Fal."

"....."

"Fal jangan cuekin gw napa, gw pusing bat ini!"

"Mending lu catet rumusnya."

"Gak ah nanti gw tambah pusing."

"Terserah."

"Gw laper nih Fal istira..."

Omongan Riki terpotong tiba-tiba. Aku sekilas melihat penghapus papan tulis melayang ke arah bangku kami. Kemudian aku menoleh ke arah Riki, dia sedang mengusap-usap kepalanya sendiri. Dugaan ku penghapus tadi tepat mengenai kepalanya, untung saja bahan penghapus itu terbuat dari karet.

"Kamu bawa sini penghapusnya, setelah itu langsung kerjakan soal di papan tulis." suruh Pak Rafi guru matematika ku.

"Mampus gw Fal, minjem buku lu dong!" bisik nya dengan wajah panik.

"Heh kamu denger gak, maju sini bawa buku kamu sendiri!"

"I-iya pak."

"Good luck bro." kataku dengan menampilkan senyum tak berdosa.

Akhirnya aku melihat sedikit hiburan, lumayanlah untuk menunggu bel istirahat berbunyi. Riki sudah dipastikan tak bisa mengerjakannya dan membuang waktu cukup lama.

"Rifal kamu maju sini jawab soal nya Riki."

"Saya pak?"

"Iya lah emang siapa lagi yang namanya Rifal disini!"

Riki tersenyum mengejek ketika melihat diriku maju untuk menjawab soal miliknya, aku yakin dia mengira aku tak bisa mengerjakan nya.

"Tuh liat temen kamu aja bisa. Rifal kamu boleh duduk, dan kamu Riki saya akan membuatkan pr khusus buat kamu besok harus sudah di kumpulkan ke saya."

"Loh saya doang pak yang dapet pr."

"Kamu mau membantah saya?"

"Eh ng-nggak kok pak maaf pak."

"Buat yang lain kalian boleh istirahat."

Aku segera keluar kelas dan meninggalkan Riki, kapan lagi dia bisa berduaan dengan guru hahaha. Aku segera pergi menuju perpustakaan ya disitulah aku menghabiskan waktu istirahat ku. Aku sangat jarang pergi ke kantin karena aku mau mengirit dan juga menabung untuk suatu hal. Sesampainya aku disana aku mencari buku komik yang kemarin belum sempat selesai ku baca, tetapi aku tidak menemukannya. Aku memutuskan membaca komik lain, setelah aku duduk aku melihat komik yang tadi kucari komik itu sedang dibaca oleh seorang perempuan yang berada di sebrangku. Fokus membacaku terpecah dikarenakan aku seperti mengenal atau pernah bertemu oleh perempuan itu tapi aku lupa dimana, kapan, dan siapa namanya.

"Kok gw kayak kenal sama dia ya, tapi siapa ya?"

Ditengah lamunanku tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundak ku alhasil membuat ku kaget dan reflek menengok sang pemilik tangan itu.

"Ngagetin gw aja lu Rik!"

"Ye maaf. Main bola kuy mumpung Bu Siti gak ada."

"Gw lagi baca komik."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KonsekuensiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang