Ruang ragu.

3 1 1
                                    

Berjalan jalan menyusuri kota hingga petang, tak punya arah tujuan, tak mengerti arah jalan pulang.

Ku tanyakan, kemana-kah sesungguhnya aku harus pulang?.

Berhenti sejenak di depan rumah sederhana itu. Berdiam diri. Tak dihiraukan. Terkatung katung bagai patung.
Ingin memijak, namun enggan. Kaki terasa berat. Pikiran terus menolak. Hati terus memberontak. Namun, kali ini egoku lebih besar.

Esoknya,
Aku kembali.
Memberanikan diri melangkah. Membuka pintu. Berharap sang tuan masih mengingat diriku.

Seseorang bertanya,
Ah, itu orang yang dulu sering kujumpai bila berkunjung kemari.

"Siapakah anda?." Tanyanya.

Jika dia yang sering bertemu denganku lupa. Lantas, bagaimana dengan dirimu, tuan?. Selama itukah aku berjalan jalan?.

Aku memilih mundur, takut mengusik ruang-mu yang mungkin saja telah berpenghuni. Namun aku tak sepenuhnya pergi.

Aku kembali terkatung katung di depan rumah ini. Tidak berharap, tidak juga menerima keadaan.

Aku takut, ketika aku pergi. Kau datang untuk mencari. Tetapi, aku juga ragu kau akan datang menghampiri-ku selayaknya aku adalah dirimu, atau sekedar tamu.

Hiraukan keraguan-ku Tuan.
Jika kau ingin datang, datanglah.

Sungguh,
Aku tak pernah berharap kau pergi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ᴛᴜʜᴀɴ, ᴋᴀᴍᴜ, ᴅᴀɴ ᴋᴇʀɪɴᴅᴜᴀɴ. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang