Tugas bulan kini sudah tergantikan oleh matahari. Minggu yang cerah. Siapa yang ingin melewatkan pagi ini?
Tidak ada. Setidaknya di desa asri nan nyaman itu, semua orang telah terbangun. Bahkan suara ribut anak-anak sudah terdengar dengan jelas.
"Hei."
Anak kecil yang merasa terpanggil itu menoleh ke sumber suara. Dan benar saja, seorang kakek yang sangat ia kenali tengah memanggilnya."Coba lihat gadis itu."
Lalu sang bocah menolehkan kepalanya lagi, kali ini menatap seorang gadis seumuran yang tengah bermain.
"Jari kalian terhubung dengan benang merah."
Bocah itu hanya mengangguk-angguk paham tanpa berniat mengeluarkan suara. Lagian, dia yakin kalau si kakek hanya bergurau. Jelas-jelas dia tidak sedang bermain dengan benang. Bagaimana caranya terhubung dengan gadis itu, coba?
"Dia akan menjadi pendampingmu kelak, percayalah pada kakek."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated To Love You
Teen FictionBenang merah itu bisa saja longgar atau awut-awutan, tapi tidak akan pernah bisa putus.