Warning : Oneshoot, shounen-ai, maybe ooc, and DLDR!
=>o0o<=
Suara kedua tangan yang bekerja keras itu mengisi keheningan dalam bengkel kecil itu. Pemuda 17 tahun itu hanya menujukan sorot senjanya pada papan luncur kebanggaannya itu.
Melepas, mengatur, memperbaiki, kedua tangan itu menari dengan indah bersama obeng. Senyum tak pernah hilang dari pemuda bersurai merah itu meski wajahnya kotor. Sesekali senandung menikmati pekerjaannya terdengar oleh seseorang yang tengah duduk di sofa tak jauh dari tempat pemuda tadi.
Seseorang yang duduk di sofa itu mengatur napasnya yang tersenggal akibat kelelahan. Jantungnya berdetak cepat dan keringat menuruni wajahnya yang berpawan rupawan.
"Kalau kau haus, kau bisa membeli minuman sendiri." ucap pemuda bersurai merah tanpa mengalihkan pandangannya.
Penghuni sofa itu menghela napas panjang "Aku terlalu lelah."
Lagipula, toko mana yang buka pukul 1 pagi?
"Kalau begitu kau bisa tidur, sudah sangat larut bukan?—" akhirnya surai merah berbalik menatap surai langit yang kelelahan di sofa. "—Tunggu!Besok kita libur! Bagaimana kalau pergi ke suatu tempat baru untuk main skateboard, Langa?"
Besok? Kupikir maksudnya hari ini.
Langa—orang yang kelelahan akibat pertandingan di 'S' itu menatap lawan bicaranya dengan wajah datarnya "Mau kemana?"
"Ke... Entahlah."
Lawan bicaranya tertawa riang lalu kembali fokus pada pekerjaannya. Langa mengerutkan keningnya, selalu saja seperti ini.
"Aku akan tidur sebentar. Bangunkan aku kalau aku mau, Reki."
Kini Langa merebahkan dirinya pada sofa itu, tak senyaman ranjang di rumah memang tapi sofa ini menyimpan banyak kenangan yang sangat banyak hingga membuatnya istimewa. Sofa yang menjadi bukti kebersamaanya bersama Reki, mulai dari bercengkerama, belajar bersama, hingga tidur mereka lakukan di sofa ini. Langa rela tidur di sofa itu selamanya kalau boleh.
Tangan ia jadikan ganjalan pengganti bantal, iris aquamarine itu sayu-sayu menatap punggung seseorang yang telah sembarangan masuk dalam kehidupannya.
Reki-L2S lebih penting dariku, tentu saja.
Sekedar saat itu, Langa mengingat saat pertama skateboard yang menjadi kepemilikannya itu dibuat. Sorot matanya yang terkagum-kagum ketika kedua tangan Reki dengan lihainya memotong kayu hingga menjadikannya sebagai skateboard modifikasi itu menjadi momen tersendiri. Nama yang aneh, Reki-L2S? Langa selalu terkekeh ketika mengingat ejaan 'Running' disalahkan oleh Reki menjadi huruf 'L'. Lidah orang Jepang memang agak bermasalah dengan huruf 'R', ya?
"Skateboard ini hanya bisa digunakan untukmu! Benar-benar hanya satu di dunia!"
"Kau tidak perlu bekerja sekeras ini...."
"Ingat ya, Langa! Jangan sampai kau menjual atau memberikan skateboard ini pada siapapun! Bahkan pada anakmu nanti!"
"Eh? Kenapa tidak boleh??"
"Sudah kubilang, hanya untukmu! Tidak ada yang bisa memakai skateboard ini selain dirimu."
"... Baiklah, aku selalu tidak akan menang soal perdebatan kalau denganmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Say It! || SK8 The Infinity ✔️
FanfictionLanga sudah lama memendam perasaanya terhadap Reki. Sebelum Reki dimiliki orang lain, tidak ada pilihan lain selain bertindak segera! SK♾️ © Studio Bones