pt. 5

1.1K 102 16
                                    


betewe makasihh loh udh 1K aja yg baca hiks ternyata ada jg yg baca... buat yg nungguin ni cerita up makasih jg udh mau nunggu maap aks lama up... lop yu dah<3

Jangan lupa di vote pren^^



📍author pov

Dentingan sendok memenuhi keheningan ruangan, kini keduanya tengah menyantap sarapan mereka. Tak ada percakapan diantara mereka, namun sedari tadi Taeyong ingin mengatakan sesuatu tetapi ragu.

"Jaehyun-ssi." Panggil Taeyong memecah keheningan. Jaehyun pun mendongakkan kepalanya menatap Taeyeong sambil menyantap sarapannya. Jaehyun akan selalu begini, berbicara melalui tatapan.

"Bolehkan aku meminta satu hal pada mu?" Tanya Taeyong ragu.

"Apa?" Tanya Jaehyun.

"Apapun yg terjadi nantinya, bisakah kau tidak mencampuri urusan pribadiku? Sebagai gantinya aku juga tidak akan mencampuri urusan pribadimu." Ucap Taeyong.

"Kenapa aku harus menyetujuinya?" Tanya Jaehyun. Bagaimana mungkin ia tidak akan ikut campur dalam urusan pribadi Taeyong. Meskipun Taeyong adalah pengantin pengganti tapi ia tetaplah istrinya.

"Karena urusan pribadiku tidak akan pernah menguntungkanmu." Ucap Taeyong sambil menghentikan kegiatan makannya.

"Baiklah." Jawab Jaehyun singkat kemudian meninggalkan meja makan dan langsung pergi ke kantor tanpa berpamitan dengan Taeyong. Setelah mendengar permintaan Taeyong entah knp ia merasa sangat kesal.

Taeyong pun menghirup nafas lega. Dan membersihkan meja makan. Setelah selesai membersihkan meja mkn ia mengganti pakaiannya lali pergi ke tempat yg telah dia jajikan untuk bertemu dengan Ten.

.....


'Dor... dor... dor...'

bunyi letukan peluru memenuhi ruangan.

Seorang pria  dengan gagahnya memegang pistol mengenakan kaca mata hitam dan penutup telinga, menghalangi bunyi tembakan merusak gendang telinganya.

Saat pria itu hendak melepaskan satu tembakan lagi, seseorang tiba-tiba menepuk pundaknya. Alih alih kehilangan fokus justru pria itu menembak tepat pada sasarannya. Ia melepas kacamata dan penutup telinga lalu menoleh pada orng yg telah mengganggunya.

"Wah, kau masih sama Lee Taeyong. Cara menembakmu masih sangat mengagumkan." Puji seseorang. Sedari tdi yg menembak adalah Taeyong.

Sebenarnya Taeyong adalah pria yg berbahaya. Penembak jitu dengan bayaran termahal. Hanya saja beberapa tahun yg lalu terjadi insiden yg membuatnya berhenti dari dunia kelam itu.

Taeyong akan menjadi pria penurut dirumah, menjadi seseorang yg haus dengan kasih sayang dan akan melakukan apa saja agar dia diperlakukan dengan baik dirumahnya.

"Kau sangat berlebihan Ten." Ucap Taeyong kemudian menaruh pistolnya. Namun anehnya sedari tdi pria disamping Ten tak berhenti menatapnya. Taeyong merasa risih dengan tatapan itu, meskipun tatapan itu adalah tatapan yg dipenuhi dengan kekaguman.

"Dia siapa?" Tanya Taeyong pada Ten sambil melirik pria yg berdiri disamping Ten. Membuat pria itu kaget dan langsung mengalihkan pandangannya.

"Ah benar. Aku lupa, Taeyongie perkenalkan dia Mingyu temanku. Mingyu perkenalkan dia Taey-"

"Aku tau. Aku adalah penggemar beratnya." Ucap Mingyu memotong percakapan Ten. Menatap Ten dengan mata berbinar binar. Mingyu memanglah penggemar berat Taeyong di dunia gelap. Taeyong sangat terkenal karena keahliannya yg menakjubkan.

"Penggemar berat? Hahaha. Kau sangat lucu ternyata." Ucap Taeyong diiringi dengan tawa.

Secara tiba-tiba Minggu mengulurkan tangannya. "Perkenalkan namaku, Kim Mingyu. Panggil aku Mingyu dan kebetulan kita seumuran." Ucapnya penuh semangat memperkenalkan dirinya.

Taeyong mengangkat tangannya dan membalas jabatan tangan Mingyu. "Ah Kim Mingyu. Aku Lee Taeyong, panggil saja aku Taeyong." Balas Taeyong singkat, Taeyong bukanlah tipikal orang yg banyak bicara.

"Mari kita sudahi perkenalan ini. Duduk disana dan bicarakan saja intinya." Ucap Taeyong berjalan menuju sofa yg diikuti oleh Ten dan Mingyu.

"Jadi begini Taeyongie. Kita hanya perlu membawa seseorang kehadapan klien. Namun membawa target kita kali ini tidaklah mudah." Ucap Ten sambil menjelaskannya. Taeyong hanya menganggukkan kepalanya.

Tiba-tiba Taeyong melirik Mingyu. "Mingyu-ssi. Kau, apa kepandaianmu sehingga Ten merekrutmu?" Tanya Taeyong to the poin. Ia tidak ingin memiliki anggota tim yg tidak memiliki kemampuan apa-apa.

"Aku? Aku bisa melakukan semuanya." Ucap Mingyu percaya diri.

"Mari kita lihat apa kategori semuanya bagimu." Balas Taeyong lalu kembali menatap Ten.

"Apa alasannya kali ini?" Tanya Taeyong pada Ten.

"Putri klien kita diperkosa dan dibunuh. Jadi klien kita kali ini meminta kita untuk menangkap pria itu karena ia sudah mencoba melakukannya namun terus saja gagal." Jelas Ten. Taeyong tidak pernah menerima sembarang tugas.

"Dasar bajingan kaparat." Umpat Taeyong.

"Lalu? Apa lagi yg kau tunggu. Tuntaskan secepatnya. Aku tidak ingin berlama-lama dalam tugas kali ini. 24 jam cukup bukan?" Ucap Taeyong. Ia adalah tipe orang yg tidak suka berbelit-belit, ia akan mengerjakan semua tugasnya dalam waktu yg singkat. Itulah salah satu poin plus yg membuat orang-orang sering datang pada Taeyong jika membutuhkan jasanya. Dan ia tidak akan menerima klien dengan alasan yg tidak jelas.

"Baiklah, masalah strategi. Sepertinya Mingyu adalah orang yg paling handal dalam bagian ini." Ucap Ten. Membuat Mingyu merapihkan rambutnya bangga.

Mingyu pun mengatur strategi dengan baik. Ten dan Taeyong mendengarkannya dengan sangat serius. Jika masalah strategi Mingyu memang handal. Bukan hanya itu keahlian Mingyu tak berhenti disana. Taeyong menganggukkan kepalanya mendengar strategi yg dirancang Mingyu.

"Baiklah, aku mengerti. Mari kita mulai operasinya besok. Untuk kau Ten. Lacak keberadaan kaparat itu. Cari tau ia pergi kemana besok." Perintah Taeyong yg diangguki oleh Ten.

"Sekian untuk hari ini. Besok mari bertemu lagi disini." Ucap Taeyong mengakhiri percakapan mereka. "Aku pulang terlebih dahulu. Sampai jumpa besok, dan untuk Mingyu-ssi. Siapkan mental mu besok. Tennie pastikan besok kau baik-baik saja, jangan mengecewakan klien. Dan aku tidak mau kau menyusahkan kita saat operasi nanti." Ucap Taeyong membuat Mingyu memanyutkan bibirnya saat Taeyong meremehkan kemampuannya. Sedangkan Ten, ia hanya mengangguk. Ten tau itu bentuk keperdulian Taeyong padanya. Meskipun Taeyong menyampaikannya dengan cara yg sedikit tidak mengenakan didengar.

Setelah mengatakan itu Taeyong pergi dari sana dan menuju pulang.



TBC!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REPLACEMENT [ Jaeyong ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang