Hai
Aku ucapkan selamat datang dan selamat menikmati goresan yang tidak terlalu sempurna ini.
Sakura nampak melebarkan kelopaknya, bermekaran disepanjang jalan juga berhasil membuat orang-orang memusatkan atensinya padanya bagai si penggoda. Yang berarti musim dingin telah berakhir dan awal dari musim semi atau dikenal sebagai musim pemekaran baru saja dimulai.
Di tengah pemandangan yang menyegarkan mata, seorang wanita nampak celingak-celinguk di tengah jalan. Netranya melihat ke kiri dan juga kanan pada deretan rumah yang dilewati, sesekali menatap kertas yang bertuliskan alamat yang seharusnya sudah sejak tadi ia temukan.
Ia harus menemui orang yang akan menggunakan Jasanya. Ibunya yang menyuruh untuk datang ke Seoul dan bekerja untuk orang yang telah tertulis dalam kertas itu.
Dengan koper yang terus ditarik, Seoji masih berusaha mencari namun entah mengapa suara langkah kaki yang sejak tadi mengalun bagai penguntit terus saja terdengar di rungunya. Awalnya, ia memilih untuk abai namun semakin lama, suara itu menganggu dan malah memberi rasa takut untuk Seoji yang hanya seorang diri.
Seoji mempercepat langkahnya. Mencoba secepat mungkin menuju tempat keramaian sebelum orang itu menangkapnya dan melakukan hal buruk.
"Siapapun tol---- hmptttt"
Pupil Seoji sontak melebar saat orang itu tiba-tiba membengkapnya, menyeret menjauh dari kerumunan yang hampir tergapai.
Seoji berusaha meronta tapi agaknya usahanya hanya sia-sia. Kekuatannya tidak sebanding dengan dua pria yang membawanya hingga akhirnya ia mengigit tangan pria yang membekapnya dan berusaha untuk kabur.
Seoji terus berlari dari mereka yang tanpa lelah terus mengejar dan mendesaknya hingga ia dapat melihat satu orang di depan sana.
"Tolong bantu aku." suaranya sudah bergetar sambil memohon kepada pria asing yang ia temukan. "Aku pasti akan melakukan apapun yang kau inginkan jika kau menolongku."
Seoji melihat ke belakang. Kedua orang itu sudah semakin mendekat hingga refleks tungkainya kembali ia bawa untuk berlari hingga ke gang yang gelap dengan tembok yang menjulang tinggi. Seoji mendadak panik. Sudah tidak ada lagi kesempatan untuk kabur.
Kedua pria itu tertawa. "Kau semakin memudahkan keinginan kami."
"Kenapa sibuk berlari? Padahal kau hanya perlu melakukan satu hal untuk kami dan kami akan melepasmu setelah itu."
Keduanya terlihat melonggarkan ikat pinggang. Pria yang lebih pendek berjalan mendekati Seoji dengan senyum smiriknya, lalu memegang tangan Seoji saat itu juga.
"Jauhkan tanganmu."
Suara itu mengalihkan atensi keduanya. Keduanya membulatkan mata setelah salah satu pria yang berniat jahat pada Seoji telah tergeletak tak bernyawa.
Sig Sauer P226 telah dikeluarkan dari saku celana lalu ditodongkan ke kepala pria yang berada di hadapan Seoji. Dia adalah pria asing yang sempat Seoji temui.
"Apa yang--"
"Your time runs out. Aku tidak akan memberimu pilihan karena berani menyentuhnya."
Dor!
Tidak ada kesempatan untuk menyelesaikan perkataannya. Peluru itu telah menembus kepalanya, melubangi bagian tengah hingga ia terjatuh dan menabrak tubuh Seoji.
Seoji menutup mulutnya saat itu juga dengan tangan bergetar. Pria itu sekarang menindih tubuhnya. mengakibatkan darah yang mengucur mengenainya dan membasahi pelipis Seoji.
Pria yang menolongnya menendang pria tadi agar menyingkir dari Seoji. "Kau tidak apa-apa?" ia menyeka darah yang mengotori wajah Seoji sebelum mengambil ponselnya.
"Eungan-dong, gang kedua dari arah timur. Singkirkan dua orang disana."
"Yes, sir!"
Ia menutup teleponnya dan kembali melihat Seoji yang masih syok. Ia lantas membawa wanita itu ke dalam dekapannya lalu menepuk pelan punggung Seoji. "Tidak apa, kau baik-baik saja sekarang."
Seoji menangis. Meski sesungguhnya kejadian tadi memberi trauma dan sedikit memberi rasa takut terhadap pria ini namun bagaimana pun Seoji sangat berterima kasih padanya. Entah bagaimana nasibnya andai pria asing ini tidak datang menyelamatkannya dari dua orang mesum itu.
Dengan kaki yang masih terasa lemas, Seoji berusaha berdiri. Ia harus segera pergi sebelum matahari terbenam.
"Terima kasih sudah menolongku. Aku pasti akan membalas kebaikanmu. Tapi sekarang aku harus pergi ke suatu tempat."
"Biar ku antar."
"Tidak perlu, tuan. Aku tidak ingin membuatmu---"
Belum sampai Seoji menyelesaikan perkataannya, pria itu malah menariknya menuju ke dalam mobil yang terparkir tak jauh dari sana.
"Aku tidak mengizinkan. Akan berbahaya jika kau berjalan sendirian disini." Dia memasangkan sabuk pengaman untuk Seoji sebelum menginjak gas untuk pergi dari sana.
Tidak memakan waktu lama hingga mereka tiba ke alamat yang tertuju. Tangan Seoji bergerak cepat untuk menulis sesuatu pada lembaran sticky note-nya.
"Ini nomor ponselku. Jika suatu waktu kau ingin aku melakukan sesuatu untukmu, kau bisa menghubungiku."
Pria itu mengambil lembaran yang diberikan padanya lalu melangkah melewati gerbang untuk masuk.
Seoji mengusap tengkuknya. "Ini bukan rumahku jadi maaf, aku tidak bisa membiarkanmu masuk meski kau telah menolongku," ujar Seoji dengan senyum canggungnya. Sesungguhnya ia merasa tidak enak namun bagaimana pun juga Seoji tidak bisa memperbolehkan orang asing ikut masuk ke dalam sana. Bisa-bisa Seoji akan memberikan kesan buruk bagi sang pemilik rumah.
"Kau takut jika ia akan marah padamu? Tenang saja, itu tidak akan terjadi." Pria itu telah masuk ke dalam sedangkan Seoji berhasil dibuat panik olehnya. Bagaimana bisa ia seenaknya menginjakkan tungkainya ke rumah milik orang lain.
Seoji meraih lengan pria itu lantas berucap, "Kau akan membuatku di pecat."
Pria itu nampak menghela, "Ku bilang tidak akan karena pemiliknya adalah orang yang sekarang berada di hadapanmu."
Seoji mengerjapkan matanya beberapa kali saat melihat pria itu menunjuk dirinya sendiri. "Ne? Tapi ini rumah Jay Park."
"Itu aku. Kau akan bekerja untukku, noona."
Seoji terkejut bukan main. Takdir apa ini? Ternyata orang yang menolongnya adalah orang yang sama yang akan menjadi tuannya. Apakah cara kerja sebuah takdir memang seperti ini?
Sayangnya, Seoji tidak pernah tahu jika satu langkah yang dipijak baru saja membawanya menuju neraka yang akan mengukungnya dari dunia luar.
---
To be continue
Bolehkah aku bertanya bagaimana kesan kalian di part 1 yang baru debut ini? Apakah pantas untuk dilanjut atau tidak? I need your comment, dear.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With J? | Jay Enhypen
Fanfiction"Biar ku beritahu satu hal. Aku sangat menjaga semua milikku, termasuk dirimu, noona. Milikku tidak boleh jauh dariku." Park Jay adalah definisi iblis yang bersembunyi di balik wajah yang kelewat manis. Dia berbahaya. January 28, 2021 [Follow my acc...