|01|-(•♡PRE-SQUEL♡•)

27 7 0
                                    

“Taehyun-ah!”

Pemuda bersurai blonde tersebut membalikan badannya ke belakang, tersenyum teduh ketika berhasil menemukan oknum yang memanggil namanya dengan suara berat.

Taehyun melambaikan tangannya, “Yeonjun-ie Hyung!” balasnya.

Tepat di ujung koridor sana, seorang pemuda berkacamata bulat berlari menuju ke arah Taehyun diikuti dengan setumpuk buku tebal di tangannya.

Entah mengapa, Taehyun sedikit ragu kalau Hyungnya itu tidak akan terjatuh jika terus seperti itu. “Pelan-pelan saja, Hyung!” teriak Taehyun memperingati Yeonjun yang sedang tergesa-gesa.

Yeonjun tersenyum ketika berhasil berada di depan Dongsaengnya. Yeonjun memberikan beberapa buah buku yang dibawanya ke Taehyun. Menyuruhnya untuk membawakan sebagiannya. “Tolong bawakan ini dan bantu aku mengantarkan semuanya ke perpustakaan.”

Taehyun mengangguk pelan dan patuh, walaupun di dalam hatinya dia sedikit keberatan. Namun, demi Hyung kesayangannya, ia rela melakukannya.

Taehyun dan Yeonjun berjalan berdua beriringan menuju perpustakaan yang berada tidak jauh dari jalan menuju pintu utama untuk keluar dari Universitas.

“Jam berapa sekarang, Taehyun-ie?” Yeonjun membuka topik pembicaraan agar suasana sedikit menghangat.

Terasa canggung jika salah satu dari keduanya tidak ada yang berbicara, meski terlihat wajar mengingat masa lalu mereka yang terkenal dengan sebutan 'makhluk kutub' di sekolahan.

Taehyun melirik ke arah jam tangannya, “Jam lima lewat lima puluh satu menit.”

Mwo?! Kau seriusan? Astaga, itu berartinya waktu kita tinggal dua menit!”

“Iya, Hyung,”

“Kang Taehyun! Palli-ya!”

“Hmm,”

+x+

“Kau serius ini akan berhasil Hyun? Mengapa aku merasa ini semua kurang meyakinkan ya?”

“Kalau kau tidak yakin, Hyung, lebih baik kita tidak usah melakukannya saja.”

Yeonjun menggeleng dengan cepat, menahan lengan Taehyun yang akan segera pergi. “Tidak! Aku ... Sudah yakin!”

Taehyun tersenyum tipis, “Tapi, sekarang aku yang tidak yakin. Jadi bagaimana dong, Hyung?”

Dengan segera Yeonjun memukul kepala Taehyun sambil tersenyum manis, membuat sang korban meringis kecil. “Kalau kau ingin bercanda, bercandalah di tempat yang seharusnya. Aku jadi heran, cita-cita kau itu ingin menjadi pelawak garing atau menjadi seorang dokter psychology sih?”

“Tentu saja aku ingin menjadi seorang dokter yang hebat dalam bidang psychology. Lagipula, wajah yang seperti ini bukannya lebih cocok menjadi seperti itu ya? Ketimbang menjadi seorang pelawak. Aku terlalu tampan untuk menjadi seorang pelucu.” Taehyun membanggakan dirinya di hadapan Yeonjun yang sedari tadi sudah menahan amarahnya.

“Anak ini, benar-benar mewarisi sifat Beomgyu! Akh! Mengesalkan, tapi manis!” batin Yeonjun.

Yeonjun menatap datar Taehyun, “Ya memang wajahmu lebih cocok menjadi seorang dokter daripada menjadi seorang pelawak. Pelawak mana yang membuat lelucon dengan wajah datar dan membanggakan dirinya sendiri? Kau sama sekali tidak berbakat dalam hal itu, Kang Taehyun.”

“Hmm, setiap orang bukannya memiliki bakatnya tersendiri bukan? Lagipula, aku cukup pintar dalam hal itu kok! Lihatlah wajah ini,” Taehyun mengubah ekspresinya menjadi tersenyum lebar namun tetap terkesan datar.

Seketika itu juga, Yeonjun tertawa gelak. Ia jadi ingat, dulu Soobin pernah melakukan hal itu. “Hahaha! Apa-apaan wajah itu? Kau ini, haish!

Taehyun menatap bola mata coklat milik Yeonjun dengan dalam. Detik kemudiannya, ia tersenyun dan ikut tertawa juga. Yeonjun memeluk tubuh Taehyun dan membawanya ikut jatuh bersama.

Rasa hangat ini, rasa bahagia ini, segala yang mereka rasakan saat ini ... Semuanya adalah rasa yang mereka impikan sejak beberapa tahun yang lalu.

“Hahaha!”

“Hahaha!”

Suara tawa keduanya makin lama, makin memelan dan berhenti. Keduanya saling bertukar tatap, memberitahukan apa yang mereka rasakan dan berakhir dengan suasana yang awkward.

Taehyun membuka ponselnya ketika sebuah getaran kecil terasa di badannya. “Oh! Yeonjun-ie Hyung! Lihat ini!”

Wallpaper depan ponsel milik Taehyun telah menunjukkan bahwa telah memasuki pukul 05

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wallpaper depan ponsel milik Taehyun telah menunjukkan bahwa telah memasuki pukul 05.53 sore.

Yeonjun yang melihatnya, dengan segera ikut mengeluarkan ponselnya. Yeonjun menatap terkejut ke ponselnya, “Taehyun! Lihat! Punyaku juga sama kan?”

 Yeonjun menatap terkejut ke ponselnya, “Taehyun! Lihat! Punyaku juga sama kan?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taehyun mengangguk dan tersenyum. “Hyung, ayo kita lakukan itu sekali lagi! Ayo, kita buat ending yang bahagia!”

Yeonjun bangun, ia mengulurkan tangannya kepada Taehyun. “Ayo! Kita kabulkan segala mimpi yang kita harapkan itu. Bersama dengan lima bintang, kita akan dapat mencapainya.”

“The Dream Chapter:Star. The Special Song:Nap Of A Star.”

“Ayo, kita sempurnakan lagu ini dengan kekuatan terus bersama kita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Ayo, kita sempurnakan lagu ini dengan kekuatan terus bersama kita ini. Bangkitlah, dan buatlah mantra dengan air mata itu. Segalanya, dapat kita ubah jika kita menginginkannya. Gunakan magic sebagai harapannya, dan gunakan eyes untuk melihat rintangannya.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WZEA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang