Prolog

10.5K 688 208
                                    

Hujan mengguyur ibu kota di malam hari itu. Membuat beberapa orang harus mencari tempat berteduhnya agar terlindung dari dinginnya air hujan. Embusan angin yang bertiup kencang, membuat udara bertambah dingin.

Di sebuah kafe yang lumayan ramai pengunjung, terdapat seorang gadis yang sedang duduk dengan ditemani oleh teman laki-lakinya. Laki-laki itu menatap gadis di depannya lelah karena sedari tadi gadis itu terus-terusan menangis, menangisi orang yang telah mengecewakannya.

"Udah, nggak usah ditangisin," ujar seorang laki-laki yang mengenakan jaket varsity biru navy bercampur gray seraya memegang punggung tangan gadis di depannya.

"Hiks! Gue nggak nyangka dia bisa kayak gitu."

Laki-laki itu menghela napasnya pelan, lalu menatap gadis cantik di depannya. "Nangis aja sepuas lo. Tapi abis itu, lo nggak boleh nangis lagi. Karena, lo pantes bahagia."

Gadis berambut cokelat gelap itu menghapus air mata yang membasahi pipi mulusnya. "Kenapa lo peduli sama gue?"

"Karena gue sayang sama lo," jawab laki-laki itu seraya tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya.

Gadis itu mendengus kesal. "Gue serius!"

"Oh, jadi lo mau serius sama gue?" tanya laki-laki itu masih bercanda.

"Ck! Terserah!"

Laki-laki itu tertawa beberapa saat, lalu menatap dalam manik mata gadis di depannya. "Gue nggak suka liat cewek nangis. Apalagi, cewek itu adalah lo."

Gadis yang mengenakan sweater oversize berwarna dusty pink itu terdiam seraya menatap laki-laki di depannya yang ternyata adalah sahabat dari orang yang telah mengecewakannya.

"Janji sama gue. Jangan nangis lagi, karena..."

Gadis itu menunggu apa yang akan diucapkan laki-laki di depannya.

"Karena lo jelek banget kalo lagi nangis. Hahaha!" lanjut laki-laki itu seraya tertawa terbahak-bahak. Membuat beberapa orang yang berada di sekitarnya memandang ke arah keduanya.

Ucapan laki-laki itu membuat gadis di depannya membulatkan matanya. "Ish! Ngeselin banget sih lo!" serunya yang kini sudah menjambak rambut laki-laki di depannya.

"Aw! Sakit!"

"Rasain! Makanya, jadi orang jangan nyebelin!"

Laki-laki itu mengusap-usap rambutnya seraya menatap gadis di depannya yang juga sedang menatapnya dengan tatapan kesal. "Nggak papa gue nyebelin. Yang penting lo udah nggak sedih lagi, kan?"

Gadis itu mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Ya udah. Ayo, gue anter pulang," ucap laki-laki itu seraya menggandeng tangan gadis yang kini sudah menghentikan tangisannya.

Ketika sampai di pintu keluar kafe, laki-laki itu melepaskan jaket varsity-nya untuk melindungi tubuhnya dan juga gadis yang bersamanya agar tidak terlalu basah akibat guyuran hujan yang masih lumayan deras. Lalu keduanya masuk ke dalam mobil yang terparkir di parkiran kafe tersebut.

oOo

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER!❤

UDAH TEKAN BINTANG?

KALO BELUM TEKAN DONG, BIAR BINTANGNYA BERUBAH WARNA!

THANK YOU!❤

Follow instagram @cyanaphiaa

INVOLVED (Pindah ke DREAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang