Pagi ini diawali dengan suara gaduh di balik pintu gadis berambut pendek itu. Matanya masih setengah terbuka saat seorang pemuda masuk begitu saja ke kamarnya yang bernuansa hitam putih dengan gambar tiga panda besar yang menggemaskan di dinding nya.
Dengan santai, pemuda yang sudah berseragam membuka tirai jendela nya, membuat sinar matahari langsung menerobos masuk.
"Pradiptaaaaaaa" teriaknya parau, gadis itu mengerjapkan matanya, ia sedikit kesal karena ini bukanlah pertama kalinya Pradipta masuk ke kamar tanpa mengetuk pintu lebih dulu.
"Udah siang, Darling! Bangun! Kita harus sekolah" katanya sambil tersenyum manis. Pradipta duduk di sebuah boneka panda besar yang nyaris seukuran tubuhnya, menyamankan diri selagi gadis itu bersiap untuk sekolah.
"10 menit ya, Darling. Lebih dari itu gue tinggal"
"Bodoamat!" Teriaknya dari dalam kamar mandi. Pradipta terkekeh mendengar nya. Lanjut membaca novel yang berjudul How To Be Yuhn Jimin's Wife milik Assail yang baru ia buka.
Beberapa menit kemudian, gadis itu selesai membersihkan diri. Ia langsung menyambar novel yang tengah dibaca Pradipta.
"Ih ini novel baru, Pra. Belom gue buka" katanya merengek. Pradipta mengendikkan bahu tak peduli.
"Itu aku bukain, Assail. Kurang baik apa aku hah" Assail bergidik geli mendengar nya.
"Cepet Darling, udah hampir telat. Mandi lo lama banget dah! Gue tunggu di bawah"
"Berisik!"
Hari ini Assail dan Pradipta ke sekolah menggunakan angkutan umum karena motor pemuda itu masih dalam perbaikan. Pemuda itu duduk di samping Assail yang masih terlihat kesal.
"Napa sih, Darling?" Tanya Pradipta, tangan nya menyentuh dagu Assail usil.
"Diem! Gue masih kesel sama lo"
"Kenapa kesel sih, Kakanda Pradipta ini ngelakuin apa ampe bikin kamu kesel? Hm?" Beberapa penumpang kini memperhatikan mereka berdua. Mungkin geli mendengar ucapan Pradipta. Apalagi Assail.
"Lo buka Novel baru gue, pokoknya gue gak terima" Assail mencubit Pradipta keras, membuat pemuda itu meringis.
"Iya, maafin ya. Ntar deh beli lagi, gue yang bayarin"
Mereka tiba di sekolah. Pradipta berjalan lebih dahulu, menghampiri kerumunan di depan mading sekolah.
"Kasih jalan- kasih jalan orang ganteng mau lewat" ujar Pradipta membelah kerumunan. Satu-dua mengeluh atas tindakannya itu.
Pemuda itu membaca apa yang tertulis di mading, sebuah pengumuman pemenang Olimpiade Ekonomi yang kebetulan minggu lalu di adakan.
"Wiranata Assail" seru Pradipta senang. Pemuda itu berlari menghampiri, menarik Assail ke depan mading.
"Aduh, Darling gue emang pinter" ujarnya bangga. Tangan pemuda itu menepuk-nepuk kepala Assail. Gadis itu tersenyum lebar, kemudian berlalu begitu saja.
Setelah pengumuman itu di umumkan secara langsung oleh pihak sekolah, banyak yang mengucap selamat kepada gadis itu. Satu dua malah mendatangi kelasnya.
Beberapa surat dan kado memenuhi bawah meja Assail. Gadis itu mengambil satu surat berwarna merah muda, dengan gambar panda di amplop nya.
Dear My Assail..
Congratulations! U deserve it.Tidak ada nama si pengirim, hanya dua baris, dan itu cukup membuat Assail senyum-senyum sampai jam istirahat.
Sepanjang jalan menuju kantin, Assail tidak henti-hentinya membalas senyum orang-orang yang memberi selamat padanya. Di samping nya, Pradipta beberapa kali melambaikan tangan, bak pangeran yang sedang menyapa rakyat nya. Hal itu membuat Assail terkekeh geli.
![](https://img.wattpad.com/cover/256976264-288-k296152.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Short StoryNamanya Wiranata Assail, orang-orang melihat nya sebagai sosok yang kuat meskipun tampak rapuh. Dibalik masa lalu nya yang sulit, Assail memiliki semangat yang hebat dalam menjalani kehidupan nya. Tak ada yang tahu seperti apa masa lalu Assail, kecu...