CHAPTER 1 ; This is all a dream
Jessica mengerjapkan matanya, menyesuaikan cahaya yang menusuk netra cokelatnya.
'Apa yang terjadi?'
Mata Jessica memicing saat menatap sekeliling dan menyadari bahwa ia berada di ruangan yang terasa sangat familiar.
'Wait..... this is impossible'
Fikirannya terus menyangkal bahwa kini dirinya berada di kamarnya.
Ya, kamar yang ia tempati 8 tahun yang lalu.
Benaknya terus bertanya tanya, apakah dirinya sedang bermimpi?
Pasalnya bangunan ini sudah hancur. Ah tidak, seharusnya dirinya bahkan telah mati.
Pikiran Jessica teralihkan saat gadis itu mendengar derit pintu dari arah kirinya.
"Jess kau sudah bangun?"
Jessica melebarkan kedua matanya saat menyadari siapa sosok tersebut.
"Jason?" lirih Jessica yang hampir terdengar seperti bisikkan.
Gadis itu tidak dapat menahan air matanya saat pria bertubuh tegap itu kini berdiri tepat disebelah tubuhnya.
"Hey? Are you crying? What-" Omongan pria itu terpotong saat Jessica melompat kearahnya.
Gadis itu mendekapnya dengan sekuat tenaga, bahkan Jason dapat merasakan pundaknya basah karena air mata Jessica.
Jason yang menyadari keadaan adik kecilnya tidak baik baik saja, menekan rasa penasarannya untuk semntara dan mengelus rambut panjang sang adik yang kini mengalungkan kaki dan tangan mungilnya pada tubuh tegap Jason, persis seperti koala.
"Hei, Ada apa sebenarnya? Don't cry okay. Mommy and Daddy would kill me if you cry like this"
Tubuh Jessica menegang digendongan Jason.
'Mommy and Daddy? Apa aku tidak salah dengar?'
Jessica semakin menenggelamkan wajahnya pada leher Jason untuk meredam tangisnya yang semakin kencang.
Gadis itu kesulitan mengontrol emosinya sendiri. Meskipun masih dilanda kebingungan dengan situasi ini namun dia tidak bisa menepis semua perasaan bahagia yang tak pernah ia rasakan semenjak beberapa tahun terakhir ini.
Bahkan bila ini hanyalah mimpi, ia tak peduli.
Meskipun sebentar, ia ingin sekali merasakan kebahagiaan lagi.
Disisi lain, Jason yang merasa adiknya mulai tenang pun memaksa gadis itu untuk kembali ke tempat tidurnya.
"Apa kau membentur kepalamu begitu kencang?" Tanya Jason heran.
Masih dengan wajah sembab, Jessica menatap Jason dengan bingung. Ia tidak mengerti apa yang dibicarakan Kakaknya.
"Aku membentur kepalaku?"
Jason mengangguk, "Apa kau lupa? Kau membuat satu rumah panik karena kau jatuh dari tangga"
"Bagaimana bisa aku jatuh?" Tanya Jessica yang membuat Jason kesal setengah mati.
"Mana kutahu?! Tanya pada sepatu sialanmu itu! Demi tuhan aku tidak mengerti mengapa tinggi sepatumu itu sangat menyeramkan"
Jessica semakin yakin bahwa kini dirinya berada di alam mimpi.
Karena terakhir kali ia memakai sepatu ber-hak tinggi adalah beberapa tahun lalu saat ia masih dibangku sekolah menengah atas.
"Jessica" panggil Jason.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE ; Rebirth of the princess
Romance[MY ORIGINAL STORY!] Dia seharusnya sudah mati Dibunuh oleh dua orang kepercayaannya. Ia sudah mengorbankan semuanya pada dua orang itu namun apa yang ia tuai jauh dari apa yang ia berikan. Kini dia kembali. Tuhan memberikannya kesempatan kedua...