More Than Just a Friend (Rosé - Jisoo)

2.4K 91 18
                                    

I wanna say thank to @Ryota22 karena udah ngedit Foto diatas


Tap.. tap.. tap..

Derap langkah kaki pemakai high heels yang beradu dengan lantai ubin menimbulkan suara membuat beberapa orang yang sedang melakukan kegiatannya sontak mengalihkan perhatian kepada seorang wanita muda yang ditaksir umurnya baru 23 tahun. Sadar dia menjadi pusat perhatian dia sedikit membungkukkan badan dan mengulas senyum ramah yang dibalas tatapan sinis oleh beberapa wanita paruh baya yang melihat keadaan wanita muda tersebut, namun tidak bagi para lelaki yang ada disana yang membalas senyum ramah karena terpesona akan kecantikan wanita muda itu.

"Jangan genit ya bang sama dia.. Inget bang anak udah 3.." ucap salah seorang wanita paruh baya yang suaminya memperhatikan lekat lekuk tubuh wanita muda itu, tangannya menjewer keras telinga suaminya hingga suaminya meringis kesakitan.

Juga ada beberapa dari ibu-ibu tersebut yang melontarkan kalimat pedas terhadap wanita muda itu. Sang wanita muda tampak sedikit tersenyum pilu, sudah terbiasa akan hujatan yang tiap hari diterimanya apalagi dari orang yang tidak dikenalnya yang tinggal di satu komplek rusun dengannya. Sembari mengelus perutnya yang mulai membesar hanya makhluk kecil yang sekarang tumbuh di perutnyalah yang membuat dia kuat saat ini.

Wanita muda itu melangkahkan kakinya menaiki tangga demi tangga di sebuah komplek rusun sederhana. Langkahnya terhenti ketika telah sampai di lantai kamar yang dia tempati. Mengambil kunci pintu kamar diarahkan ke lubang kunci, namun tidak bisa masuk, dia pun mencoba memutar kenop pintu, ah ternyata tidak terkunci. Seseorang rupanya sudah lebih dulu sampai rumah.

Wanita muda itu lantas masuk dan berjalan kearah meja makan, meletakkan kantong makanan yang sedari tadi ditentengnya. Dia lantas mengambil dua piring di dapur. Saat Wanita muda itu keluar dari dapur, pintu kamar mandi yang berada di sebelah dapur terbuka, seorang pria keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk yang melilit di badannya.

Dia tersentak saat melihat wanita muda itu hingga reflek menutup badannya dengan kedua tangannya.

"Rose" kagetnya. "Baru pulang?"

Wanita muda yang dipanggil Rose yang sekilas tadi melihatnya kini mengalihkan pandangannya diikuti anggukkan kepala. Pria itu lantas masuk ke kamar. Dia segera menuju dapur setelah mengganti pakaiannya dan disana sudah tertata makan malam mereka. Hanya nasi padang, namun bagi mereka itu sudah lebih dari cukup.

"Rose, apa ga sebaiknya lo berhenti aja mengingat kandungan lo yang semakin besar. Gue sedikit khawatir kalau terjadi sesuatu sama lo." ucap pria tersebut di sela-sela mereka makan.

"Gapapa Jis, masih 5 bulan ini. Lagian kalau gue ga kerja ga ada yang bantuin lo cari uang dong, sedangkan kebutuhan sehari-hari makin naik. Gaji lo sebagai montir aja hanya cukup untuk sewa kontrakan belum biaya listrik dan air." ujar Rose.

"Tapi Rose, gue masih bisa nyari kerjaan sampingan jadi ojek online kok.. Nanti pas udah selesai dengan kerjaan di bengkel, gue bisa ambil penumpang." ucap Pria itu mengelus lembut tangan Rose. yang ada diatas meja. Wanita itu menghela nafas.

"Jisoo.. Please biar kali ini aja ya gue bantuin lo cari nafkah, karena gue cuma mau balas budi ke lo." ucap Rose menundukkan kepala.

"Apa yang gue lakuin ke lo itu ga butuh balasan apapun Rose. Gue tulus, karena gue ga mau lo memandang seolah seluruh dunia sudah meninggalkan lo. Gue mau lo tahu bahwa masih ada yang mau menerima lo, mendukung lo buat menghadapi dunia yang kejam ini." Rose menatap kearah Jisoo dengan matanya yang memerah menahan air mata yang akan turun disana, ucapan Jisoo sungguh membuatnya terharu.

Jisoo menguatkan genggamannya pada jemari tangan Rose.

"Gue janji Rose apapun yang terjadi gue akan selalu melindungi lo dari orang-orang yang jahatin lo." imbuh Jisoo, kali ini air mata Rose tak terbentung lagi ia menangis sesenggukan. Jisoo menariknya ke dalam pelukan.

Histoire de RosésTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang