Marah

67 18 0
                                    

Kaka tidak ingin diantar pulang oleh ku. Ia lebih memilih pulang sendiri dengan bus.

Ini memang salah ku.

Pada saat itu Karina datang menghampiri ku yang tengah makan siang bersama Kaka di Kantin kampus.

Ia tiba tiba mencium pipi ku di hadapan Kaka yang tengah meminum jus mangga nya, Kaka hampir tersedak dengan itu.

Aku tidak paham apa sebenarnya motif Karina melakukan hal itu. Aku langsung berteriak marah di depannya. Namun, ia malah terkekeh dan memeluk lengan sebelah kiriku.

Aku mencoba melepasnya.

Saat aku sibuk melepas pelukan Karina, pandangan ku teralihkan kepada Kaka yang telah menarik tas ranselnya lalu pergi dari hadapan ku dan Karina.

Setelah Kaka pergi, Karina baru melepaskan tangannya yang melilit di lenganku.

Aku menatapnya jijik, aku tidak memiliki waktu untuk memarahinya. Aku lebih memilih mengejar Kaka.

Aku menahan pergelangan tangannya namun Kaka segera menepisnya kasar. Aku bilang kepadanya aku akan mengantarnya pulang. Tapi ia menjawab, "Jimin, berikan aku waktu."

Aku segera melepaskan genggaman ku di pergelangan tangannya dan membiarkannya berlalu begitu saja meninggalkan ku dengan wajah kecewanya.

Maafkan aku, Kaka.

Maaf.









November, 4 2019

JIMIN'S DAIRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang