penyihir

394 14 5
                                    

Liburan telah berakhir. Hufft, rasanya gugup sekali ketika melangkahkan kaki menuju kelas. Suara langkah kakiku ditengah kesunyian lorong sekolah membuatku sedikit takut. “kenapa sepi? Tumben.. apa jangan-jangan aku telat lagi?” sahutku dalam hati. Aku sedikit mempercepat langkahku, dan ketika sampai di depan kelas, aku membuka pintunya perlahan-lahan agar tidak ketahuan.

“Siapa dia?” sakutku dalam hati,

Aku terkejut ketika mendapati di kelas ada wanita berbaju pink lengan pendek sedang berbicara di depan kelas. Sebagai pertanda ada orang yang masuk, sesuai kebiasaan aku mengetuk-ngetuk meja guru. Semua murid yang ada di kelas melihatku kecuali wanita itu. Aku mengetuk meja untuk yang kedua kali dengan sedikit lebih keras. Tapi, wanita itu terus saja berbicara. Akhirnya untuk yang ketiga kali, aku mengetuknya sangat keras sehingga tanganku merah dibuatnya. Tapi sialnya, wanita itu tidak meresponsku.

Dia terus saja berbicara didepan kelas. Akhirnya aku berteriak, “Permisi... hey lu yang disana, iya lu cewe yang pake baju pink, bisa respons kehadiran gua gak?”.

Dia kemudian memalingkan kepalanya padaku, dengan tatapan sinis. “bisa sopan sedikit? Saya adalah guru baru di sekolah ini. Oh ya, jam berapa sekarang? anda telat datang dan sepertinya harus dihukum” bentaknya.

“heh guru blagu, ini kan hari pertama sekolah. Jangan mentang-mentang lu guru baru bisa seenaknya aja hukum gua” sinisku.

“Okay jika anda belum bisa menaati saya, silahkan duduk. Tapi sepertinya bangku belakang sudah penuh. Tersisa di depan. Hey Revan, bisa pindah ke pinggir? Biar siswa ini duduk di sebelah Scholan” sahutnya.

Oh my god, kenapa aku gak disuruh duduk di pinggir aja, gak usah di tengah-tengah Revan dan Scholan. Secara gitu., Revan mantan pacarku yang aku putusin garagara aku liat dia selingkuh sama Cattherine alias Kathy. Scholan, dia orang yang aku suka dari sejak kelas satu SMP. Antara gugup sama benci deh. Mana di depan ada si guru rese lagi? Huffth, sial! Walaupun si guru itu terus ngomong tentang pelajarannya, tapi aku males buat dengerin omongannya. Diam-diam aku dengerin musik lewat Ipod ku. Yahh mending dengerin musik Instrumental kesukaanku, daripada harus merhatiin tuh guru rese.

Lagi asyik-asyiknya denger musik, tiba-tiba tuh guru mulai nulis di papan tulis, setelah lama ‘banget’ ngomong. Tulisannya gini,

Besok kita kemping di Lembang. Hanya kelas ini saja. Akan ada pelajaran tambahan

Sumpah, kaget banget dengernya. Ini baru hari pertama sekolah lagi, dan kita udah disuruh kemping. Guru macam apa dia? Dan parahnya, hanya kelas ini saja yang dapet pelajaran tambahan. Aku ragu buat ikut!

Sepulang sekolah dengan terpaksa aku pulang sama Revan. Habisnya dari pas bel dia maksa pengen pulang bareng sama aku. awalnya sih dia diem-dieman, tapi lama kelamaan dia rangkul aku. karena kaget, aku lepas rangkulannya.

“heh apaan sih lu? Kita kan udah putus. Gak usah sok romantis deh”.

Dia menunduk, “tapi aku masih sayang kamu, Collie. Aku masih ngerasa kita kaya jadian. Makannya aku berani rangkul kamu. Maaf yah Collie sayang”.

Aku diam sejenak, kaget dengan pernyataannya. “bukannya lu udah jadian sama cica yah?” sahutku meyakinkan.

“loh, kata siapa? Enggak. Aku emang pernah suka sama dia, tapi Cuma sesaat aja ko. Maaf udah pernah selingkuhin kamu. Tapi sumpah aku nyesel banget. Sekarang aku sadar Cuma kamu yang aku sayang, yang aku butuhin. Selama liburan musim panas, aku terus mikirin kamu. Aku kangen sama kamu, Collie. Aku harap kita balikan lagi”.

Hmm, kata-katanya sih kaya yang serius. Tapi masa aku harus terima dia? Aku emang masih sayang sama dia. Kita udah jalanin hubungan ini dua setengah tahun, dan dia rusak semua itu. Tapi dia kelihatan serius buat balikan lagi. Akhirnya aku bilang, “iya”. Dia keliatan seneng banget, dan akhirnya kita berpelukan sangat erat. Hmm, jadian lagi sama Revan, rencana PDKT sama scholan gagal deh.

penyihirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang