❇
Suara gelak tawa memenuhi ruang tamu kediaman Lee. Tempat tersebut telah disulap menjadi ruang bermain bagi tujuh pemuda yang ada di sana. Mereka duduk melingkar menghadap satu botol yang terputar di depan mereka.
"Give it up, Mark." Jisung mengejek kala Mark harus mengambil satu tegukan lagi dari botol wiski kakaknya. Dia tidak mengerti akan usaha Mark yang tidak ingin menjawab pertanyaan kekasihnya.
Botol itu berputar lagi oleh Jisung, dan kali ini mengarah pada sosok yang telah dia tatap dengan intens semenjak kedatangannya ke dorm ini. "Zhong Chenle, can you be truthful or a coward?" Jisung bersuara dengan lantang, bahkan tak repot menyembunyikan seringai liciknya.
Chenle menantang netra legam milik Jisung ketika dia mengangkat dagunya, seperti yang diajarkan ayahnya setiap kali dia bertemu orang yang tak sepantaran dengannya.
"Dare," tegasnya.
Jisung memekik senang dalam hatinya, 'gotcha, kitten.'
{🔞}
"Nggahh~"
Tubuh porselen Chenle tersentak hebat pada tusukan akhir yang Jisung berikan. Pemuda jangkung di atasnya menetralkan napas selagi dia menghirup wangi khas milik Chenle yang menguar dari lehernya.
Peluh menutupi tubuh mereka berdua, cuaca dari musim panas benar-benar mendukung kegiatan yang mereka lakukan. Chenle mengusap punggung telanjang Jisung, merasakan bagaimana kokohnya tubuh itu mengungkungnya semalaman penuh.
"Kurasa dare milikku sudah selesai," Chenle berbisik dengan suara parau. Bahkan di antara napasnya yang tersengal, Chenle masih menjaga harga dirinya dengan keangkuhan yang ia tunjukkan. Jisung mendengus karena itu.
"A-angh!" Jisung menghentakkan pinggulnya dengan kuat selagi menatap Chenle yang terlihat begitu menggoda. "Aku yang memegang kendali atas permainan ini, Chenle."
❇
Kepulan asap yang memenuhi rongga tenggorokannya tidak dia pedulikan lagi. Mata bak elangnya masih tertuju pada sosok pemuda yang berdiri di antara keramaian. Dari sekian manusia yang hadir pada club milik temannya, Jisung hanya akan terus mengingat kenangan kecil dirinya bersama pemuda itu.
Dua bulan berlalu dan kehangatan kecil itu masih menghantui pikirannya, setiap sengatan akan sentuhan yang dia berikan selalu mengingatkan Jisung pada mimpi buruk yang ia damba. Dua bulan dan Jisung tidak akan pernah melupakan malam panas yang mereka lalui.
"Zhong Chenle!"
Chenle menengok tepat pada Jisung, dia mengernyit akan rupa pemuda jangkung itu. Dua bulan yang lalu dia terlihat segar bugar, sangat tampan bahkan. Dan sekarang... Kenapa pemuda itu terlihat berantakan? "Jisung..?" Panggilnya lirih.
Jisung memejamkan matanya kala dia mengatur sesuatu yang memberontak dari dadanya. Dengan perlahan dia menghampiri Chenle, dan waktu seakan berjalan begitu lambat pada setiap langkah yang ia ambil, Persis seperti efek yang sering ia rasakan hari-hari lalunya bersama LSD menemani dirinya.
Namun ada yang berbeda. Chenle. Dia di sana, masih menunggu Jisung untuk menghampirinya.
❇
Halo, tolong diingat bahwa buku ini mengandung kata kasar, adegan dewasa, dan banyaknya penggunaan obat-obatan.
viewer discretion advised.