Prompt #20
tujuan jaehyun datang ke toko antik adalah untuk membeli kado untuk sang kakek. mana jaehyun tau jika dia akan pulang membawa sebuah teko antik beserta jin cerewet ini? ah, tapi tidak apa. setidaknya sang jin menawarkan tiga permintaan yang bisa dia kabulkan.
by hana
***
Jaehyun melangkahkan kaki jenjangnya dengan ragu memasuki sebuah bangunan di depannya yang tampak sangat tua dan kuno. Yeah, tidak mengherankan, bangunan tersebut memang sebuah toko yang menjual barang-barang antik, satu-satunya yang tersisa di kota tempat Jaehyun tinggal. Letaknya pun sangat jauh di pinggir kota, Jaehyun bahkan harus menempuh hampir dua jam perjalanan dari kampusnya untuk sampai di toko ini dengan menggunakan bus. Sebelum benar-benar masuk ke dalam toko itu, Jaehyun mengedarkan pandangannya ke sekitar toko. Sepi. Ia tidak menemukan satu pun manusia yang berlalu lalang. Ia juga menjadi penumpang bus yang terakhir turun sebelum bus yang dinaikinya itu berputar arah, kembali menuju pusat kota. Bulu kuduknya tiba-tiba berdiri, Jaehyun tidak suka suasana seperti ini. Ia jadi menyesal telah datang ke tempat ini sendirian. Tau begini, ia mengajak Winwin saja tadi untuk menemaninya. Tapi apa gunanya menyesal? Nyatanya ia tetap memasuki bangunan tua itu meskipun dengan perasaan was-was.
Pemuda berdimple itu berjengit ketika pintu yang dibukanya berderit cukup kencang. Benar-benar bangunan tua, bantinnya bersuara. Bau khas kakek-kakek tercium sangat tajam begitu Jaehyun telah memasuki toko itu sepenuhnya. Entahlah, Jaehyun menyebutnya bau khas kakek-kakek karena ia sendiri juga tidak bisa mendskripsikan bau-bauan seperti apa yang ia cium saat ini. Yang jelas, bau-bauan ini mengingatkannya pada sang kakek. Ahh iya, kakeknya itu memang menjadi alasan Jaehyun bisa sampai di tempat ini. Minggu depan Kakek Jung itu akan berulang tahun yang ke tujuh puluh lima. Sebagai cucu yang baik tentu saja Jaehyun harus memberi hadiah, dan itu selalu dilakukannya sejak ia memasuki sekolah menengah atas, sejak ia mulai bisa mengumpulkan uang sendiri dengan bekerja paruh waktu sebagai pelayan di kedai ramen dekat rumahnya. Sekarang ia bekerja paruh waktu sebagai kasir mini market belakang kampus, dan gajinya yang sebagian ia tabung kini akan ia gunakan untuk membeli hadiah untuk sang kakek.
Suasana di dalam toko itu tidak jauh berbeda dengan kondisi di luar, sangat sepi. Dan sepertinya memang hanya Jaehyun yang mengunjungi toko itu saat ini. Ia lihat banyak sekali barang-barang kuno di sepanjang rak yang berjajar rapi, dan juga beberapa yang dibiarkan di lantai begitu saja. Ada berbagai jenis guci, atau entah benda apa itu, yang diletakkan di lantai. Mulai dari yang kecil hingga yang besar, yang bentuknya bulat sampai yang ramping, sepertinya berbagai jenis guci antik itu memang tersedia di toko ini. Ada juga benda-benda yang terlihat seperti peralatan makan dan peralatan untuk pesta minum teh, dan.. uhh, gigi? atau tulang belulang? Yah, benda-benda antik semacam itu, juga ada di toko ini. Sungguh Jaehyun sebenarnya juga tidak mengerti tentang barang-barang antik. Jika saja kakeknya tidak pernah bercerita mengenai keinginannya untuk memiliki barang antik, mungkin Jaehyun juga tidak akan berakhir di sini.
“Mau cari apa?”
“UWAAAAAH.”
Jaehyun terlonjak kaget ketika sebuah suara serak tiba-tiba terdengar dari arah belakangnya. Pemuda itu langsung berbalik dan mendapati seorang kakek tua menatap tajam padanya. Hampir setiap helai rambutnya telah memutih, dan nampak keriput juga telah merata ke seluruh permukaan kulitnya. Jaehyun meneguk ludahnya kasar. Oke, kakek ini mungkin pemilik atau penjaga toko ini, batinnya menenangkan diri sendiri. Ayolah, Jaehyun tidak sepenakut itu, ia hanya kaget saja ketika suasanya yang teramat sepi itu dipecah oleh suara serak khas orangtua yang sudah berumur. Lidahnya ia paksa untuk menjawab pertanyaan dari kakek penjaga toko, meskipun jantungnya masih agak berdebar pasca kekagetannya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life
FanficJaehyun tidak menyangka jika tujuannya membeli hadiah barang antik untuk sang kakek akan berakhir dengan membawa sosok lain juga dalam hidupnya.