01.keluarga?

27 2 0
                                    


“ hal yang paling berharga adalah keluarga”
  

***

06.30.

    seorang anak perempuan dewasa memakai pakaian yang elegant untuk pergi kuliah. ya sajak. disusul remaja di sampingnya satu cantik dan satu ganteng. yaa dhika dan mikay.
mereka bersama sama dari lantai atas untuk kebawah makan bersama menemui papa dan mama.

***

“pagi ma, pa”, sapa sajak.

“pagi sayangku. Sajak rotinya mau pakai selai rasa apa? “ tanya mama

“mmm…. Rasa cokelat aja ma”, Jawab sajak. Mama mengambil sehelai roti tawar dan selai cokelat untuk sajak terlebih dahulu.

“buat apa? Biar sajak saja yang ngambil dan buat rotinya sendiri ma, gausah di buatkan.” Sahut papa.

Arya adgithoma papa sajak. Papa sajak memang terkenal tegas dan mandiri. Baginya, sajak harus mandiri kerena dia anak pertama dia harus bisa. Maka dari itu, papa selalu keras dengan sajak. Ia, tak mau memanjakan sajak takutnya dia akan menjadi anak pemalas dan pemalu. di tambah lagi sajak tidak sepintar kedua adiknya.

“gapapa lah pa sekalian”,

mama sajak tahu, suaminya akan berbicara seperti itu. Ia selalu menekankan sajak harus bisa. Mama merasa kasihan juga, tetapi mamanya yakin yang dilakukan papanya adalah yang terbaik untuk anak anaknya.

Sajak yang tidak mau ambil pusing. meng-iyakan saja.ia, tidak mau pagi pagi sudah gaduh hanya karena roti saja. Ia memang merasa ini salahnya harusnya menolak bantuan mama.

“ga usah ma, sajak bisa. Mama buatkan aja buat dhika, mikay sama papa”

"yasudah"

Tariva adghitoma mama sajak. Ia, memang kadang marah sama sajak. Namun, tegurannya tidak sekeras papa. Ia akan marah besar jika sajak melakukan hal fatal baginya.
Mama hanya mengangguk tersenyum dan bergumam dalam hati. “mama tahu sajak ga mau ada kegaduhan pagi pagi. Maafin mama nak dan papa yang terlalu keras hanya karena masalah sepele.”

“nah, gitu dong sajak kamukan kaka sudah harusnya mandiri. apa apa gausah ke mama ingat kamu udah kuliah. Ga akan selamanya kamu ikut kami. lagi pula kamu punya tangankan?” Sahut papa dengan nada tinggi.

“sudah pa iya iya”, jawab mama.

Sajak hanya mengangguk dan diam saja. “keras sekali kah menjadi anak pertama sekaligus perempuan?”

Mereka menikmati sarapan pagi dengan roti dan segelas susu putih sambil di setel musik menambah suasana pagi dengan ceria.
Dalam hati sajak ini sudah hal terbaik yang diberi tuhan untuknya. Melihat senyum papa, mama, dhika, mikay sudah cukup membuat luka luka dihatinya karena selalu dianggap salah. meski didalam lubuk hati sajak paling dalam sakit sekali. rasanya dibeda bedain sama saudara sendiri.Air mata sajak hampir saja mengalir. Namun, ia langsung mengedipkan matanya agar tidak jatuh.

“dhika , mikay papa mau kalian rajin belajar jangan sampai nilai kalian turun. Papa sangat berharap pada kamu dhika akan mengurusi perusahaan papa. Dan kamu mikay kamu papa harap masuk kedokteran. Paham kalian berdua?”,  papa dhika yang tiba tiba buka suara.

"JEJAK SAJAK"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang