Chapter 1

2.1K 131 0
                                    

Derap langkah dari banyaknya para penyihir dengan kesibukannya terdengar jelas berbeda. Berpaduan dengan suara bisikan saling menyahuti yang sangat terasa begitu jelas.

Berbeda dari hari biasanya saat ini kementrian sihir lebih sibuk. Keputusan kementrian yang telah dikeluarkan membuat masyarakat sihir terasa panas. Pro kontra ada dimana-mana. Rasa cemas ataupun tidak selalu mengerogoti untuk keputusan hidup masa depan mereka.

Selama sebulan penuh, sesuai keputusan peraturan terbaru yang telah dikeluarkan bahwa seluruh penyihir produktif akan diberlakukan pernikahan dari piala api. Namun, itu tidak semua berlaku karena keberhasilan pada piala api hanyalah untuk masyarakat sihir yang sudah ditakdirkan oleh Merlin. Piala api hanya sebagai perantara kebersamaan sepasang penyihir untuk masa depan mereka. Sebut saja takdir yang dipertemukan melalui piala api.

Hari ini adalah pertengahan bulan, hampir atau sudah banyak pasangan penyihir yang telah melakukan pernikahan mereka. Janji sumpah mereka disaksikan oleh kerabat dekat mereka. Daily prophet selalu memberikan berita terbaru untuk urutan pasangan yang telah mengucapkan janji pernikahan.

Tempat pelataran pernikahan masyarakat sihir tampak selayaknya pernikahan pada umumnya. Gaun dan beskap menempati ruangan tersebut dengan berbagai pernik hiasan pernikahan yang telah disihir sebelumnya. Di depan pelataran berdiri kedua penyihir berbeda gender dihadapan menteri sihir, yang membawa keduanya untuk mengikat janji sehidup semati.

"Hermione Granger apakah kau yakin atas keputusan yang telah kau ucapkan?"

Hanya ada beberapa orang kenalan yang dimiliki sang penama disebut. Suasana tegang terselimutin di ruang luas dengan dikelilingi deretan bangku. Selayaknya di sidang atas kesalahan yang telah ia ucap.

Hermione Granger, perempuan tersebut mengangguk yakin. Ia sedikit menoleh pada pria disampingnya. Ia ingin tahu apa reaksi pria disampingnya tetapi ia mendapati wajah datar dingin dan rahang mengeras serta tak terbaca dari pria tersebut.

"Apa kau mengetahui hal ini Mister Malfoy?"

"Tidak,"

"Sesuai peraturan kementrian. Hermione Jean Granger akan disidang atas hukuman pelanggarannya. Pelucutan tongkat sihir dan segala hal mengenai dunia sihir akan diambil darinya oleh Kementrian."

Suara tangis pecah dari para sahabat Hermione di teribun tempat duduk. Hermione sedikit berbalik badan untuk melihat para kerabatnya. Tanpa menahannya air mata yang tergenang jatuh melintas membentuk aliran sepanjang pipinya.

"Thank you," ujar pelan Hermione dengan tatapan sedu. Kedua tangannya mengepal kuat pada gaunnya guna menahan tangisnya menjadi pecah. Ia memejamkan mata sejenak dan kembali berhadapan dengan menteri sihir-Kingsley.

Hermione menyerahkan tongkat miliknya dan Kingsley menjalankan peraturan, menempatkan ujung tongkat sihirnya pada pelepis Hermione. Hermione menengok pada pria disebelahnya. Meraih pelan tangan pucat tersebut untuk ia genggam dan menyelami manik kelabu biru tersebut yang akan segera ia lupakan, "I am really sorry, Draco Abraxas Malfoy."

Tepat ucapan terakhir Hermione, kedua matanya terpejam dan jatuh pingsan di pelataran. Terlepas tautan tangannya tepat saat pria itu telah berhasil memegang tangan mungil Hermione.

Flashback on

"Kau yakin Mione?" tanya Ron.

Hermione mengangguk, "Sangat yakin."

"Aku hanya bisa menerima apapun keputusanmu, bukan?" Harry tersenyum kecil. Hermione membalas seulas senyuman.

Untitled |Dramione|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang