Prolog

28 2 4
                                    

Apa yang bisa dibanggakan dari pengagum rahasia? Dia hanya seorang pecundang yang berharap kisahnya berakhir bahagia seperti kebanyakan novel bergenre romansa tanpa adanya sebuah usaha.

Dan, Si Pecundang itu adalah aku. Aku yang hanya mampu mengaguminya dari jauh. Aku yang tak pernah berani menengadahkan kepala menatap netra hitam kelamnya yang tajam namun menentramkan.

Aku, Si Pecundang yang tak berani menyapanya kala bersua. Aku, Si Pecundang yang hanya tahu cara mencintai tanpa peduli sudut kecil hatiku seringkali terlukai.

Dan Dia? Adalah makhluk terjahat yang pernah ku kenal. Bagaimana bisa dia merebut hatiku dan membuangnya entah kemana. Lalu, bagaimana caranya aku bisa bertahan hidup? Sedang hatiku tak tahu rimbanya.

Tentu, sebenarnya ini bukan kesalahan mutlak pemuda jangkung berhidung bangir itu. Aku turut andil perihal terenggutnya hatiku, mengapa dengan mudahnya hatiku luluh pada tutur indahnya? Pada keelokan rupanya?

Ada satu kejadian yang membuat hatiku luluh lantah. Kala itu, aku tengah mencari buku di perpustakaan. Netraku tertarik pada dua sosok muda-mudi yang ku kenali dengan sangat baik terlihat serius membicarakan entah hal apa.

Radar kepoku meningkat, aku mendekat ke arah mereka dan bersembunyi dibalik rak buku. Si Pemuda terlihat sangat gugup terbukti dari beberapa kali ia mengusap kasar wajahnya dan tangannya yang gemetar. Untaian kata manis meluncur dari bibir merahnya walau suaranya jelas terdengar gugup.

Tubuhku melemas, dadaku sesak. Pasokan oksigen seperti enggan singgah di paru-paruku. Bulir bening mulai membuat telaga di pelupuk mataku. Sudah, aku tak sanggup lagi melihat kelanjutannya. Aku berlari secepat yang kubisa menuju toilet terdekat.

Aku menumpahkan seluruh sesak di dada, air mataku tak lagi terbendung dan berakhir meluncur dengan pongahnya di pipi mulusku. Dua orang itu adalah pemuda yang merenggut hatiku bersama dengan sahabat karibku.

Jagad semesta sedang menyaksikanku hampir mati digempur selaksa kecewa. Tapi tak mengapa, sebab aku adalah pecinta paling hiperbola.

-To be continued-

Dear my beloved readers, jangan lupa tinggalin jejaknya ya 

Semoga sukaa..

See you next chapter

DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang