2

4 3 0
                                    


'oh shit, sial lagi gua.' Batin Zee.

Renjun pun langsung nampak didepan mata Zee.

"tadi kamu bilang apa?" Tanya Renjun.

"gak bilang apa-apa kak." Jawab Zee sambil nunduk.

"oh gak bilang apa-apa." Ujar Renjun sambil senyum dan berjalan ke depan.

"Buat Zeelyn, kamu saya tambah jadi satu setengah jam." Kata Renjun yang membuat Zee terkejut. 

"Loh kok gitu kak?" Jawab Zee dengan muka memelas.

Namun Renjun hanya menghiraukan pertanyaan Zee dan melanjutkan tugasnya yaitu mengawasi yang lain.

'sumpah masa gak boleh ngomong sih? gunanya apa gua punya mulut, setan.' Kata Zee dalam hati yang semakin kesal dengan semua ini.

08.00

Siswa yang terlambat boleh memasuki kelas masing-masing, kecuali Zee.

Azil sebenarnya gak enak hati buat ninggalin Zee sendirian di lapangan, tapi Renjun memaksa mereka masuk ke kelasnya.

Sekarang di lapangan hanya sisa Claudy, Renjun dan Zee.

Zee mulai berkeringat dan merasa lemas, dia belum sarapan bahkan setetes air pun belum masuk ke tubuhnya.

Matahari yang mulai menyengat sangat menyiksa Zee. Ditambah lagi Renjun dan Claudy yang hanya diam tak berkutik.

"Kamu sampai jam setengah 9 ya." Kata Claudy.

Zee pun hanya bisa mengangguk, sudah tidak punya tenaga untuk berbicara. Bahkan mengangkat kepala nya saja sudah berat. Zee memilih untuk nunduk dari tadi.

Namun lama-kelamaan dia merasakan ada yang keluar dari hidung, darah. Spontan dia langsung mengangkat mukanya dan mengelap darah itu pakai tangan.

"k-kamu mimisan?" Tanya Claudy yang langsung menghampiri Zee dengan muka khawatir.

Claudy sebenarnya juga tidak tega melihat Zee dijemur seperti itu.

Kepala Zee langsung pusing 7 keliling, matanya yang makin gelap dan tidak bisa lihat apa-apa dan tubuhnya yang semakin lemas.

"Renj-!" Belom selesai Claudy berteriak, Renjun sudah menopang tubuh Zee lalu menggendongnya menuju UKS.

Disaat itu juga Zee benar-benar pingsan.

-

Bel pulang sekolah berbunyi, anak-anak pun mulai berlalu lalang di lorong sekolah.

Azil pun menyusuri lorong menuju UKS untuk melihat kondisi Zee sekarang. Karena sejak pagi, Azil tidak sempat ke UKS. Dia sibuk untuk mengurusi presentasi kelas.

Azil membuka pintu UKS, dan tidak ada siapa-siapa disana. Ia mencari kesana kemari untuk mencari Zee, namun hasilnya nihil.

'apa Zee udah pulang?' Tanya Azil dalam hati.

Azil akhirnya mencari Zee di luar UKS. Mencari dikantin, di ruang band, di ruang MPK, di gerbang sekolah, tetap gak ada Zee.

Di telpon pun tidak diangkat, karena Azil khawatir ia terus mencari Zee. Saking terburu-buru nya, Azil sampai menabrak orang.

"M-maaf kak, maaf." Ucap Azil spontan karena gara-gara tertabrak Azil, kertas-kertas yang dibawa orang itu berhamburan.

Azil pun membantu untuk membereskan kertas-kertas tersebut.

Ketika sudah beres, orang itu menatap Azil.

'Demi apa sih anjrit, kenapa harus nabrak dia?' Heran Azil.

"hmm maaf kak saya ga sengaja karena saya lagi buru-buru." Ucap Azil seperti orang gugup.

Namun orang itu hanya diam saja.

"kak jeno, maaf ya hehe." Ucap Azil dengan hehe nya biar tidak canggung.

Lee jeno, cowok ini duduk dibangku kelas 3. Jeno memiliki muka yang sangat imut apalagi pas senyum, karena memiliki eyesmile. Tapi walaupun imut, dia memiliki tubuh yang atletis, maka dari itu dia ketua basket di SMA. Jeno jarang marah karena dia selalu senyum sama orang. Entah dihatinya marah tapi mukanya senyum, atau memang beneran gak bisa marah.

"Iya dek, santai aja." Jawab Jeno dengan senyum lucu nya.

'woi gemes banget anjrit.' Batin Azil.

"JENO!" Seseorang teriak dari belakang Jeno.

Jeno dan Azil pun langsung menengok ber- barengan.

"Apaan Ren?" Tanya Jeno yang melihat Renjun menghampirinya.

"Ke Cafe dulu yuk bro, gabut gua kalo langsung pulang." Ujar Renjun.

Lalu Renjun tersadar disitu ada Azil.

"Eh lu kan yang tadi telat." Ucap Renjun sambil melihat Azil.

"Hehe iya kak." Jawab Azil dengan malu.

"Lu ngapain Jen berduaan sama dia? Idih najis lu punya cewek nih sekarang?" Tanya Renjun.

"Kaga anjir, tadi dia ga sengaja nabrak gua karena buru-buru." Jawab Jeno dengan senyumnya lagi.

"oh, lu kenapa buru-buru?" Tanya Renjun kepada Azil.

"hmm itu, Zee ngga ada di UKS. Saya udah nyari di kantin, ruang band, ruang MPK, bahkan di gerbang sekolah pun ngga ada." Jawab Azil panjang.

Renjun seketika diam, entah apa yang membuat dia tiba-tiba tidak berkutik. Biasanya dia tidak ingin mencampuri urusan orang, bahkan bisa dibilang bodo amatan.

Makanya teman-teman Renjun bingung, kenapa dia bisa kepilih menjadi ketua OSIS.

"Gua bantu cari." Kata Renjun yang langsung jalan melewati Jeno dan Azil.

"GAJADI KE CAFE BRO?" Tanya Jeno sambil teriak.

Namun Renjun hanya menggelengkan kepala.

"Yaudah kak, saya mau cari Zee dulu ya kak. Permisi." Ucap Azil sopan dan langsung melewati Jeno.

'ada apa ini miskah, kok gua jadi deg-degan kalo liat Kak Jeno.' Gumam Azil.

────── 〔✿〕──────

────── 〔✿〕──────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lee Jeno

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Coming HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang