BAB 1

4 2 0
                                    

Sepulang sekolah hari ini aku tidak langsung kembali kerumah seperti biasanya, karena Angel salah satu sahabatku meminta kita untuk menemaninya di rumah sampai kakaknya selesai kelas kuliah. Aku yang akrap disapa Aiza oleh teman-temanku memiliki dua sahabat karip dari awal masuk SMP sampai saat ini kita telah menginjak kelas dua SMA di salah satu sekolah ternama di Makassar. Mari ku perkenalkan manusia yang memaksa kita untuk menemaninya, namanya Angel Giselle Wicaksana dia gadis yang lumayan berisik dan gadis yang tengah focus dengan headphonenya sambil menggandeng tanganku menuju pintu masuk rumah Angel ini bernama Karina Ajeng Puspita entah apa yang membuat dia tersenyum bodoh menatap layar benda persegi panjang itu, memiliki sifat yang lumayan manja tapi disaat tertentu juga dia bisa menjadi lebih dewasa diantara kami. Sementara aku, tidak ada yang spesial hanya gadis yang moody.

"Hari ini, gak mau tau kalian harus nemenIn aku sampai kak Rangga balik." seru Angel.

"Mmm..." jawab seadaku.

Setibanya kita di kamar Angel, kita langsung merebahkan diri ini ke karpet bulu berwarna pink yang berada di tengah kamarnya, lega banget rasanya akhirnya bisa rebahan setelah seharian berada di sekolah.

"Kamu daritadi lagi liatin apa si Kar? Sibuk banget kayaknya, mana kayak orang gila tau kamu tuh nyengir-nyenger gitu." Tegurku

Lama-lama serem juga lihat si Karina mantengin hp mulu, untung aja tadi jalannya sambil megang tanganku klau ndak mungkin dia dah kebentur pintu atau kesandung anak tangga.

"Kasih tau dong, kamu lagi liatin apa si?"

Nimbruk Angel dengan tangan yang nyodorin minuman kaleng yang diambil di rak makanan ringan tidak jauh dari tempat kami rebahan.

"Ini lagi kepoin story kak Rangga bareng teman-temannya berujung kepoin IG teman dia juga. Gila ya teman kakak kamu Jel memanjakan mata banget. Cuma ada satu cowok yang IGnya gak ada foto wajah dia kebanyakan postingannya langit senja dan foto alat music doang padahal sekilas di story kakakmu dia ganteng banget sayang Cuma sekilas keburu anaknya ngelempar kertas ke kamera." Sesalnya

"Gak faedah banget sumpah."

"Itu mah kak Ari, dia mah suka banget sama senja sering banget dia ngajakin kak Gaga buat nyari senja. Dia juga gitaris di kafe dekat sekolah kita itu yang tiap malam minggu selalu rame karena live performance band indienya. Sayang anaknya lebih sering diam dan gak begitu suka keramean, gak tau kenapa bisa mau temanan sama kak Gaga yang berisik banget." jelas Angel.

"Kok aku gak pernah ketemu si? Biasanya kan teman kakakmu pada ngumpul di sini juga, paling gak berpapasan deh."

"Yah mana aku tau, dia tuh jarang juga ikut kumpul kalaupun ikut tuh paling bentaran doang trus cabut lagi makanya kamu gak pernah berpapasan."

Aku hanya diam menyimak pembahasan mereka dan sedikit penasaran sama cowok menyuka senja itu, apa dia sebegitu sukanya sama senja sampai harus memburu senja segala buang-buang waktu menurutku,

       Tak terasa waktu sudah berlalu begitu saja, aku harus segera pulang karena klau sampai kesorean bakal panjang urusannya dengan ibu nyonya. Segera aku memesan ojek melalui aplikasi hijau sambil menunggu aku siap-siap membereskan barang bawaan ku dan sedikit merapikan penampilanku yang sudah acak-acakan.

"Aku duluan yah, abangnya dah nyampe. Kar jemputanmu dah dekat belum?"

"Belum masih lama kayaknya tadi pak Tono ngomong mau mampir isi bensin sekalian. Kamu duluan aja gak apa kok." jawab Karina

"Ya udah kalau gitu, Jel maaf ya gak bisa lama-lama tau sendiri nyonya kalau marah gimana."

"Iya, santai aja dah mulai gelap juga. Thanks ya Za dah nemenin, kak Gaga katanya bentar lagi nyampe kok. Kamu ati-ati ya."

"Okay, bye guys. Sampai ketemu besok pagi." pamitku.

Setelah menuruni tangga aku berlarian kecil menuju pintu utama dan berpapasan dengan kak Rangga bersama teman-temannya yang sepertinya mereka baru saja sampai.

"Kamu yang mesan gojek Za? Dah ditungguin di depan tuh? Buru-buru banget baliknya." tanyak kak Rangga

"Iya kak, takut kena amuk bunda kalau kelamaan diluar mana masih pake seragam gak sempat ijin juga tadi." jawabku sambil nyengir

"Yaudah hati-hati ya, kasih tau sama abang gojeknya jangen nyebut bawa motornya."

"Siap kak, Duluan ya kak gak enak abangnya dah nungguin dari tadi."

Setelah berbasa basi sedikit dengan kak Rangga dan menunduk sedikit untuk menyapa teman-teman kak Rangga aku langsung menyelonong menuju pintu namun setelah mencapai pintu ada salah seorang teman kak Rangga yang nampak asing dimataku dia sedang menunduk sibuk dengan ponsel yang menjadi fokusnya hingga tidak sadar telah menghalangi jalanku.

"Maaf kak permisi, aku mau lewat" ucapku sedikit sebal

Tak lama setelah aku menegurnya dia mengalihkan pandanganya melihat diriku yang berdiri tepat beberapa langkah dari posisi dia berdiri saat ini, dan tampa kata pun dia hanya menggeser posisi dia sedikit memberi sela untukku lewat. Dengan sedikit kesal aku memiringkan badanku untuk dapat melewati sela antara pintu dan badan cowok itu, andai aku tidak sedang terburu waktu aku bakal mencecarnya dengan kalimat-kalimat yang sudah otakku susun untuk meluapkan kesesalanku padanya, sayangnya tak ada waktu lagi maka dari itu aku melanjutkan langka lakiku menuju abang gojek yang telah menungguku.

******
Hello, guys!
So, how about my frist story?
Aku harap kalian suka😊
Maaf kalau ada typo-typo😅

Kalau kalian suka dengan cerita pertama aku dan penasaran gimna certa mereka.

Jangan lupa untuk vote dan comment
Give me ur support💪🏻

THANK YOU❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEAR GODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang